Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Deffy Ruspiyandy

Bersikap Bijak Menghargai PIlihan Orang Lain

Politik | Monday, 16 Oct 2023, 17:11 WIB

Ketika kita yang hidup di lingkungan dengan keaneka ragaman yang ada di dalamnya, tentu akan memunculkan sesuatu yang biasanya berbeda dengan diri kita. Agenda lima tahun sekali yang disebut Pemilu tentu akan rentan dengan usaha menunjukkan siapa yang terbaik dalam pilihannya. Terkadang akibatnya justeru malah terjadi gesekan yang tak karuan dan dalam skala besar menimbulkan konflik yang berkepanjangan bahkan Pemilu lalu sampai menjelang Pemilu saat ini.

Sumber Foto : (KOMPAS.com/Vanya Karunia Mulia Putri)

Mengapa hal itu bisa terjadi ? Kebanyakan dari orang yang ada selalu mengedepankan egonya dan merasa paling benar. Oleh karenanya, saat bicara parpol atau calon Presiden dan wapresnya yang hendak dipilih tentunya harus didasari dengan sejumlah pengetahuan. Artinya, siapapun yang bicara semua ini harus didasari dengan fakta dan wawasan yang cukup. Sehingga ketika berbicara semuanya tampak kejelasan-kejelasan yang mampu membuat orang terbuka pikirannya tentuang sebuah kebenaran walaupun tentu pada akhirnya pilihan akan kembali kepada yang bersangkutan.

Kadang kita dibikin repot dengan orang-orang yang hadir justeru merasa pilihannya yang paling baik sementara pilihan orang lain lebih buruk dari dirinya. Sebenarnya hal itu tak perlu sebenarnya terjadi jika ada sebuah kesantunan dari siapapun untuk menghormati pilihan orang lain. Apapun parpolnya atau capres dan wapresnya selama disahkan oleh UU maka sah-sah saja untuk dipilih.

Kalaupun kita cenderung mendukung salah satu parpol dan mendukung capres-cawapres maka yang harus diperhatikan adalah tetap menjaga kebersamaan diri kita sebagaiw arga negara dengan tidak menjelek-jelekkan pihak lain. Tetapi dikarena wawasan dan pengetahuan sebagian masyarakat kita yang terbatas tetap saja hal ini selalu terjadi sehingga satu dengan yang lainnya tak bisa menghindari konflik yang pada akhirnya menjadi permusuhan.

Maka itu pendidikan politik yang mumpuni dalam upaya mendukung melek politik seluruh angota masyarakat haruslah dijalankan sebaik mungkin agar pada pesta demokrasi itu tidak terjadi konflik. Seringkali karena kondisi seperti terjadi pula fitnah, ghibah serfta tersebar banyak berita bohong untuk membuat pihak lain tercoreng nama baiknya. Sesungguhnya itu perbuatan tercela dan merugikan banyak orang. Seyogyanya kita mesti mampu meredam nafsu seperti itu agar tercipta suasana yang kondusif, aman dan juga damai. Kita hidup dalam kebersamaan. Jadi tak elok jika dikotori dengan kepentingan sesaat yang jauh dari kebaikan.

Bukan itu saja, teladan yang baik dari tokoh-tokoh politik dan juga dari capres dan cawapresnya perlu menunjukkan sikap yang santun dan juga bisa menghargai kompetitor dan juga pendukungnya. Jika hal ini mampu tercipta secara baik dapat dipastikan bahwa konflik-konflik yang ada dapat diminimalisir. Sehingga kehidupan berbangsa dan bernegara dapat terjaga dengan baik serta mengutamakan persatuan dan kesatuan di atas segalanya.

Oleh sebab itu, semua ini harus mendapat dukungan dari berbagai pihak untuk bisa menekan hal-hal yang bisa membuat perbedaan semakin lebar. Di sini perlu ada upaya saling memahami bahwa di Pemilu kita memang mesti berkompetisi dengan cara yang sehat sehingga hasilnya akan sehat dan mampu memberi sumbangsih berarti bagi bangsa ini untuk bisa mencapai kemajuan yang diharapkan selama ini.***

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image