Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nurul Khoiriyah

Pengidap Diabetes tidak Bisa Mendapat Barakah Madu?

Agama | Monday, 16 Oct 2023, 09:22 WIB

Pengidap Diabetes Tidak Bisa Mendapat Barakah Madu?
Akhir-akhir ini kita banyak menemui orang yang menderita sakit diabetes. Hal ini memicu keprihatinan dari banyak orang. Kita bisa menghindari penyakit ini dengan pola hidup sehat, salah satunya dengan pola hidup nabi. Nabi sangat menganjurkan untuk mengonsumsi madu dalam kehidupan sehari-hari karena banyaknya manfaat yang dikandung. Sampai-sampai saking istimewanya madu ditulis di dalam al quran. Namun, apakah pengidap diabetes tidak bisa mengonsumsi madu?
Pengertian Diabetes
Diabetes adalah penyakit berat yang disebabkan oleh tingginya kadar gula dalam darah. Gula atau glukosa merupakan sumber energi utama bagi tubuh untuk melakukan berbagai mekanisme di dalam tubuh. Cara kerjanya yaitu glukosa yang berlebih diubah menjadi glikogen yang dibantu oleh hormon insulin, nantinya glikogen ini akan disimpan di dalam hati, ketika tubuh membutuhkan energi maka akan diambil glikogen tersebut baru kemudian dipecah menjadi glukosa dan dibakar menjadi energi. Nah, dalam hal ini, orang yang tidak mempunyai atau kekurangan hormon insulin akan terganggu mekanismenya dalam mengubah glukosa menjadi glikogen, sehingga di dalam darahnya akan ada banyak glukosa yang menumpuk dan tidak diubah menjadi ATP atau energi dengan baik. Dan akhirnya ada yang dibuang ke urin, jadilah diabetes atau kencing manis. Akan tetapi, selain karena faktor ini, ada juga faktor-faktor lain yang tidak bisa dikontrol seperti halnya keturunan.
Pengertian Madu
Madu adalah cairan kental berwarna kuning keemasan yang memiliki rasa manis, madu dihasilkan oleh lebah, jadi prosesnya yaitu lebah mengisap nektar yang didalamnya terdapat cairan manis, kemudian cairan ini disimpan di sarangnya untuk kemudian diolah sebagai cadangan makanan mereka. Nah, kemudian sakarida diubah oleh lebah menjadi madu dengan pengunyahan berkali-kali. Setelah itu, sakarida masih mengandung banyak air, tahapan ini masih belum menghasilkan madu, dengan air liur lebah yang mengandung banyak enzim sehingga mengubah nektar menjadi fruktosa, kemudian masih diperlukan penguapan agar bisa dihasilkan madu murni yang nantinya akan menjadi cadangan makanan mereka, biasanya penguapan ini terjadi karena kipasan sayap lebah. Hingga lama kelamaan nantinya madu akan matang dengan kandungan air maksimal 20%.
Madu di dalam Alquran dan kandungannya
Betapa berkhasiat dan uniknya madu sehingga juga disebut di dalam Alquran, khususnya di dalam surat An-Nahl ayat 68 dan 69 "Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibuat manusia." (QS. 16:68)
"Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan." (QS. 16:69).
Kandungan nutrisi pada madu diantaranya yaitu karbohidrat dalam bentuk fruktosa, protein, vitamin, mineral, enzim, fitonutrien dan polifenol termasuk flavonoid. Seperti disebutkan di dalam Alquran, madu memiliki banyak sekali manfaat diantaranya :Meningkatkan imunitas, kandungan fitonutrien dalam madu dapat memperkuat imun dalam tubuh.Menangkal radikal bebas, kandungan vitamin dan zat-zat lainnya dalam madu merupakan antioksidan yang fungsinya menangkal radikal-radikal bebas yang menyebabkan kerusakan jaringan.Menjaga kesehatan jantung, kandungan yang ada pada madu juga dapat memperlancar aliran darah dan mencegah terjadinya aterosklerosis, serta dapat mengurangi lemak dan kolesterol dalam darah sehingga sangat membantu kerja jantung.Sebagai pengganti gula, madu memiliki rasa manis yang khas dan bisa dijadikan opsi sebagai pengganti gula.Membantu mempercepat penyembuhan luka, madu memiliki khasiat yang sangat banyak, seperti membantu menyingkirkan jaringan yang mati, membunuh bakteri ketika terjadi peradangan, dan membantu membentuk kulit baru untuk menutup luka.
Apakah madu boleh dikonsumsi oleh orang yang terkena diabetes?
Sebelumnya telah dibahas bahwa madu adalah pengganti gula yang sangat bermanfaat. Selain itu, madu juga termasuk obat yang disarankan oleh Alquran, karena mengandung banyak nutrisi dan barakahnya. Akan tetapi, apakah ini akan menjadi pantangan bagi orang-orang penderita diabetes untuk menghindari madu? Mengingat madu termasuk makanan manis, yang umumnya harus dikurangi jumlah konsumsinya oleh orang yang menderita diabetes. Lalu, bagaimana? Apakah tidak boleh bagi penderita diabetes untuk mengonsumsi madu? Bukankah madu ada dalam Alquran? Apakah penderita diabetes tidak bisa mendapatkan khasiat madu? Sebenarnya, larangan mengonsumsi gula pada penderita diabetes bukan suatu kemutlakan, manusia tetap harus ada asupan gula, hanya saja untuk penderita diabetes harus mengontrol dan mengurangi kadar konsumsinya. Terkadang ada penderita yang benar-benar menyetop konsumsi gula, ini juga tidak baik, karena dapat menimbulkan hipoglikemik, atau turunnya kadar gula dalam darah yang juga bisa menyebabkan lemas, pusing, berkeringat dingin, sampai pingsan. Maka dari itu, untuk mengonsumsi madu sendiri bagi penderita adalah bisa dan boleh-boleh saja, karena jenis gula yang terkandung dalam madu yaitu fruktosa, jenis gula ini tidak secara ekstrem menaikkan kadar gula darah sehingga boleh dikonsumsi secara normal atau tidak terlalu banyak. Akan tetapi, kepada penderita diabetes dalam mengonsumsi gula harus tetap dalam pemantauan dan kontrol dari dokter.
Nurul Khoiriyah MawardiMahasiswi Fakultas Kedokteran UII

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image