Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Wahyu dan Aqidah: Kunci Pemahaman Islam yang Lurus

Agama | Sunday, 15 Oct 2023, 15:26 WIB
Dokumen Republika.co.id

Al-Qur'an adalah petunjuk bagi mereka yang bertakwa, yang termasuk dalam kategori ini adalah "mereka yang beriman kepada yang ghaib." Sebagian ulama mentafsirkan bahwa ini mencakup keyakinan terhadap Allah, para malaikat, kitab-kitab suci, para rasul, Hari Akhir, surga, neraka, perjumpaan dengan Allah, kehidupan pasca kematian, dan hari kebangkitan. Semua hal ini merupakan perkara ghaib yang hanya bisa dipahami melalui wahyu, yaitu al-Qur'an dan Hadits. Dalam pandangan Ahli Sunnah wal Jama'ah, aqidah hanya dapat dipahami melalui wahyu, karena akal manusia tidak mampu meraba-raba tentang perkara ghaib.

Apa yang termasuk dalam aqidah Islam adalah hal-hal yang berkaitan dengan keyakinan dan kepercayaan yang bersifat gaib, seperti keyakinan terhadap Allah yang tidak dapat dilihat oleh mata manusia. Keyakinan ini bukanlah sesuatu yang bisa dibuktikan dengan akal manusia, melainkan harus diterima berdasarkan wahyu.

Landasan aqidah dalam Islam adalah wahyu, baik yang terdapat dalam al-Qur'an maupun dalam Hadits. Wahyu ini menjadi pijakan utama dalam memahami aqidah Islam. Keyakinan-keyakinan dalam aqidah, seperti keyakinan terhadap Allah, malaikat, kitab-kitab suci, rasul-rasul, dan perkara-perkara gaib lainnya, tidak dapat dipahami melalui akal manusia. Oleh karena itu, wahyu menjadi satu-satunya sumber yang dapat dijadikan landasan dalam memahami aqidah.

Akal manusia tidak mampu meraba-raba tentang perkara-perkara gaib ini. Manusia tidak mungkin dapat mengetahuinya kecuali melalui wahyu yang telah diberikan oleh Allah. Wahyu, dalam hal ini al-Qur'an dan Hadits, adalah penjelasan dan petunjuk mengenai perkara-perkara gaib ini. Oleh karena itu, akal manusia mesti tunduk kepada dalil-dalil yang terdapat dalam wahyu dan mengimani serta membenarkannya.

Pentingnya pemahaman aqidah yang lurus juga terkait dengan pemahaman para Sahabat Rasulullah. Para Sahabat memiliki pemahaman yang lurus tentang aqidah, ilmu yang mendalam, dan tingkat ketakwaan yang tinggi. Mereka merupakan generasi yang beruntung karena langsung menerima ajaran-ajaran Islam dari Nabi Muhammad secara langsung. Mereka juga berjuang bersama Nabi dalam membela Islam dan menyebarkannya.

Generasi Sahabat ini memiliki keutamaan-keutamaan besar di mata Allah. Setelah mereka memperoleh keutamaan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka berjuang dengan sepenuh hati untuk menyebarkan Islam. Mereka adalah orang-orang yang paling semangat dalam melaksanakan kebaikan dan menjalankan ajaran Islam. Oleh karena itu, pemahaman mereka menjadi rujukan yang sangat penting dalam memahami al-Qur'an dan Hadits.

Kemampuan mereka untuk memahami ajaran Islam dengan baik, langsung dari Nabi Muhammad, membuat pemahaman mereka menjadi landasan yang kuat dalam memahami al-Qur'an dan Hadits. Mereka tidak hanya mendengar ajaran-ajaran Islam dari Nabi, tetapi mereka juga melihat bagaimana Nabi mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pemahaman mereka tentang aqidah dan ajaran Islam adalah salah satu rujukan utama dalam Islam.

Pemahaman para Sahabat juga terjaga dari pengaruh-pengaruh yang dapat menyebabkan penyimpangan. Mereka hidup di masa Nabi dan menjadi saksi langsung terhadap tindakan dan perkataan beliau. Oleh karena itu, pemahaman mereka sangat murni dan tidak terpengaruh oleh pemikiran-pemikiran sesat. Generasi Sahabat inilah yang menjadi teladan dalam pemahaman aqidah yang lurus.

Selain itu, para Sahabat juga mengambil peran penting dalam menyampaikan ajaran Islam ke generasi berikutnya. Mereka menjadi guru-guru bagi para tabi'in (generasi berikutnya setelah Sahabat) dan mengajarkan pemahaman yang mereka terima dari Nabi Muhammad. Dengan demikian, pemahaman aqidah yang lurus terus menerus terjaga dan disampaikan kepada generasi berikutnya.

Kesimpulannya, pemahaman aqidah dalam Islam hanya dapat diperoleh melalui wahyu, baik al-Qur'an maupun Hadits. Perkara ghaib dalam aqidah, seperti keyakinan terhadap Allah, malaikat, kitab-kitab suci, rasul-rasul, dan perkara-perkara lainnya, hanya dapat dipahami melalui wahyu. Para Sahabat Rasulullah memiliki pemahaman yang lurus dan merupakan teladan dalam pemahaman aqidah.

Pemahaman mereka yang murni dan tidak terpengaruh oleh pemikiran sesat menjadikan mereka sebagai rujukan utama dalam memahami al-Qur'an dan Hadits. Generasi Sahabat ini berperan penting dalam menyampaikan ajaran Islam kepada generasi berikutnya, sehingga pemahaman aqidah yang lurus terus terjaga dan terwariskan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image