Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Memperkuat Ukhuwwah Imaniyyah dalam Kehidupan Kontemporer

Agama | Wednesday, 11 Oct 2023, 05:24 WIB
Dokumen Hidayatullah.com

Ukhuwwah Imaniyyah adalah istilah yang merujuk pada persaudaraan iman antara umat Muslim. Persaudaraan ini adalah salah satu fondasi penting dalam Islam dan harus dijaga dengan penuh kehati-hatian. Namun, sayangnya, ada banyak sebab yang dapat mengoyak hak-hak ukhuwwah imaniyyah, mengancam persatuan, dan merusak hubungan sesama Muslimin. Di antara sebab yang paling merusak adalah perilaku sewenang-wenang, perbuatan zalim, dan pengambilan hak-hak sesama Muslim.

Sewenang-wenang terhadap sesama Muslimin adalah tindakan yang sangat merugikan ukhuwwah imaniyyah. Hal ini bisa terjadi melalui perkataan atau perbuatan. Misalnya, saat seseorang memandang rendah atau meremehkan sesama Muslim, mengkritik mereka tanpa alasan yang benar, atau bahkan mencoba mengungkit kesalahan mereka. Tindakan semacam ini merusak hubungan antar-Muslim dan menciptakan ketidakpuasan serta rasa tidak hormat di antara mereka.

Selain itu, merampas hak-hak sesama Muslim adalah tindakan yang sangat dilarang dalam Islam. Hak-hak ini mencakup hak atas harta benda, martabat, dan harga diri. Ketika seseorang mengambil hak-hak ini secara zalim, mereka tidak hanya melanggar prinsip-prinsip ukhuwwah imaniyyah, tetapi juga melanggar prinsip-prinsip keadilan dalam Islam. Hal ini bisa terjadi dalam berbagai bentuk, seperti penipuan, pencurian, atau pengambilalihan tanpa izin.

Dalam banyak kasus, tindakan sewenang-wenang dan merampas hak sesama Muslim disebabkan oleh bisikan hati. Bisikan hati adalah dorongan negatif dalam diri seseorang yang mempengaruhi tindakan dan sikap mereka terhadap sesama Muslim. Bisikan hati ini bisa berupa dengki, iri, atau hasad, yang semuanya merupakan tindakan yang dilarang dalam Islam. Rasulullah telah memperingatkan umatnya tentang bahaya bisikan hati ini dan mengajarkan untuk menjauhinya.

Rasulullah bersabda: "Janganlah kalian saling dengki jangan mengecoh (yaitu pura-pura menawar barang dengan tinggi, agar orang membelinya dengan harta tinggi), saling membenci, saling memutuskan hubungan Dan jangan kalian menjual sesuatu yang telah dijual kepada orang lain. Dan jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang Muslim adalah saudara Muslim lainnya la tidak menzhaliminya, tidak mengabaikannya, tidak menghinanya." (HR. Muslim)

Rasulullah juga menegaskan pentingnya menjaga ukhuwwah imaniyyah dengan menunjuk ke dada Beliau tiga kali sambil berkata, "Takwa itu di sini!" Ini adalah peringatan keras untuk menghindari tindakan merendahkan atau menghina sesama Muslim.
Lebih jauh, Rasulullah menjelaskan bahwa setiap Muslim harus melindungi hak-hak Muslim lainnya. Ini termasuk hak atas darah, harta, dan kehormatan. Artinya, sebagai umat Muslim, kita memiliki kewajiban moral untuk melindungi satu sama lain dan tidak melakukan tindakan yang merugikan sesama Muslim.
Namun, sayangnya, dalam realitas kehidupan sehari-hari, tidak selalu semua umat Muslim mengamalkan arahan dan wasiat Nabi ini. Ada kasus di mana perselisihan, pertengkaran, dan bahkan tumpahan darah terjadi di antara sesama Muslim. Hal ini sering kali disebabkan oleh masalah dunia, seperti persaingan ekonomi, politik, atau sengketa atas harta benda.

Tindakan sewenang-wenang, perampasan hak, dan perpecahan dalam ukhuwwah imaniyyah adalah masalah yang perlu segera diatasi oleh umat Muslim. Untuk itu, ada beberapa langkah yang perlu diambil untuk memulihkan dan memperkuat persaudaraan iman di antara umat Islam.

Pertama, pendidikan dan kesadaran tentang pentingnya ukhuwwah imaniyyah harus ditingkatkan. Para ulama, pemimpin masyarakat, dan orang tua perlu memastikan bahwa generasi muda memahami nilai-nilai persaudaraan iman dan akibat buruk dari tindakan sewenang-wenang dan zalim terhadap sesama Muslim.

Kedua, penting untuk mempromosikan budaya dialog dan toleransi di antara sesama Muslim. Perselisihan dan konflik tidak dapat dihindari sepenuhnya, tetapi cara menyelesaikannya dapat dibimbing oleh prinsip-prinsip keadilan dan kebaikan.

Ketiga, perlu ada mekanisme penyelesaian sengketa yang adil dan efektif. Umat Muslim perlu memiliki lembaga atau prosedur yang dapat digunakan untuk menyelesaikan perselisihan secara damai, tanpa merusak ukhuwwah imaniyyah.

Keempat, umat Muslim harus berusaha menjauhkan diri dari bisikan hati negatif seperti dengki dan iri. Ini bisa dicapai melalui introspeksi diri, kesadaran diri, dan berdoa agar hati kita terhindar dari kecenderungan negatif.
Kelima, penting untuk mempromosikan nilai-nilai keadilan, solidaritas, dan saling tolong-menolong di antara umat Muslim. Ini akan membantu membangun ukhuwwah imaniyyah yang kuat dan harmonis.

Saat ini, umat Muslim di seluruh dunia dihadapkan pada berbagai tantangan dan konflik. Lebih dari pernah, penting bagi mereka untuk bersatu, menjaga ukhuwwah imaniyyah, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama yang lebih besar. Dengan memahami betapa berharganya persaudaraan iman dan menghindari perilaku sewenang-wenang serta zalim terhadap sesama Muslim, umat Islam dapat memperkuat ukhuwwah imaniyyah dan menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan damai.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image