Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Hamza Mubarak

Bullying di Kampus dan Dampaknya terhadap Kesehatan Mental Mahasiswa

Edukasi | 2023-10-08 17:31:25
Dibuat oleh Dalle-E 3, Berdasarkan Kejadian Nyata.
Dibuat oleh Dalle-E 3, Berdasarkan Kejadian Nyata.

Dalam era modern ini, ketika teknologi dan informasi berkembang dengan pesat, masalah perundungan di lingkungan pendidikan, khususnya di kampus, tetap menjadi isu yang mengkhawatirkan. Meskipun kampus seharusnya menjadi tempat yang aman bagi setiap mahasiswa, pada kenyataannya, banyak mahasiswa yang menjadi korban perundungan.

Memahami Bullying

Bullying adalah perilaku negatif yang ditujukan untuk menyakiti atau mengintimidasi individu lain. Ini bukan hanya sekedar "candaan" atau "sindiran", tetapi sebuah tindakan yang disengaja dan berulang-ulang yang dapat menyebabkan luka emosional atau fisik pada korban. Sayangnya, banyak pelaku yang merasa bahwa tindakan mereka tidak berdampak besar, padahal kenyataannya sangat merusak bagi korban.

Jenis-jenis Bullying di Kampus:

Bullying, sebuah isu yang kian menyebar di tengah masyarakat kita, menampakkan diri dalam beragam wujud, sebagian besar telah dikenali oleh masyarakat pada umumnya. Walaupun metodenya beragam, motif yang melatarbelakangi sering kali bersumber dari kombinasi kompleks antara faktor psikologis, sosial, dan kultural. Pendorong di balik tindakan perundungan ini dapat bervariasi, mulai dari keinginan untuk mendominasi hingga rasa tidak aman yang mendalam. Mengakui sifat berlapis dari bullying adalah kunci dalam menangani inti permasalahannya dan menyusun strategi pencegahan yang efektif.

  1. Bullying Fisik:
    Lebih dari sekedar kontak fisik, ini meliputi pukulan, tendangan, atau bahkan tindakan merusak properti pribadi korban. Pelaku seringkali menggunakan kekerasan fisik untuk menunjukkan dominasi mereka.

  2. Bullying Verbal:
    Kata-kata bisa menyakitkan. Menghina, mencemooh, atau bahkan mengancam dapat meninggalkan bekas luka emosional yang mendalam pada korban, terkadang lebih dalam dari luka fisik.

  3. Bullying Sosial atau Relasional:
    Dalam bentuk ini, pelaku berusaha merusak reputasi atau hubungan sosial korban. Misalnya dengan menyebarkan gosip atau membuat korban terisolasi dari teman-temannya.

  4. Cyberbullying:
    Dalam era digital, bullying juga merambah ke dunia maya. Pelaku menggunakan media sosial, pesan teks, atau email untuk mengintimidasi, menghina, atau bahkan mengancam korban.

Dampak Bullying terhadap Kesehatan Mental:

Pelecehan adalah masalah yang merajalela yang dapat berdampak mendalam pada kesehatan mental seseorang. Mereka yang menjadi korban pelecehan dapat mengalami berbagai efek emosional dan psikologis, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Korban sering berjuang dengan perasaan kesedihan, kesepian, dan rendah diri. Seiring waktu, pelecehan berulang-ulang dapat menyebabkan kecemasan kronis, depresi, bahkan pemikiran atau kecenderungan bunuh diri. Stres dan trauma dari menjadi korban pelecehan dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi, mempengaruhi negatif kinerja akademik dan pekerjaan. Selanjutnya, pelecehan dapat menghasilkan perasaan kerentanan yang meningkat, menyebabkan kesulitan dalam membentuk hubungan yang saling percaya di kemudian hari. Bekas luka dari pengalaman pelecehan dapat bertahan hingga dewasa, menyoroti pentingnya mengatasi dan mencegah pelecehan di semua lingkungan.

Bullying bukan hanya menyebabkan luka fisik, tetapi juga dampak psikologis yang mendalam.

  1. Trauma:
    Perasaan takut, cemas, dan tidak aman bisa menetap lama dalam diri korban, bahkan setelah tindakan bullying berakhir.

  2. Stres dan Kecemasan:
    Menghadapi bullying dapat menyebabkan stres berlebihan dan kecemasan yang konstan, yang berdampak pada kesejahteraan emosional dan fisik korban.

  3. Depresi:
    Diriwayatkan bahwa korban bullying memiliki risiko lebih tinggi mengalami depresi, yang bisa berujung pada pikiran atau tindakan bunuh diri.

  4. Gangguan Makan:
    Sebagai bentuk coping mechanism, beberapa korban mungkin mengembangkan gangguan makan, seperti anoreksia atau bulimia.

Solusi dan Pencegahan:

Mengatasi bullying memerlukan pendekatan komprehensif.

  1. Pendidikan dan Kesadaran:
    Seluruh komunitas kampus harus dilibatkan dalam program edukasi tentang bullying, termasuk mengenali tanda-tandanya dan cara pencegahan.

  2. Kebijakan Tegas:
    Setiap kampus perlu memiliki kebijakan anti-bullying yang jelas dan sanksi tegas bagi pelaku.

  3. Dukungan bagi Korban:
    Korban bullying harus mendapatkan dukungan penuh, termasuk akses ke layanan konseling.

  4. Membentuk Lingkungan Positif:
    Mengembangkan budaya rasa hormat dan inklusivitas di kampus adalah kunci pencegahan bullying.

Bullying memberikan dampak jangka panjang, tidak hanya mempengaruhi kesejahteraan individu secara langsung, tetapi juga membentuk dinamika komunitas universitas serta lintasan masa depan mereka yang terlibat. Universitas yang tercoreng oleh perundungan yang merajalela seringkali mengalami penurunan prestasi akademik, reputasi yang menurun, dan keterlibatan mahasiswa yang berkurang. Bagi individu, luka dari perundungan dapat menghambat pertumbuhan pribadi dan profesional, berpotensi mengakibatkan peluang yang terlewatkan dan potensi yang tidak tercapai di tahapan kehidupan selanjutnya.

Penutup

Bullying adalah masalah serius yang memerlukan perhatian dari seluruh komunitas kampus. Dengan pendidikan, kebijakan yang tegas, dan dukungan yang kuat, kita dapat membantu mencegah bullying dan melindungi kesejahteraan mahasiswa.

Oleh:

Muhammad Hamza Mubarak
, student at the Faculty of Medicine,
Islamic University of Indonesia

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image