Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Doa, Usaha, dan Berjuang: Menuju Kebaikan dalam Islam

Agama | Thursday, 05 Oct 2023, 15:00 WIB
Dokumen Republika.co.id

Kehidupan manusia adalah perjalanan panjang yang dipenuhi dengan berbagai pilihan dan tindakan. Tujuan utama dalam kehidupan ini adalah meraih kebaikan dan menjauhi keburukan. Ketika seseorang berhasil mencapai kebaikan, bahagia akan menjadi teman setianya. Namun, jika sebaliknya, jika seseorang terjebak dalam perbuatan buruk, kesedihan akan menghampiri hidupnya. Pada dasarnya, manusia cenderung mencari kebaikan karena itu adalah landasan hidup mereka.

Allah telah memberikan petunjuk yang jelas mengenai prinsip ini dalam Al-Quran. Dalam surat An-Naml (27:89-90), Allah berfirman, "Barangsiapa yang membawa kebaikan, maka ia memperoleh (balasan) yang lebih baik darinya, sedang mereka itu adalah orang-orang yang aman tenteram daripada kejutan yang dahsyat pada hari itu. Dan barangsiapa yang membawa kejahatan, maka disungkurkanlah muka mereka ke dalam neraka. Tiadalah kamu dibalasi, melainkan (setimpal) dengan apa yang dahulu kamu kerjakan."

Ini adalah prinsip dasar dalam Islam bahwa tindakan manusia akan dibalas sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan. Ini menciptakan dorongan alamiah bagi manusia untuk selalu berusaha meraih kebaikan dan menjauhi keburukan.

Bukti Taufiq dari Allah

Salah satu tanda bahwa seseorang telah mendapatkan taufiq (bimbingan) dari Allah SWT adalah bahwa dia selalu termotivasi untuk berusaha melaksanakan seluruh amalan yang mendekatkannya kepada Allah. Ini berarti seseorang tidak hanya berhenti pada pemahaman iman, tetapi juga mencari ilmu tentang hukum-hukum Allah. Selain itu, dia mengerahkan semangatnya untuk meraih kebaikan, memperbanyaknya, dan menjauhi semua bentuk keburukan.

Doa sebagai Sarana

Dalam menjalani hidupnya, seorang Mukmin senantiasa berdoa kepada Allah. Salah satu doa yang sering mereka panjatkan adalah, "Wahai Rabb kami! Berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka" (QS. Al-Baqarah/2:201). Doa ini mencakup semua jenis kebaikan di dunia dan di akhirat, termasuk kebaikan dalam amalan, ilmu, serta balasannya. Rasulullah dan para Sahabatnya juga sering memanjatkan doa ini.

Namun, doa bukanlah satu-satunya tindakan yang harus dilakukan. Doa harus diiringi dengan perbuatan nyata. Manusia harus berusaha dengan sungguh-sungguh untuk meraih kebaikan. Ketika mereka sudah berbuat baik, efek positif dari perbuatan tersebut akan mulai terasa dalam kehidupan mereka. Kebaikan akan menarik kebaikan lainnya, dan sebaliknya, keburukan akan menarik keburukan.

Berjuang dalam Kebaikan

Allah SWT juga memberikan janji bagi orang-orang yang berjuang dalam kebaikan. Dalam surat Al-‘Ankabut (29:69), Allah berfirman, "Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami."

Ini menggarisbawahi pentingnya berjuang dalam kebaikan. Orang-orang yang berusaha keras untuk melakukan amal baik dan mendekatkan diri kepada Allah akan mendapatkan bimbingan-Nya. Ini adalah dorongan besar bagi setiap Mukmin untuk terus berjuang dalam kebaikan, karena melalui usaha ini, mereka akan mendapatkan petunjuk dan keberkahan dari Allah.

Kesimpulan

Kebaikan adalah tujuan utama dalam kehidupan manusia. Allah telah menetapkan prinsip bahwa perbuatan baik akan mendatangkan kebaikan, sementara perbuatan buruk akan mendatangkan keburukan. Ini adalah landasan hidup bagi setiap individu. Tanda bahwa seseorang telah mendapatkan taufiq dari Allah adalah ketika dia selalu termotivasi untuk berusaha mendekatkan diri kepada-Nya, mencari ilmu, dan meraih kebaikan. Doa adalah sarana penting dalam perjalanan ini, tetapi harus diiringi dengan perbuatan nyata. Berjuang dalam kebaikan juga mendapat janji dari Allah untuk mendapatkan petunjuk-Nya. Oleh karena itu, sebagai manusia yang beriman, kita harus terus berusaha meraih kebaikan dan menjauhi keburukan dalam hidup kita.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image