Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Suharti Sumarta

Jurnal RefleksI ModuL 1.1 Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD)

Guru Menulis | 2023-10-02 00:01:49
Mendalami Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara melalui diskusi dengan teman-teman Calon Guru Penggerak.

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Saya Suharti calon guru penggerak angkatan 9 Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Saya akan menyampaikan Jurnal refleksi mengenai kegiatan pelatihan modul 1.1 tentang Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara.

Saya memakai model 4F. F pertama Facts (Peristiwa) yakni menceritakan pengalaman dalam mengikuti pembelajaran, F kedua Feelings (Perasaan) yang dirasakan saat mengikuti kegiatan. F Ketiga Findings (Pembelajaran) pelajaran yang didapat pada waktu mengikuti pembelajaran dan F keempat Future (Penerapan) yaitu tindakan yang dilakukan setelah pembelajaran.

1. Facts (Peristiwa)

Pendidikan guru penggerak angkatan 9 secara resmi dibuka oleh Kemendikbudristek, Nadiem Makarim, B.A., M.B.A., secara daring dan dapat disaksikan secara langsung melalui live streaming pada kanal YouTube GTK, Rabu, 16 Agustus 2023,

Kemendikbudristek, Nadiem Makarim, B.A., M.B.A., menyampaikan guru penggerak merupakan upaya nyata bersama untuk memajukan Sistem Pendidikan, menekankan tentang penting dan besarnya peran guru penggerak untuk keberhasilan gerakan Merdeka Belajar, keberanian para guru penggerak dalam melahirkan Inovasi dan menggerakkan perubahan telah memberikan kemerdekaan bagi Peserta Didik dalam belajar dan berkarya para guru penggerak untuk mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada Murid telah menjadi cerah menjadikan kelas ruang sekolah sebagai ruang belajar yang menyenangkan sejalan dengan cita-cita Merdeka Belajar untuk mewujudkan lingkungan satuan pendidikan yang aman nyaman dan menyenangkan.

Diluncurkan Permendikbud ristek pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan satuan Pendidikan, melalui regulasi ini mengajak seluruh warga satuan pendidikan untuk terlibat secara aktif dalam upaya memberantas segala bentuk kekerasan melalui program-program edukasi penanganan kasus yang berpihak pada korban, para guru penggerak memainkan peran yang penting dalam memastikan implementasi peraturan ini secara optimal.

Oleh karena itu setelah pelatihan intensif yang dilaksanakan sejak hari ini sampai bulan April 2024 Saya berharap Ibu Bapak dapat menjadi gardan depan dalam upaya pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan satuan pendidikan masing-masing jadilah contoh dan panutan bagi para guru lain bahwa pendidikan yang berkualitas tidak melibatkan kekerasan dalam bentuk apapun. Jadilah yang terdepan dalam mewujudkan satuan pendidikan yang aman nyaman dan menyenangkan.

Setelah pembukaan tersebut, mendapatkan penjelasan dari pelaksana kegiatan CGP yang berasal dari Balai Guru Penggerak tentang rangkaian kegiatan yang akan kami jalani serta materi yang akan dimuat dalam LMS.

Dimulai modul 1.1 diforum diskusi bersama fasilitator di ruang kolaborasi dengan teman-teman CGP dalam kelompok yang telah terbentuk. Selanjutnya, menghadiri kegiatan Lokakarya Orientasi 0 secara daring. Pada acara ini, Kepala Sekolah dan Pengawas dari sekolah-sekolah CGP yang ikut serta diundang untuk memberikan informasi terkait pelaksanaan program CGP. Saya merasa senang karena Kepala Sekolah saya juga diundang dan Beliau dapat memahami dengan lebih mendalam tentang Pendidikan Guru Penggerak, sehingga diharapkan dapat memberikan arahan dan dukungan kepadaSsaya selama Saya menjalani Program Pendidikan Guru Penggerak ini.

Dalam kegiatan tersebut, Kami diarahkan untuk melakukan refleksi mengenai diri sendiri, mengevaluasi keterampilan yang sudah Kami miliki, dan berdiskusi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam. Dengan bimbingan para pengajar praktik, Kami melaksanakan kegiatan tersebut dengan antusias. Kami membuat kesepakatan kelas, menulis harapan dan tantangan sebagai CGP. Kami membahas dan mendiskusikannya bersama-sama. Selanjutnya, selama kurang lebih dua minggu, kami belajar mandiri melalui LMS dengan merefleksikan pemikiran Ki Hajar Dewantara.

Kami juga mengikuti ruang kolaborasi dengan fasilitator, Ibu Rini Emmalia Susanti, kami berbagi dan berdiskusi dengan teman-teman sejawat mengenai Filosofi KHD dan penerapannya di sekolah. Selanjutnya, kami diminta untuk membuat karya berupa demonstrasi kontekstual, mengikuti kegiatan elaborasi pemahaman modul 1.1. Saya mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman dari instruktur dan teman-teman CGP lainnya. Instruktur memberikan pemahaman yang mendalam mengenai konsep Filosofi KHD dan penerapannya dalam konteks sosial budaya lokal.

2. Feelings (Perasaan)

Selama periode dua minggu sebagai peserta CGP, saya merasakan berbagai macam perasaan, seperti senang, terpuruk, bahagia, dan takut. Semua perasaan tersebut bercampur aduk, dengan tekad yang kuat untuk menyelesaikan Program Guru Penggerak, meskipun Saya juga memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan tugas disekolah dan diluar sekolah yang memerlukan waktu yang cukup banyak.

Semua hambatan dan tantangan tersebut memotivasi Saya untuk belajar mencari solusi, meningkatkan kemampuan manajemen waktu, dan fokus pada kedua program yang sedang Saya jalani.

Saya sangat senang karena pemahaman Saya tentang hakikat pendidikan semakin berkembang melalui penerapan Filosofi dan Pemikiran KHD dalam pembelajaran. Saya mulai mengubah gaya mengajar Saya yang sebelumnya lebih cenderung konvensional, menjadi lebih berpusat pada Murid.

Murid-Murid merasa senang karena kebutuhan belajar Mereka terpenuhi, dan semangat Mereka untuk bersekolah semakin meningkat. Saya juga merasa bangga karena berhasil memperoleh pengetahuan baru dan mampu mengaplikasikannya dalam pembelajaran di kelas.

3. Findings (Pembelajaran)

Dalam modul yang Saya pelajari menemukan konsep-konsep baru dan memperoleh pemahaman yang belum Saya eksplorasi sebelumnya dalam bidang pendidikan, terutama terkait dengan Pemikiran Filosofis Ki Hajar Dewantara.

Pemahaman ini penting bagi Saya sebagai pendidik untuk meningkatkan kemampuan pribadi Saya. Dengan memahami dasar-dasar pemikiran KHD ini, Saya merasa memiliki persiapan baru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan pendidikan.

Sebelum mempelajari pemikiran KHD terkait pendidikan dan pengajaran, Saya memiliki keyakinan bahwa tindakan tegas terhadap Murid akan membantu mengubah perilaku Murid agar mereka lebih disiplin dan fokus dalam kegiatan belajar. Meskipun Saya mengarahkan Murid untuk mengatasi masalah Mereka, namun Saya menyadari bahwa Saya belum memberikan pengalaman pembelajaran yang menyenangkan bagi Mereka.

Setelah memperdalam pemahaman Saya tentang Pemikiran KHD dalam pendidikan, Saya menyadari bahwa pembelajaran yang efektif seharusnya memberikan bimbingan kepada Murid dengan kesabaran, ketulusan, dan mengutamakan kepentingan Murid.

Saya semakin mendalami Filosofi Pemikiran KHD melalui diskusi dengan teman-teman CGP, Fasilitator, dan Instruktur dalam berbagai ruang kolaborasi, yang membantu Saya memahami peran Saya sebagai pendidik sebagai seorang penuntun yang sesuai dengan Kodrat Alam anak-anak.

Melalui pendidikan ini, Murid diharapkan dapat hidup bahagia dan mandiri dalam masyarakat, dengan mengacu pada prinsip-prinsip pendidikan "Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani". Saya percaya bahwa pendidikan harus didasarkan pada Kodrat Alam dan Tuntutan Zaman. Anak memiliki kodrat yang merdeka, di mana kebebasan batin mereka adalah inti dari pendidikan, sementara kebebasan fisik mereka adalah aspek dari pengajaran.

Oleh karena itu, ke depannya, Saya akan memberikan kebebasan kepada Murid dalam belajar, mendorong Mereka untuk mengerjakan tugas sesuai dengan bakat dan minat Mereka, serta mengembangkan kreativitas Mereka sebagai individu yang merdeka dan mampu berdiri dengan kekuatan sendiri. Anak tidaklah seperti kertas kosong yang belum memiliki apapun, mereka lahir dengan garis-garis putus-putus yang membentuk identitas Mereka. Sebagai pendidik, untuk menguatkan garis-garis samar tersebut agar Mereka dapat mengembangkan diri menjadi manusia yang utuh, sesuai dengan tujuan sejati pendidikan.

4. Future (Penerapan)

Setelah mempelajari modul ini, Saya mencoba menerapkannya atau merealisasikan dalam proses pembelajaran Saya dikelas, agar tujuan pendidikan bisa tercapai dengan baik. Saya memberikan pembelajaran sesuai dengan Kodrat Alam dan lingkungannya, membiasakan sosial budaya. dimulai dari pembiasaan pembelajaran yang saling menghormati, berkomunikasi dengan baik, sopan santun, berdiskusi dan gotong royong bekerja sama dalam pemecahan masalah.

Saya memberikan sebagai pemenuhan kebutuhan anak, membimbing, melayani dan mengarahkan keingintahuan Mereka terhadap ilmu-ilmu yang Mereka perlukan, sehingga mampu memberi ilmu atau hal berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin.

Melaksanakan pembelajaran harus memfasilitasi perbedaan Murid sesuai karakteristik, potensi, minat dan bakat yang berbeda sesuai dengan Kodrat Alam. Saya harus mengetahui gaya belajar Murid sehingga bisa menerapkan pembelajaran berdeferensiasi yaitu dengan menggunakan berbagai macam media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan Muird.

Banyak yang harus Saya benahi, Saya sangat menyadari bahwa selama ini yang Saya lakukan jauh dari kata sempurna dalam melaksanakan tugas Saya sebagai pendidik jika dikaitkan dengan Filosofis Pemikiran Ki Hajar Dewantara. Terima kasih

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image