Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image RedSky Communication

Dibina SKSG UI, Pesantren Al Hikam Depok Siap Hadapi Era Disrupsi

Eduaksi | 2023-09-27 09:42:33
Dibina SKSG UI, Pesantren Al Hikam Depok Siap Hadapi Era Disrupsi

DEPOK - Disrupsi teknologi dan mega disrupsi setelah pandemi menjadi tantangan dunia internasional kini. Tantangan ini pun harus dijawab oleh semua kalangan, termasuk Pesantren. Dan hal itu pula yang dilakukan oleh Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Depok.

Direktur Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia, Athor Subroto, S.E., M.M., M.Sc., Ph.D., menjelaskan bila adanya efek Geopolitik, Geoekonomi, dan Geostrategi membuat kehidupan kadang tidak seimbang. Belum lagi pemanasan global dan perubahan iklim yang hingga saat ini menjadi perhatian utama masyarakat dunia.

Untuk itu, dibutuhkan kesiapan mental dan fisik yang baik untuk menghadapi adanya transformasi digital yang bergerak dengan cepat.

“Ada banyak cerita yang pintar secara akademik tetapi tidak cukup siap menghadapi perubahan dalam transformasi digital ini. Tidak siap menerima perubahan,” cetus Athor Subroto dalam orasi bertema Santri Berkontribusi di Kancah Internasional: Menjaga Tradisi, Mengembangkan Inovasi.

Tanpa mengenal tradisi yang baik, lanjutnya, maka transformasi ini bisa menjadi sesuatu yang membahayakan. Menurut Athor Subroto, pintar secara akademik saja tidak cukup mendapatkan kesiapan dalam hal perubahan transformasi digital yang sangat cepat.

Akan tetapi, Athor Subroto menyampaikan dengan adanya penguatan ilmu agama yang didapatkan di pesantren menjadi pondasi baik untuk menyambut segala bentuk perubahan.

“Saya kira Anda akan lebih siap, karena mental dari pesantren saya kira akan lebih cepat bisa beradaptasi dan memiliki tradisi yang membuat sesuatu itu jauh lebih smooth ketika terjadi perubahan dan ini yang tidak didapatkan oleh banyak mahasiswa lain yang tidak melengkapi dirinya dengan ilmu agama,” papar Athor Subroto.

Dalam wisuda yang dihadiri oleh wali santri baru dan wali wisudawan ini, Athor Subroto juga turut menyampaikan tentang hal yang harus dilakukan kita sebagai santri untuk terus menjaga yang sudah ada dengan menerima yang baik dan yang baru.

“Selain itu, inovasi berjalan natural sesuai kondisi yang dihadapi seiring dengan kemajuan teknologi dan pengetahuan,” jelasnya.

Sebelum menutup orasinya, Athor Subroto berpesan agar para santri maupun wisudawan dapat terus merawat tradisi dan melakukan inovasi, karena inovasi akan muncul untuk menghilangkan keluhan pada proses.

“Mudah-mudahan tradisi selama ini yang telah kita junjung semoga mendorong inovasi dan membuat kehidupan menjadi positif,” tambah Athor Subroto.

Hal senada dipaparkan pula oleh Pengasuh Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Depok, H. M. Yusron Shidqi, Lc., M.Ag.

Menurutnya, menjadi mahasantri (mahasiswa santri) menjadi pilihan para mahasiswa/i yang akhirnya memutuskan untuk mondok di Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Depok sembari menjalankan studinya di universitas. Tentu dalam perjalanannya menyelesaikan dan menyeimbangkan kegiatan perkuliahan dan kepesantrenan bukan hal yang mudah.

Akan tetapi di tahun ini, sebanyak 16 wisudawan berhasil menyelesaikan misi belajarnya di pesantren dan diharapkan bisa menyebarkan kebermanfaatan sesuai dengan profesi serta keahliannya di masyarakat.

"Lulus dari Al-Hikam bukan berarti selesai menjadi santri. Wisuda bukan berarti berhenti menjadi santri, wisuda ini hanya menyimbolkan selesai belajar di Al-Hikam tetapi harus tetap dilanjutkan belajar di tempat lain," tutur

Pengasuh pesantren yang akrab disapa Gus Yus juga menyampaikan bila rata-rata umat Islam melihat dunia ini hanya dengan membaca mikrokosmos yang di dalam Al-Quran baru membaca makrokosmos.

"Sayangnya yang kita khawatirkan adalah orang-orang yang kuliah di kampus-kampus dikatakan dengan kampus non agama atau umum hanya berhenti untuk melihat agama ini dari makrokosmos kemudian tidak membaca Al-Quran. Sementara orang yang hafal Al-Quran berhenti hanya membaca Al-Quran tapi tidak mau membaca kehidupan?” lugas Gus Yus.

Oleh karena itu, Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Depok hadir sebagai salah satu upaya yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Mengingat, tujuan utama didirikannya pesantren yaitu untuk menjembatani mahasiswa yang belajar ilmu-ilmu umum agar tetap bisa belajar agama di tengah kota.

Dalam kesempatan ini Pengasuh Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Depok tersebut juga memberikan apresiasi kepada wisudawan dan ucapan terima kasih kepada dewan pengajar Al-Hikam Depok yang telah mendidik dan menemani santri-santriwati dengan sabar dan penuh keikhlasan selama 4 tahun.

Acara yang dilakukan pada 24 September tersebut kemudian dilanjutkan dengan rangkaian prosesi wisuda dan pembacaan janji alumni. Selain itu, acara juga disertai dengan berbagai sambutan mengharukan dan ucapan syukur baik dari perwakilan wisudawan, wali wisudawan, wali santri baru, santri baru yang akan dikukuhkan, serta sambutan perwakilan alumni yang memberikan motivasi pasca lulus dari pesantren.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image