Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image jok

Ini Dia 5 Tempat Terbaik untuk Para Nomaden Digital, Ubud Bali Salah Satunya

Bisnis | Friday, 22 Sep 2023, 17:51 WIB
Co-working space untuk para nomaden digital. Foto: Shridhar Gupta/Unsplash.

BERKAT kemajuan di bidang teknologi digital, dunia kerja sekarang ini menjadi lebih fleksibel. Dengan kata lain, kita memiliki lebih banyak kemungkinan untuk melakukan pekerjaan dengan waktu dan tempat yang semakin luwes.

Istilah nomaden digital menjadi kian akrab sekarang ini. Istilah ini merujuk kepada kaum pekerja yang tidak lagi dibatasi oleh ruang kantor, jam kantor, dan aturan-aturan kantor lainnya. Mereka dapat bekerja dari mana pun mereka mau, sepanjang mereka memiliki koneksi internet.

Para nomaden digital umumnya bekerja secara mandiri. Mereka bisa bekerja dari rumah, dari kosan, dari kafe, dari sebuah sudut taman, bahkan dari bibir pantai di sebuah tempat terpencil.

Seperti telah disebutkan di muka, sepanjang ada koneksi internet, para nomaden digital dapat bekerja dari mana pun mereka mau.

Pertanyaannya sekarang adalah: kira-kira kota mana yang paling pas untuk dipakai sebagai tempat bekerja -- dan mungkin juga sekaligus liburan atau pelesiran -- oleh para digital nomaden?

Merujuk data dari laman digitalnomad.com, terdapat beberapa kota saat ini yang disebut-sebut sebagai kota terbaik bagi para nomaden digital. Kota mana saja?

1. Lisbon, Portugal

Ibukota portugal ini menempati urutan teratas sebagai kota terbaik bagi para nomaden digital. Banyak event dan pertemuan digelar di kota ini seperti Web Summit. Co-working space dan kafe tersedia di banyak sudut kota Lisbon sehingga para nomaden digital tak akan kesulitan menemukan tempat bekerja maupun bertemu dengan orang-orang baru yang mungkin membuka peluang bagi terciptanya kontrak atau proyek kerja baru. Biaya hidup di kota ini sekitar 2.000 dollar AS per bulan. Adapun kecepatan internetnya rata-rata adalah 25 Mbps.

2. Melbourne, Australia

Survey yang dilakukan oleh Nestpick, beberapa waktu lalu, merekomendasikan Melbourne sebagai kota teratas dari 75 kota terbaik bagi para nomaden digital. Melbourne adalah kota terbesar kedua di Benua Kangguru, Australia. Selain terkenal akan kafe-kafenya, kekayaan kultural kota yang berada di sisi tenggara Australia ini menjadikannya demikian menarik bagi para nomaden digital, wisatawan, mahasiswa asing maupun kalangan ekspatriat. Biaya hidup di kota ini sekitar 3.200 dollar AS per bulan. Kecepatan rata-rata internet di Melbourne adalah 50 Mbps.

3. Chiang Mai, Thailand

Selama bertahun-tahun, Chiang Mai menjadi kota pilihan di Asia bagi para nomaden digital. Di sela-sela keberadaan pasar malam, beragam kuil, dan hutan yang menantang untuk dieksplorasi, Chiang Mai menyediakan banyak co-working space dan restoran yang tentu saja siap memanjakan lidah. Dibanding Lisbon dan Melbourne, biaya hidup di Chiang Mai relatif lebih rendah. Per bulan, biaya hidup di kota ini sekitar 950 dollar AS. Kecepatan internet di kota ini rata-rata sekitar 25 Mbps.

4. Canggu, Bali, Indonesia

Dari yang semula sebagai destinasi wisata, Canggu kini menjadi tempat bagi para nomaden digital. Canggu memiliki banyak co-working space, kafe, event, dan juga workshop. Di luar itu, Canggu masih menjadi destinasi populer di kalangan para surfer. Mereka yang suka bekerja sambil menikmati panorama pantai, Canggu adalah salah satu opsi terbaik. Biaya hidup satu bulan di Canggu sekitar 1.350 dollar AS, sementara kecepatan internetnya sekitar 25 Mbps.

5. Ubud, Bali, Indonesia

Ubud terletak sekitar 30 kilometer dari Canggu. Suasana alami Ubud membuat hidup terasa lebih rileks. Mereka yang ingin menyeimbangkan antara kesibukan bekerja sebagai nomaden digital dengan ihktiar mencari ketenangan, Ubud dapat menjadi pilihan. Para nomaden digital bisa memilih untuk bekerja dari co-working space ataupun kafe yang bertebaran di sekitar Ubud. Biaya hidup di Ubud per bulan ditaksir sekitar 1.200 dollar AS. Adapun kecepatan internetnya sekitar 20 Mbps.***

--

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image