Lansia Langgas, Lansia Melek Nyeri Lutut
Eduaksi | 2023-09-22 14:22:25Peradangan pada sendi atau kerap dikenal dengan istilah medis osteoatritis menjadi salah satu momok menakutkan di usia senja. Sering kali nyeri ini menyerang begitu saja tanpa ada riwayat cedera maupun trauma sebelumnya. Para ahli sepakat bahwa osteoatritis disebabkan oleh adanya pengapuran pada tulang rawan sebagai pelindung ujung tulang yang berkaitan erat dengan usia. Meskipun kondisi ini dapat terjadi pada semua sendi, kondisi ini kerap kali menyerang sendi di tangan, lutut, pinggul, dan tulang belakang.
Kendati di cap sebagai “penyakit orang tua”, tak membuat masyarakat berkenan mengenal penyakit ini lebih jauh. Acap kali menjadi angin lalu, terutama terkait penanganannya. Padahal lansia berdaya adalah lansia yang intelek terhadap suatu penyakit.
Lantaran sebab di atas, Puskesmas Sibela, Mojosongo, membentuk program Pembinaan Terpadu Masyarakat Lanjut Usia (Poslansia) di setiap RW guna memantau kesehatan lansia setiap bulannya dengan melibatkan kader-kader dalam pelaksanaannya.
Seperti kebiasaan RW lainnya, pada tanggal (16/9) RW 25 juga turut mengadakan kegiatan poslansia bulanan. Biarpun aksi ini sudah dilaksanakan sebelumnya, dengan hadirnya Mahasiswa Profesi Fisioterapi UMS pada bulan ini jelas menyuguhkan hal yang berbeda. Melalui sosialisasi mengenai “Osteoatritis Lutut” mahasiswa ikut menyemarakkan suasana tentu dengan harapan para lansia akan melek mengenai osteoatritis lutut.
“Sekarang sudah tahu kalau nyeri lutut penanganannya bagaimana, mbak, kalau sebelumnya kan hanya dibiarkan saja” ujar salah satu lansia yang hadir sebagai umpan balik dari sosialisasi yang telah diberikan.
Oleh: Yulia Dewi, Yulia Nafizah Mawarni, Zahra Almadani, Anis Dwi Charisa, Mahendra Wahyu D.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.