Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image jok

Kesehatan Digital, Apakah Kita Telah Menggapainya?

Teknologi | Thursday, 21 Sep 2023, 08:46 WIB
Kesehatan digital jadi tantangan di era digital. Foto: Emily Underworld/Unsplash.

KITA harus mengakui bahwa kemajuan di sektor teknologi digital telah menyederhanakan dan sekaligus memudahkan hidup kita. Menyederhanakan di sini maksudnya yaitu membuat urusan yang semula ribet atau bertele-tele menjadi lebih simpel.

Contohnya, dalam soal membayar tagihan listrik atau tagihan air. Dulu, untuk membayar tagihan listrik atau tagihan air, kita perlu datang ke loket pembayaran dan butuh antre. Tentu saja, kita harus datang pada hari dan jam jam kerja. Sekarang, berkat teknologi digital, bayar tagihan listrik atau tagihan air bisa dilakukan dari rumah. Tidak perlu pergi ke mana-mana. Pada hari libur sekalipun, pembayaran tagihan tetap bisa dilakukan. Simpel. Irit waktu dan tenaga.

Berkat kehadiran teknologi digital dan perangkat digital, kebiasaan-kebiasaan kita banyak berubah dibandingkan dengan di masa lalu. Berlama-lama menatap layar gadget boleh jadi merupakan bagian dari kebiasaan sebagian besar orang masa kini.

Sebuah kajian yang dilakukan Double Verify menyimpulkan bahwa orang-orang sekarang ini rata-rata menghabiskan sekitar tujuh jam per hari untuk mengkonsumsi konten-konten daring.

Faktanya, hari-hari kita kiwari memang banyak dilewatkan dengan melibatkan penggunaan perangkat digital. Bahkan tak jarang kita menggunakan lebih dari satu perangkat digital dalam waktu bersamaan (multitasking).

Meski teknologi digital dan perangkat digital benar-benar membantu kehidupan kita, toh penggunaan yang berlebihan dapat saja membawa implikasi negatif bagi kehidupan kita. Dengan semakin banyaknya porsi waktu yang kita habiskan untuk beraktivitas daring, tak menutup kemungkinan akhirnya membawa risiko buruk bagi kondisi fisik, mental, maupun sosial.

Oleh karena itu, tak sedikit pakar menekankan ihwal pentingnya kita menjaga kesehatan digital di era digital sekarang ini. Jika kita kurang tepat dan kurang bijak dalam menggunakan serta memanfaatkan teknologi digital dan perangkat digital, tidak menutup kemungkinan malah akan mendatangkan lebih banyak kerugian bagi kita.

Secara sedehana, kesehatan digital dapat diartikan sebagai penggunaan teknologi digital dan perangkat digital secara tepat dan bijak demi ikut menunjang kesehatan fisik, mental, dan sosial kita.

Contoh umum dari kerugian yang dapat ditimbulkan teknologi digital dan perangkat digital adalah yang terkait dalam hal penggunaan media sosial. Berapa banyak, misalnya, pasangan yang akhirnya bercerai lantaran dipicu adanya relasi yang tidak semestinya dari salah satu pasangan lewat jejaring media sosial. Atau berapa banyak orang yang akhirnya harus berurusan dengan hukum gara-gara unggahan mereka -- yang mungkin awalnya dianggap sepele -- di media sosial. Itu baru menyebut dua jenis contoh kasus. Belum jenis-jenis kasus lainya, seperti flexing, kecanduan gawai, pornografi, ujaran kebencian, perisakan hingga hoaks dan penipuan daring.

Oleh sebab itu, kita memang perlu benar-benar secara tepat dan bijak dalam menggunakan dan memanfaatkan teknologi digital maupun perangkat digital. Kesehatan digital kita pada akhirnya akan berpengaruh kepada kesehatan fisik, mental, dan sosial kita.

Salah satu hal penting dalam upaya menggapai kesehatan digital adalah memahami ihwal hakikat penggunaan teknologi digital dan perangkat digital itu sendiri. Coba tanyakan kepada diri sendiri: berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk menggunakan teknologi digital dan perangkat digital serta bagaimana Anda memanfaatkannya? Apakah penggunaan teknologi digital dan perangkat digital itu membuat diri Anda lebih produktif atau justru sebaliknya?

Teknologi digital dan perangkat digital adalah keniscayaan sekarang ini. Kita mustahil untuk tidak menggunakannya sama sekali. Teknologi digital dan perangkat digital adalah bagian dari keseharian kita. Cuma, kita perlu memastikan batas-batas dalam penggunaan dan pemanfaatannya.

Bagaimanapun, jika kita menggunakannya secara berlebihan, apalagi dibarengi dengan ketidakpahaman dalam soal pemanfaatannya, maka kita cenderung akan lebih banyak menanggung risiko buruk, yang bukan saja dapat merugikan diri sendiri, tetapi juga dapat merugikan pihak lain.***

--

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image