Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image jok

Klak-Klik Terapi Online, Apa Saja Keuntungannya?

Teknologi | Wednesday, 20 Sep 2023, 13:32 WIB
E-terapi membutuhkan koneksi internet yang cepat dan stabil. Foto: Christin Hume/Unsplash.

Teknologi ikut berkontribusi pada proses evolusi dalam cara kita menerima layanan kesehatan. Sekarang ini, dengan cukup mengklak-klik tetikus (mouse) komputer atau memijat-mijit aplikasi di gawai, kita langsung bisa mendapatkan akses ke layanan kesehatan online.

Sungguh berbeda dengan beberapa puluh tahun lampau. Untuk melakukan konsultasi dengan petugas medis, kita perlu meluangkan waktu khusus datang ke tempat mereka praktik. Namun sekarang, konsultasi dapat dilakukan via web dan aplikasi. Salah satu contohnya yaitu terapi online.

Menurut Kendra Cherry (2022), terapi online setidaknya merujuk kepada layanan psikoterapi atau layanan konseling yang dilakukan via internet. Sebutan lain bagi terapi online adalah teleterapi atau e-terapi.

Penelitian menunjukkan bahwa terapi online bisa sama efektifnya dengan terapi tatap muka untuk berbagai kondisi kesehatan mental. Kajian literatur yang dilakukan Luo et al (2020) menemukan terapi perilaku kognitif online (CBT) sama efektifnya dengan terapi tatap muka dalam hal mengobati depresi level sedang.

Sementara itu, kajian lain yang dilakukan Andrews et al (2018) menyimpulkan bahwa CBT online sama pula efektifnya dengan pengobatan tatap muka untuk gangguan panik, gangguan kecemasan sosial, dan gangguan kecemasan umum.

Menurut American Psychological Association (APA), terapi online membawa sejumlah keuntungan jika dibandingkan dengan terapi tatap muka. Apa saja keuntugan itu?

1. Lebih hemat waktu

Terapi online dapat menghemat waktu kita. Kita tidak perlu harus sampai bolos kerja gara-gara perlu menemui terapis. Tak perlu pula khawatir terjebak kemacetan, karena kita tidak butuh melakukan perjalanan menuju tempat praktik layanan terapi. Cukup masuk ke situs web atau aplikasi, sesi terapi pun dapat segera berjalan.

2. Lebih ekonomis

Dibandingkan dengan terapi tatap muka konvensional, terapi online tak jarang jauh lebih murah. Beberapa aplikasi bahkan memberikan potongan harga khusus dan juga layanan tak terbatas dengan biaya mingguan atau bulanan yang lebih rendah.

3. Lebih nyaman

Dari aspek komunikasi, layanan terapi online cenderung membuat sebagian besar orang lebih nyaman ketimbang harus bertatap muka dan berbicara langsung, terutama pada saat perlu mengungkapkan hal-hal yang sifatnya pribadi dan sensitif.

4. Membantu kaum difabel

Keberadaan layanan terapi online dapat membantu mereka yang memiliki keterbatasan mobilitas, seperti mereka yang telah sangat sepuh maupun para difabel. Begitu pula mereka yang tinggal di lokasi-lokasi terpencil yang membutuhkan waktu yang sangat lama untuk melakukan perjalanan ke tempat terapi. Keberadaan layanan terapi online akan sangat membantu dan memudahkan mereka mendapatkan layanan terapi yang mereka butuhkan.

Agar terapi yang Anda lakukan berjalan efektif dan Anda mendapatkan layanan terapi terbaik, sebelum memilih layanan terapi online, sebaiknya lakukan riset terlebih dahulu. Buat perbandingan soal platform, layanan yang ditawarkan maupun tarif dari layanan terapi online yang tersedia.

Pahami pula apa yang ingin dicapai dari terapi yang Anda lakukan. Semakin jelas ihwal apa yang hendak Anda capai, semakin mudah untuk mengukur kemajuan yang dicapai dari terapi yang dilakukan.

Bersikaplah terbuka dan jujur dengan terapis. Jika ada sesuatu yang terlalu sulit untuk diungkapkan, beri tahu mereka. Semakin terbuka dan jujur, akan semakin mudah terapis membantu Anda.

Saat melakukan terapi, batasi gangguan yang mungkin bisa timbul di rumah agar sesi terapi dapat berjalan lancar tanpa gangguan. Oleh sebab itu, pilih waktu untuk melakukan terapi saat rumah dalam kondisi paling sunyi. Mintalah anggota keluarga lain untuk tidak melakukan interupsi.

Yang tak kalah penting, pastikan koneksi internet cepat dan stabil. Proses terapi bisa tidak maksimal gara-gara koneksi internet yang lemot atau juga tidak stabil.***

--

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image