Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image jok

Pedal, Kekayaan, dan Kebahagiaan

Gaya Hidup | Monday, 18 Sep 2023, 20:30 WIB
Bersepeda dapat kurangi stres. Foto: dokumentasi pribadi.

KESEHATAN dan kebahagiaan adalah dambaan setiap orang. Kendatipun uang, kekayaan, dan mungkin juga popularitas merupakan hal cukup penting dalam hidup kita, toh hingga kini banyak orang masih menempatkan kesehatan serta kebahagiaan di peringkat teratas dalam skala prioritas kehidupan mereka.

Alasannya simpel saja. Orang boleh saja memiliki uang banyak serta kekayaan berlimpah-limpah, plus popularitas selangit. Akan tetapi, tanpa dibarengi dengan adanya kesehatan dan kebahagiaan, semua itu tidak akan ada artinya sama sekali.

Terkait dengan aspek kesehatan, aktivitas mengayuh sepeda -- apa pun jenis sepedanya -- tak diragukan lagi berkontribusi besar dalam ikut menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh kita.

Pelbagai riset yang dilakukan oleh para ahli medis telah membuktikan hal ini. Salah satunya yaitu penelitian yang dilakukan oleh sejumlah ilmuwan di Universitas Purdue, Lafayatte, Amerika Serikat (AS), yang menyimpulkan bahwa aktivitas bersepeda mampu mengurangi hingga 50 persen risiko seseorang untuk terkena penyakit jantung.

Menurut para ilmuwan Universitas Purdue, melakukan perjalanan dengan bersepeda sejauh 20 mil -- setara dengan 32,1 kilometer -- setiap minggu sudah cukup mengurangi hingga 50 persen risiko terkena penyakit jantung, dibandingkan dengan mereka yang malas bergerak sama sekali.

Sementara itu, kajian lain yang dilakukan oleh tim periset dari Universitas Illinois, AS, menunjukkan bahwa bersepeda dapat menjaga kesehatan otak kita. Responden penelitian yang melakukan aktivitas bersepeda memperlihatkan hasil 15 persen lebih baik dalam tes mental yang mereka ikuti.

Para periset menduga hal ini disebabkan lantaran aktivitas bersepeda membantu bagian memori otak kita menghasilkan sel-sel baru. Hal ini, tambah para periset, pada gilirannya dapat berkontribusi bagi penangkalan Alzheimer -- salah satu jenis penyakit kepikunan yang menyebabkan penderitanya mengalami gangguan dalam hal ingatan, pikiran dan perilaku.

Menambah kebahagiaan

Kehidupan modern yang serbacepat sekarang ini justru membuat semakin banyak orang dihinggapi stres. Tentu saja, stres bukan cuma berpotensi merenggut kebahagiaan dari dalam diri kita sehingga kita menjadi gelisah, cemas dan bahkan depresi berkepanjangan, tetapi juga dapat memicu munculnya gangguan-gangguan kesehatan lainnya seperti ketidakstabilan hormon, gangguan pencernaan, nyeri otot, sakit kepala hingga gangguan ingatan berat.

Di kota-kota besar, salah satu penyebab stres adalah kemacetan lalu-lintas. Bayangkan, bagaimana kita tidak stres, perjalanan menuju kantor, misalnya, yang mestinya bisa ditempuh 30 menit, akibat macet parah, malah molor hingga 2 jam.

Memilih bersepeda, ketimbang menggunakan kendaraan bermotor, sesungguhnya bukan saja membuat kita bakal terbebas dari yang namanya kemacetan lalu-lintas, yang notabene telah menjadi “hantu” menakutkan di kota-kota besar dewasa ini, tetapi juga bakal menjauhkan kita dari serangan stres, yang pada gilirannya membuat kita jauh lebih bahagia.

Kaitan kebiasaan bersepeda dengan kebahagiaan dibuktikan oleh orang-orang di Denmark. Selama bertahun-tahun, Denmark menjadi salah satu negara yang memiliki tingkat kebahagiaan paling tinggi di dunia.

Mayoritas warga Denmark melakukan perjalanan dengan sepeda. Boleh dibilang bersepeda sudah menjadi budaya yang berurat berakar di negara Skandinavia itu. Buntutnya, kota-kota di Denmark menjadi lebih bersih, minim kemacetan dan minim kecelakaan, serta warganya jarang mengalami stres. Semua ini pada akhirnya berkontribusi kepada terus meningkatnya kebahagiaan warga Denmark.

Seperti diungkap di muka, kesehatan dan kebahagian adalah dambaan setiap orang. Ikhtiar untuk mendapatkannya sesungguhnya bisa dilakukan lewat cara-cara sederhana. Rutin mengayuh pedal sepeda adalah salah satunya. Tinggal sekarang keputusannya ada di tangan Anda.***

--

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image