Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Topik Irawan

Stasiun Cirebon: Bangunan Klasik dengan Fungsi Modern

Jalan Jalan | Thursday, 07 Sep 2023, 11:09 WIB
Bangunan kokoh peninggalan era kolonial, stasiun Cirebon megahnya tidak kaleng kaleng(sumber poto:dokpri)

Jalan jalan menggunakan transportasi kereta merupakan pilihan yang tepat, usai pandemi, peraturan naik kereta sudah melonggar, malah boleh melepas masker, asyik. Yuk kita sambangi stasiun Cirebon, sebuah stasiun yang tampilan bangunannya megah, gagah serta artistik. Dibangun sebelum Indonesia merdeka, namun soal kokohnya jangan di tanya gaes.

Stasiun yang kerap disebut stasiun Kejaksan, selalu ada alasan untuk penulis menuju kesana, tentu saja pulang dong ke kampung yang bernama Rajawetan. Jika berada di stasiun ini serasa bertamasya ke masa zaman kolonial dengan bangunan art deco dengan pilar dan jendela lebar dan tinggi.

Kenapa ya bangunan zaman dahulu bisa kokoh dan tahan puluhan tahun.Stasiun Cirebon dibuka tahun 1912 dan bangunan saat ini digunakan diarsiteki oleh Pieter Adrian dan Jacobus Moosen, konon katanya pada tahun 1920 stasiun Cirebon mulai difungsikan sebagai stasiun yang menghubungkan Cirebon-Semarang.Jenis tipe A untuk stasiun yang berada di kelurahan Kebon Baru,Kecamatan Kejaksan, mulanya stasiun ini bernama stasiun Cheribon SS dan juga stasiun Tjirebon.

Stasiun Cirebon memiliki jalur ada 7 dan jumlah peron ada 4, sebelum keluar stasiun, kita melewati lorong yang menghubungkan peron dengan pintu keluar, suasana lorong yang bersih dan terawat seakan kita berada distasiun stasiun luar negeri, suer kerennya nggak kaleng kaleng.Mushola stasiun juga terawat baik, dan untuk pengguna kereta api bisa menunaikan ibadah dengan tenang. Fasilitas penunjang lainnya yakni stasiun Cirebon memiliki galeri ATM yang memudahkan pengguna kereta melakukan transaksi.

Meski dari luar seperti tampilan bangunan klasik, namun jika memasuki bagian dalam stasiun, terasa sentuhan modern, kuy lah edun pisan.Selain itu stasiun Cirebon memiliki ruang tunggu yang memanjakan penumpang,arealnya luas dan di tata apik dengan sofa sofa nan empuk dan hembusan air conditioner berhawa sejuk, ada juga counter counter busana dan juga makanan khas Cirebon.

Bersihnya toilet stasiun, jangan ditanya deh, kinclong dan harum, pokoknya dua jempol untuk pengelola stasiun Cirebon.Keunikan stasiun Cirebon terletak pada bangunan depan yang merupakan representasi bangunan art nouveu dan art deco.Oh iya di sekitaran stasiun Cirebon ada juga lho restoran dan warung makan yang menjual kuliner khas Cirebon seperti Nasi Jamblang, Empal Gentong atau Tahu Gejrot.

Atau kalau keluar stasiun banyak tempat tempat seru buat mengisi perut,salah satunya adalah warung kopi yang punya menu komplet buat ganjel perut dan harganya damai deh.Jika menilik dari tahun didirikannya, stasiun Cirebon ini termasuk bangunan cagar budaya, salah satu bangunan ikonik yang ada di kota Cirebin, selain itu stasiun ini merupakan lintasan penghubung arah kereta dari dan ke arah Jakartadan kereta kereta menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Bisa dibilang Stasiun Cirebon ini titik sentral transportasi yang menggunakan rel di provinsi Jawa Barat.Jika sempat menuju stasiun Cirebon, nikmatilah kemegahan bangunan tempo dulu yang dipadukan fasilitas modern, dan stasiun Cirebon menjadi saksi sejarah panjang perkereta apian di Indonesia.Saatnya kita merawat dan menjaga bangunan bersejarah seperti stasiun Cirebon, karena stasiun Cirebon menjadi keping penting betapa bangsa ini pernah mengalami masa kolonialisme dan itu terlihat dari bangunan sisa penjajahan yang kini kita pergunakan.

Kapan kamu menyambangi Stasiun Cirebon? Bisa dibilang stasiun ini merupakan gerbang awal menuju eksotisme tempat tempat wisata yang ada di kota Cirebon, soal budaya atau kuliner yang menggugah, semua ada di Cirebon. Lets go kita jalan jalan!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image