Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rizky Rosyida

Peluang Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam di Era Dakwah Digital

Agama | Thursday, 30 Dec 2021, 20:15 WIB
Sumber : https://kampartrapost.com/

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) merupakan salah satu jurusan yang terdapat di Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN). Pada dasarnya, KPI merupakan jurusan Ilmu Komunikasi. Namun, karena berada di perguruan tinggi keagamaan, nama jurusan ini diberi imbuhan “Penyiaran Islam” sehingga menjadi jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI). Dalam bahasa Inggris, Penyiaran Islam atau Islamic Broadcasting memiliki makna menyiarkan ajaran Islam.

Lebih luas mengenal Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, mahasiswa akan belajar atau mendalami dua hal mencangkup ilmu ajaran Islam serta Ilmu Komunikasi. Dengan kata lain, mereka bisa mendalami ilmu agama Islam dan juga kemahiran dalam menyampaikannya melalui media.

Memiliki fokus dalam bidang kepenyiaran, jurusan KPI telah memberikan celah bagi para peminatnya agar dapat mengkaji ajaran Islam sekaligus menyebarkannya. Penyampaian ajaran Islam seperti di zaman sekarang ialah melalui media berupa siaran televisi, siaran radio, film maupun melalui tulisan di internet. Fenomena ini disebut dengan dakwah digital. Dakwah sendiri merupakan kegiatan menyeru, mengajak serta memanggil kepada khalayak supaya mengamalkan kebaikan dengan tujuan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Dalam perkembangannya, dakwah mengalami perkembangan baik dari sisi metode maupun media yang digunakan.[1] Orang yang menyampaikan dakwah disebut dengan da’i. Kewajiban dalam berdakwah seperti yang tercantum dalam Qur’an Surat Al- Imran ayat 104 yang berbunyi :

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."

Pelaksanaan dakwah tidak hanya sekedar usaha dalam meningkatkan pemahaman tingkah laku serta pandangan hidup. Lebih dari itu, kegiatan dakwah juga memiliki tujuan yang lebih luas. Namun, di zaman sekarang orang-orang lebih suka melihat kajian islami di media dari pada langsung datang ke majlis ta’lim. Hal ini tak lain ialah karena dakwah secara langsung dengan hanya menghadiri majlis ta’lim akan terlihat monoton, namun apabila dibarengi dengan kemampuan berdakwah dengan melalui media digital, akan lebih berwarna dan serta cangkupan yang dijangkau semakin luas. Pemilihan media dakwah digunakan supaya penyampaian pesan dakwah kepada mitra dakwah dapat tercapai.

Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi lulusan Jurusan KPI. Dalam pengabdiannya kepada masyarakat, mereka harus dibekali dengan ilmu teknologi sehingga cara-cara modern dalam penyampaian ajaran Islam bisa dilakukan. Apalagi setelah masa pandemi seperti ini, dimana anjuran untuk menghindari kerumunan seperti majelis ta’lim tidak diperbolehkan. Oleh karena itu, berdakwah menggunakan media digital akan sangat membantu masyarakat muslim untuk terus menyiarkan dakwah tanpa harus menimbulkan kerumunan. Meskipun dengan cara digital, dalam menjalankan dakwah seperti ini, seorang da’i tetap memiliki tantangan. Tantangan tersebut diantaranya ialah seorang da’i harus bisa menyampaikan isi dakwah atas dasar sumber yang pasti.

Selain itu, dalam berdakwah juga harus menerapkan kaidah fiqh yang digunakan. Sebagaimana landasan dalam unsur dakwah yang menyangkut metode dakwah, memahami mitra dakwah, penggunaan media dakwah, hingga persiapan-persiapan da’i dalam melaksanakan dakwah. Selain penerapan tersebut, mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam diharapkan mampu dengan maksimal menggunakan media sosial seperti Youtube, Instagram serta Facebook untuk menyiarkan ajaran Islam.

Tidak hanya itu, film juga dapat berfungsi sebagai media dakwah. Nilai ajaran keislaman dapat disampaikan melalui sebuah ide cerita yang dikemas pada sebuah video dengan tujuan menyampaikan suatu pesan kepada penonton. Sifat dari film yang menghibur menjadikan film dapat dengan mudah diterima di semua kalangan. Seperti yang sering kita lihat, pada umumnya penonton film cenderung akan mencontoh seperti halnya peran atau adegan yang ada di film tersebut.

Oleh karena itu, cara ini merupakan metode yang tepat untuk menyampaikan pesan dalam dakwah.[2] Semakin banyaknya platform media online yang berisi tentang informasi ajaran agama Islam juga telah banyak tersedia untuk saat ini, seperti contoh media online yang dijadikan sumber referensi utama dalam mencari informasi umat muslim yaitu www.nuonline.com.

Melalui platform tersebut kita dapat membaca informasi tentang keagamaan sesuai kebutuhan dengan sumber yang jelas dan informasi yang aktual. Dengan melihat fenomena tersebut, peluang bagi Jurusan KPI dalam menerapkan dakwah melalui media digital sangatlah besar. Pembekalan ilmu dalam bidang broadcasting, jurnalistik, serta kecakapan untuk berbicara di depan khalayak menjadi pilar utama mahasiswa Jurusan KPI melaksanakan pengabdiannya kepada masyarakat.

Dalam kajian metodologi studi Islam, fenomena tersebut dapat dianalisis menggunakan pendekatan historis atau pendekatan sejarah. Pendekatan historis sangat perlu dilakukan dalam memahami agama. Karena apa yang diajarkan dalam agama turun dari sebuah peristiwa yang berwujud dan berkaitan dengan situasi sosial masyarakat.

Melewati pendekatan sejarah ini seseorang akan dibawa untuk melihat dan mempelajari kejadian yang berkaitan dengan penerapan sesuatu. Pendekatan historis dalam kajian Islam adalah usaha yang dilakukan oleh pendakwah agar mengetahui serta memahami secara keseluruhan tentang latar belakang atau peristiwa yang berkaitan dengan agama Islam.

Dalam memanfaatkan pendekatan sejarah, maka lulusan jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam bisa menampilkan secara detail sebuah situasi sejarah tentang sebab akibat dari suatu persoalan agama. Dengan hal ini, apabila mahasiswa jurusan KPI berbicara mengenai sejarah sebagai ilmu, maka akan ada batasan-batasan tertentu mengenai kejadian dimasa lampau. Terdapat empat faktor yang membatasi kejadian masa lampau.

Faktor pertama ialah pembatasan yang berkaitan dengan waktu, faktor kedua kedua pembatasan yang berkaitan dengan peristiwa, faktor ketiga pembatasan yang berkaitan dengant tempat, dan faktor yang terakhir yaitu pembatasan yang berkaitan dengan seleksi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendekatan historis dalam melaksanakan dakwah digital adalah dengan mencari sumber-sumber ajaran yang berdasarkan informasi dan narasumber yang akurat.

[1]Mubasyaroh, "Film Sebagai Media Dakwah: Sebuah Tawaran Alternatif Media Dakwah Kontemporer", Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam Vol. 2 No. 2, 2014, hal. (2)

[2] Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2017)

Rizky Rosyida, Mahasiswa Jurusan KPI 2020, IAIN Pekalongan

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image