Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Iblis dan Kesombongan: Renungan atas Laknat dan Siksa

Agama | 2023-08-31 05:16:16
Dok. Republika.co.id

Iblis, yang pada awalnya merupakan salah satu makhluk terhormat di hadapan Allah, menolak untuk bersujud kepada Nabi Adam. Motivasinya tersembunyi di balik niatnya untuk mengagungkan dirinya sendiri. Namun, akibat keputusan tersebut, Iblis mengalami laknat dan siksa Allah, yang menjadikannya contoh yang menggambarkan konsekuensi dari sikap sombong dan membangkang terhadap perintah Allah.

Sebagai hamba Allah yang ciptaannya penuh kekurangan, kita bisa mengambil banyak pelajaran dari tindakan Iblis ini. Iblis, yang pada mulanya berada dalam kedudukan yang mulia, mengalami keruntuhan karena mengabaikan perintah Allah. Kehancuran Iblis menjadi cermin bagi manusia untuk selalu menghindari godaan sombong dan nafsu untuk mengagungkan diri sendiri.

Ketika Iblis memperdaya manusia dengan rayuan dan godaan, menjadi suatu keharusan bagi kita untuk mewaspadainya. Godaan tersebut biasanya datang dalam bentuk yang menggiurkan, mengiming-imingi kenikmatan duniawi, kekuasaan, atau kesenangan pribadi. Namun, kita harus ingat bahwa Iblis memiliki motif tersembunyi yang bertentangan dengan kebaikan kita. Seperti yang dicontohkan oleh Nabi Adam, kita harus mengutamakan taat pada perintah Allah daripada memenuhi keinginan jahat yang diajukan oleh Iblis.

Saat Iblis mencoba menggoda kita untuk melakukan dosa, penting untuk kita memiliki kebijaksanaan dan keberanian untuk menolaknya. Kita bisa menjawab godaan tersebut dengan berkata, "Kamu ingin aku melakukan perbuatan ini hanya untuk memenuhi keinginan pribadimu. Bagaimana mungkin aku akan mempercayai nasihat dari seseorang yang jelas-jelas berusaha merugikanku? Jauhkan dirimu dariku, karena rayuanmu tidak akan berhasil membuatku goyah."

Ketika seseorang masih tergoda dan melakukan tindakan dosa, Iblis akan mencoba memperkuat pengaruhnya dengan memanfaatkan nafsu. Nafsu manusia cenderung menginginkan kepuasan segera tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang. Oleh karena itu, Iblis akan memanfaatkan nafsu ini untuk terus mendorong seseorang melakukan dosa.

Salah satu cara untuk melawan godaan ini adalah dengan merenungkan akibat buruk dari perbuatan dosa. Akal yang diberikan Allah kepada manusia seharusnya mampu memandu kita dalam memahami konsekuensi dari setiap tindakan. Dengan merenungkan akibat buruk tersebut, kita bisa membangun pertahanan diri terhadap rayuan Iblis dan nafsu. Allah juga akan memberikan taufik-Nya kepada mereka yang berusaha melawan godaan dan menjaga diri dari dosa.

Dalam pertarungan melawan godaan Iblis, kita juga bisa memohon pertolongan Allah untuk mengalahkan pengaruh buruk. Kita perlu menjalankan ibadah dengan penuh kesadaran dan kesungguhan, memohon agar Allah memberi kita kekuatan untuk menghindari jalan dosa yang disuguhkan oleh Iblis. Dengan bantuan Allah, kita dapat mengalahkan bala tentara hawa nafsu dan syahwat yang menjadi alat Iblis untuk menggoda manusia.

Dalam akhir tulisan ini, penting bagi kita untuk selalu mengingat contoh Iblis yang menolak bersujud demi mengagungkan dirinya sendiri. Kita harus bijak dalam menghadapi godaan dan rayuan yang datang dari arah manapun, selalu merenungkan akibat buruk dari tindakan dosa, dan selalu berdoa memohon pertolongan Allah. Dengan begitu, kita dapat menjaga diri dari pengaruh buruk Iblis dan nafsu, serta menjalani kehidupan yang lebih baik dalam ketaatan kepada Allah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image