Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ruang Dakwah Medis Indonesia

Manfaat Buah Delima yang Disebut di dalam Al Quran sebagai Buah Surga

Eduaksi | Monday, 28 Aug 2023, 23:16 WIB

Solo – Allah SWT menciptakan alam semesta ini dengan manfaatnya yang begitu besar luar biasa, banyak manfaat dari ciptaan Allah SWT yang sudah banyak ditemukan melalui penelitian – penelitian manusia. Namun ada juga ciptaan Allah SWT yang belum ditemukan penelitian manusia. Penelitian manusia yang begitu terbatas sehingga banyak sekali manfaat yang belum ditemukan oleh penelitian manusia.

Dosen Spesialis Medikal Bedah Prima Trisna Aji ketika melakukan treadmill pada pasien/Foto : Dokpri

Selain itu semua hal sudah terdapat didalam Kitab AL Quran yang sebenarnya didalamnya sudah mencakup semua yang diperlukan manusia yang ada didalam bumi ini. Ada beberapa buah yang disebut didalam ayat Al Quran yang manfaatnya sangat banyak sekali apabila manusia mau mempelajarinya dan salah satunya adalah buah Delima.

Buah Delima merupakan salah satu buah yang disebutkan dalam Al-Quran sebagai buah surga. Tercatat dalam Al-Quran surat Al-An'am ayat 99 dan 141 serta dalam surat Ar-Rahman ayat 68 menyebut buah tersebut. Keistimewaan buah delima juga disebutkan dalam sebuah hadist. Alasan disebut dengan buah Surga dikarenakan tenyata buah Delima mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan.

Buah Delima disebut sebanyak tiga kali dalam Alquran, salah satunya pada ayat berikut. "Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman." (Quran Surah Al An'am Ayat 99)

Bersama-sama dengan zaitun, anggur, dan kurma; delima disebutkan dalam ayat Alquran. Penyebutan tersebut tentang 3 hal yaitu indikasi adanya varietas atau kultivar buah, sedekah yang harus ditunaikan setiap kali panen, dan penjelasan tentang keburukan sifat boros.

Allah berfirman dalam Alquran di surat Al-An'am ayat 99:

Artinya: Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.

Selain itu disebutkan dalam Alquran surat Al-An'am ayat 141:

Terjemah Arti: Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.

Penyebutan lain dijelaskan dalam surat Ar-rahman ayat 68:

Terjemah Arti: Di dalam keduanya (ada macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima.

Selain itu Rasulullah menyebutkan buah ini di beberapa haditsnya:

Dari Anas bin Malik RA meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW berkata, “Tidak ada buah delima yang tidak memiliki biji dari salah satu buah delima dari Taman (Jannah) di dalamnya.” (HR. Abu Nu'aim).

Rasulullah juga mengatakan, "Delima dan kulitnya memperkuat pencernaan (perut)." (Abu Nuaim, Al-Jozi).

Dalam penelitian para peneliti menemukan bahwa sebuah molekul dalam buah delima, yang diubah oleh mikroba di dalam usus, memungkinkan sel-sel otot untuk melindungi diri mereka sendiri dari salah satu penyebab utama penuaan. Pada hewan, efeknya tidak kalah menakjubkan. Uji klinis sedang berlangsung, tetapi beberapa temuan awal telah diterbitkan dalam jurnal Nature Medicine menurut Ecole Polytechnique Fédérale de Lausanne dari Swiss.

Seiring bertambahnya usia, sel-sel seseorang berjuang untuk mendaur ulang pembangkit tenaga mereka. Disebut mitokondria, kompartemen bagian dalam ini tidak lagi mampu menjalankan fungsi vitalnya, sehingga terakumulasi di dalam sel. Degradasi ini mempengaruhi kesehatan banyak jaringan, termasuk otot, yang secara bertahap melemah selama bertahun-tahun. Penumpukan mitokondria yang disfungsional juga diduga berperan dalam penyakit penuaan lainnya, seperti penyakit Parkinson. Para ilmuwan telah mengidentifikasi sebuah molekul yang dengan sendirinya, berhasil membangun kembali kemampuan sel untuk mendaur ulang komponen mitokondria yang rusak: urolithin A.

Fungsi Urolithin A adalah produk dari puluhan juta tahun evolusi paralel antara tumbuhan, bakteri dan hewan. Menurut Chris Rinsch, co-penulis dan CEO Amazonis, proses evolusi ini menjelaskan efektivitas molekul.

Dosen Spesialis Medikal Bedah “Prima Trisna Aji” juga menyebutkan bahwa manfaat Buah Delima sudah banyak penelitian yang sudah meneliti tentang manfaatnya. Manfaatnya sudah diteliti antara lain : Sebagai anti oksidan yang berfungsi sebagai anti inflamasi yang melawan radikal bebas seperti penyakit kanker, jantung, alzeimar. Kemudian manfaat selanjutnya mencegah penyakit jantung, mencegah kanker, mengurangi kolesterol jahat, menurunkan tekanan darah dan baik untuk kesehatan kulit. *Red

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image