Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dimas Muhammad Erlangga

Sumber Dan Falsafah Marhaenisme

Politik | Monday, 28 Aug 2023, 12:23 WIB

MARHAENISME SUMBER

Sumber Marhaenisme adalah Gelora Djiwa Perdjoangan Bangsa Indonesia, jaitu gelora perdjoangan jang timbul karena menderita pahit-getirnja segala penutupan sebagai akibat dari pendjadjahan Bangsa Asing mentjengkram Bangsa Indonesia selama 3,5 abad.

Suatu perdjoangan sengit melawan timbulnya dan penghisapan Imperialisme dan Kolonialisme, jang memperkosa kehidupan Bangsa2 jang tidak berdaja. Semangat perdjoangan Bangsa Indonesia dari bukan sadja ingin memerdekakan Indonesia dari belenggu Kolonialisme, akan tetapi djuga merupakan suatu tantangan terhadap segala sesuatu yang buruk jang Mempertahankan tata-kehidupan Masjarakat Dunia.

Menggeloranja djiwa perdjoangan Bangsa Indonesia itulah jang pada taraf permulaan mendjadi sumber kelahiran segala inspirasi, segala idee, budi, spirit dan dinamik perdjoangan asli-patriotik Bangsa Indonesia.

Tidak ada2 kekuatan perjuangan itu kemudian diolah, diperlengkapi dan idrumuskan, sehingga lahirlah suatu azas. Tumbuhlah teori2 perdjuangan Marhaenis jang methodis-rasionil-ilmiah dan selandjutnja tersusunlah program2 perdjuangan Marhaenis jang realistis dan pragmatis.

Sumber Marhaenisme bukanlah buah hasil tjipta Sardjana2 Asing, melainkan Gelora Djiwa Perdjoangan Bangsa Indonesia.

MARHAENISME FALSAFAH

Marhaenisme mengandung ide dan semangat kearah mensatu-padukan serta menggembleng semua tjita2 dan semua dinamika perdjuangan patriotik Bangsa Indonesia, hidup dari Abad ke Abad dan jang tumbuh tersebar diseluruh Nusantara.

Idee dan spirit itu djelas dan terang bersinar dari segala jang tersurat dan tersirat dalam dokumen2 bersedjarah, Faham, pandangan2, pengertian2 dan konsepsi2 pokok setjara konkrit telah tjukup banjak digariskan dan dihidangkan. Bagi kita dokumen2 sedjarah itu sudah tjukup banjak mengandung idee, budi dan pikiran2 sebagai kekajaan spirituil dan idiil jang dapat kita djadikan bahan2 renungan kearah mentjapai falsafah, teori serta program perjuangan Marhaenisme.

Intisari falsafah jang yang terkandung dalam Marhaenisme dapat dirumuskan :

Marhaenisme mengakui adanja dua kekuatan hidup, ialah kekuatan idee dan kekuatan materi jang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnja karena adanja timbal balik antara kedua kekuatan tsb.

Marhaenisme mengandung suatu kejakinan, bahwa dinamik jang tumbuh dari keseluruhan segala kekuatan lahir dan bathin, dari keseluruhan segala kekuatan materil dan spirituil, dinamik itulah jang menentukan gerak-djatuhnja Masjarakat, roboh-mengembangnja sedjarah dan bangun-tjatuhnja umat manusia.

Gerak-gerik hidup sesuatu manusia atau bangsa tidak hanja didorong oleh keinginan untuk mengisi perutnja dengan makanan, untuk melindungi dirinja dengan pakaian dan perumahan, atau hanja didorong oleh keinginan untuk mengisi otak dan djiwanja dengan pemikiran dan kejakinan sadja, tetapi didorong oleh segala keinginan untuk mentjapai hidup bahagia dan tenteram didunia ini, jaitu hidup bahagia lahir dan mandi.

Karena itu Marhaenisme adalah tutunan kearah mentjapai keseimbangan jang harmonis antara hidup lahir dan hidup bathin, menudju kesempurnaan hidup seseorang dan hidup kemasjarakatan adalah masjarakat jang adil dan makmur dan tata-tentram.

Itulah intisari falsafah Marhaenisme. Intisari falsafah jang chas ini adalah hasil pemahaman jang setepat-tepatnja tentang kekuatan2 dan daja kehidupan manusia, hasil seleksi jang dalam dari sumber kehidupan manusia, ialah budi-nurani-kemanusiaan, hasil pemandangan wialajah kehidupan manusia jang seluas-lueasnja, adalah masjarakat manusia dan hasil peneropongan djangka kehidupan manusia jang sedjauh-djauhnja jaitu sedjarah manusia.

Bertalian dengan intisari falsafah ini sebagai sumber dan landasan idiil, maka tumbuhlah ideologi baru dengan falsafah faham2, teori2 baru, tumbuh dibidang peri-kehidupan dan perdjuangan hidup manusia, dibidang kenegaraan, kemasjarakatan, ekonomi dan kebudajaan jang semuanja bersifat dan bertjorak chas, bersifat dan bertjorak spesifik Indonesia. Tumbuhlah Marhaenisme sebagai magmanja Pantjasila, faham Sosio-Nasionalisme Sosio-Demokrasi.

Demikianlah Marhaenisme sebagai magmanja dan kemudia Pantjasila tumbuh mendjadi pandangan hidup Bangsa Indonesia. Marhaenisme adalah suatu ideologi tersendiri dengan pengertian dan faham tersendiri pula terhadap kehidupan manusia, perkembangan dunia, alam moral, keagamaan, keadilan, hukum, logika, ethika, estetika dlsb.

Marhaenisme mengakui Ke-Tuhana Jang Maha Esa, Perikemanusiaan, Nasionalisme, Demokrasi dan Keadilan Sosial sebagai fundamen2 spirituil dan materiil jang seharunja didjadikan dasar2 hidup kemasjarakatan dan kenegaraan bagi ummat manusia, chusunja bagi Bangsa Indonesia.

Tjita2 Marhaenisme dibidang kenegaraan, kemasjarakatan, ekonomi, kebudajaan adalah lain dari jg. ditjita-tjitakan dan dikonsepsikan oleh faham Liberalisme, faham Marxisme, Komunisme, Nazi-isme, Fascisme. Marhaenisme setjara fundamentil orinsipiil berbeda sekali dari Liberalisme, Marxisme, Komunisme dan lain2nja, berbeda dalam djiwa, dasar serta tudjuan, berlainan mulai dari landasan idiil, strategi perdjoangan sampai kepada tudjuannja terachir, ialah sampai pada bentuk dan struktur masjarakat dunia jang diidam2kannja.

Sosialisme jang yang terkandung dalam Marhaenisme berbeda dengan Sosialisme Utopis, Marxis Revisionis dan Komunis.

Faham Liberalisme politik dngan Demokrasi Liberalisme, Liberalisme Ekonomi dengan Kapitalisme, faham Absolutisme, faham Materialisme, faham Marxisme dengan dialektis-Matrialismenja, Historis-Matrialismenja, Ekonomis- determinismenja, dengan teori2 pertentangan kelas, Akumulasi, Krisis dan teori Verdelingnja, faham Komunis-Bolsjewik dengan Demokrasi Sentralisme, kultus-individu dan terori revolusi-dunia model Stalinnja, faham Nazi-isme denagn teori ras-nja, itu kesemuanja adalah faham kuno jang sempit, sudah lapuk pada dasarnja destruktif. Itu semua adalah faham2 jang melihat dan mengukur kehidupan manusia dan perkembangan dunia hanja dari satu dua tahap kehidupan sadja. Faham2 itu hanja dapat melihat satu atau dua pohon kehidupan sadja, tetapi buta untuk dapat melihat seluruh hutan.

Marhaenisme adalah lain sekali dari isme kuno termaksud jang disebutkan diatas. Dalam Marhaenisme, semua getaran hidup dan irama zaman jang berkembang dari masa kemasa diolah dan disalurkan kearah perikehidupan manusia jang sewadjarnja. Untuk nenudjukkan pada masjarakat dan djuga kepada golongan2 tertentu jang gegabah menuduh Marhaenisme identik dengan Komunisme, maka dapat dihubungkan didalam garis besarnja adjaran Marhaenisme dalam mendidik warganja sebagai berikut :

Seorang Marhaenisme sebagai manusia Budaja

 

  • Dia berpikir benar karena dia ber-ilmu. Dengan djalan mengilmu ia mentjapai Logos, tahu apa jang benar apa jang salah. dan ia memilih jalan jang benar dalam hidupnja.
  • Ia berbudi baik karena ia bermoral. Dengan latihan achlak ia menjapai Ethos, tahu apa jang baik apa jang buruk, dan ia memilih jalan jang baik dalam hidupnja.
  • Ia bertjita-tjita indah karena ia ber-rasa seni. Dengan rasa seninja ia tahu apa jang indah apa jang djelek, dan ia mentjintakan keindahan dalam hidupnja.
  • Ia mempersembahkan segala hasil karyanja, filsafat ilmu budi, dan seni kepada masjarakat. Sebagai budajawan ia adalah pahlawan kebudajaan Nasional, jang menjaga dan memelihara kepribadian Bangsa.

Seorang Marhaenisme sebagai Filusuf

 

  • Ia hidup berdasarkan hidup massa Marhaen lahir dan mandi.
  • Ia mentjari kebenaran hidup dengan menerobos alam hidup lahir dan bathin, menangkap, mencerna dan meresapkan segala kekuatan hidup lahir dan kekuatan hidup bathin jang ada padanja dan jang ada di alam sekitarnja.
  • Ia mendapatkan kebenaran hidup dengan mengakui adanja kekuatan hidup, jaitu kekuatan idee dan kekuatan materi jang karena pengaruh timbal balik tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
  • Ia menginginkan kesempurnaan hidup jang bersifat kebahagiaan hidup lahir-bathin dengan ichtiar mentjapai imbangan jang harmonis antara kekuatan hidup lahir dan kekuatan hidup bathin.

Seorang Marhaenisme sebagai Moralis

 

  • Ia menjari kebaikan budi achlak dengan menjilami alam budi nurani manusia sedalam-dalamnja dan menggali segala tata-susila dan sopan-santun jang mendjadi norma dan hukum hidup.
  • Ia mendapatkan kebaikan budi achlak dengan mengakui kaidah2 Ke-Tuhanan dan kaidah2 kemanusiaan sebagai dasar doktrin hidup.
  • Ia merindukan keluhuran budi dengan ichtiar mentjapai perpaduan jang harmonis antara kaidah2 Ke-Tuhanan dan kaidah2 kemanusiaan.

Seorang Marhaenisme sebagai Aestetikus

 

  • Ia menjari keindahan tjita dengan meresapkan dan mengambil keindahan2 bentuk, sifat dan daya hidup jang ada dalam alam disekitarnja.
  • Ia mendapatkan keindahan dengan memiliki rasa seni dan daja tjipta.
  • Ia mentjiptakan dan mentjita-tjitakan kehidupan lahir mandi manusia jang indah dengan ichtiar mentjapai perpaduan jang harmonis antara keindahan pribadi dan keindahan alam ruang hidup disekitarnja.

Seorang Marhaenisme sebagai Politikus

 

  • Ia adalah seorang idealis, tetapi pada itu ia tidak melupakan kenjataan2 hidup yang berwudjut konkrit sebagai landasan berpidjak dan pangkalan bertolaknja.
  • Ia adalah seorang pemikir teori, tetapi pada saat itu ia bertugas sebagai pelaksana praktikus.
  • Ia adalah seorang nasionalis, tetapi ia bukan seorang chauvinis. Ia tidak melupakan kebahagiaan hidup antar bangsa.
  • Ia adalah seorang demokrat, dalam arti penganut2 faham demokrasi Patjasila, bukan penganut demokrasi hukum rimba, bukan penganut demokrasi liberalis, ia merindukan demokrasi lengkap disegala bidang kehidupan, jaitu demokrasi politik, demokrasi ekonomi dan demokrasi sosial.
  • Ia adalah seorang sosialis, dalam arti bukan penganut totaliterisme jang memperbudak pribadi2 manusia. Ia merindukan keadilan sosial dan karena itu menentang penindasan, penghisapan dan perbudakan sesama manusia.
  • Ia adalah seorang pemimpin rakjat, jang arif-bidjaksana dana mengenal batas2 sikap lunak dan sikap keras.
  • Ia adalah seorang pedjuang, jang ulet dan revolusioner dinamis dan konsekwen dalam sepak terdjang dan pendirian terhadap tjita2 perdjuangannja.
  • Ia adalah seorang negarawan, jang tjakap dan djudjur. Ia punja rasa tanggung djawab dan sadar akan segala amanat rakjat jang mendjadi tugas kewadjibannja.
  • Ia adalah seorang propagandis, jang dapat memikat hati rakjat, dapat membangkitkan kesadaran, keinsjafan, dan dinamik untuk berdjuang didjalan jang benar.

Seorang Marhaenisme sebagai anggota masjarakat

 

  • Dalam hidup perekonomian ia adalah seorang karyawan jang mendapatkan nafkah penghidupannja dengan kerdja kooperatif. Ia bukan seorang individualis-materialis-egois jang haus rakus akan harta benda bagi kepentingan hidupnja sendiri. Ia adalah seorang karyawan jang berkerdja untuk kemakmuran hidup seluruh anggota masjarakat.
  • Dalam hidup keilmuan ia adalah seorang tjendekiawan jang menggunakan ilmunja untuk kemasjarakatan dan kemadjuan masjarakat.
  • Dalam hidup keguruan ia adlaah seorang guru pendidik luhur budi, jang djauh mengawang kedepan akan pertumbuhan Bangsanja, penjantun djiwa, pemupuk tunas2 manusia Indoensia baru.
  • Dalam hidup keagamaan ia adalah seorang Agamawan yang tulus dan bertaqwa kepada Tuhan Jang Maha Esa.e. Dalam hidup kesenian ia adalah seorang seniman jang mentjipta menurut tuntunan mencerminkan kepribadian manusia. *

Seorang Marhaenisme sebagai umat manusia

 

  • Ia adalah seorang humanis-idealis yang merindukan suatu persahabatan, persaudaraan dan perdamaian ummat manusia atas dasar azas2 kemanusiaan.
  • Ia adalah seorang humanis-sosialis jang yang memperjuangkan keadilan sosial antar manusia, antar bangsa dan antar negara jang riil, ichlas dan djudjur atas dasar saling bantu-embantu, saling hormat-menghormati, dan atas dasar sama deradjat, sama hak dan sama kewadjiban.
  • Ia adalah seorang humanis-realis jang sadar dan insjaf akan adanja kekurangan dan kelemahan tapi djuga akan adanja daja2 kekuatan setiap pribadi manusia. Ia ingin dan siap menjapu bersih setiap ketidak-adilan, keburukan dan kedjahatan dan ia ingin menegakkan keadilan dan kebenaran jang abadi, diatas dunia ini. *

* sumbangan pikiran Prof. Dr. Sunawar Sukowati SH, Pokok-Pokok Pikiran Mengenai Essensialia Marhenisme, diperbanjak oleh jajasan nasional “Pandji Mas”, 1972

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image