Contoh Kata Berhomonim dalam Kalimat beserta Artinya
Eduaksi | 2023-08-23 07:12:49Homonim adalah kata yang sama lafal dan ejaannya, tetapi berbeda maknanya karena berasal dari sumber yang berlainan. Homonimi atau berkehomoniman adalah hubungan antaradua kata yang ditulis dan/atau dilafalkan dengan cara sama, tetapi tidak mempunyai makna yang sama.
Beberapa contoh dalam kalimat di bawah ini.
(1) Sekarang bulan Agustus adalah bulan kemerdekaan RI.
(2) Bulan itu menyinari bumi di malam hari.
Kata bulan memiliki arti (1) salah satu nama-nama bulan dalam setahun (2) nama bulan sebagai satelit bumi yang tampak di malam hari.
(1) Bisa ular itu berbahaya bagi manusia.
(2) Ia bisa membuat layang-layang yang amat bagus.
Kata bisa memiliki arti (1) racun ular (2) dapat membuat.
(1) Anak-anak itu mandi di kali.
(2) Dia sudah dua kali tidak hadir.
Kata kali pada kalimat di atas mengandung arti (1) sungai (2) jumlah.
(1) Kota Palu saat ini sudah ramai.
(2) Batu itu pecah karena dipalu.
Kata palu mengandung arti (1) nama daerah atau kota (2) nama benda sebagai alat pemukul paku atau batu.
(1) Genting rumah Ina pecah, ketika hujan lantainya basah.
(2) Suasana di desa itu sangat genting karena ada tawuran.
Kata genting mengandung arti (1) atap rumah (2) berbahaya.
(1) Sepatu Rina berhak yang tinggi.
(2) Ia berhak menerima hadiah dari Pak guru.
Kata hak mengandung arti (1) tapak sepatu pada bagian tumit (2) keharusan untuk menerima (memiliki).
(1) Beruang itu menerkam mangsanya.
(2) Ia banyak membeli pakaian karena ia beruang banyak.
Kata beruang mengandung arti (1) binatang (2) memilki.
(1) Doni tinggal di kota Malang.
(2) Nasib orang itu sedang malang.
Kata malang berarti (1) kota (2) menderita.
(1) Toni dan Dandi naik mobil kijang.
(2) Kijang banyak terdapat di hutan.
Arti kata kijang (1) merek mobil (2) binatang sejenis rusa.
(1) Penglihatan orang itu kabur.
(2) Maling itu kabur membawa sepeda motor.
Arti kata kabur (1) tidak jelas (2) melarikan diri.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.