Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Tabarruk: Usaha Menuju Keberkahan dalam Bingkai Ajaran Agama

Agama | Tuesday, 22 Aug 2023, 17:04 WIB
Keberkahan adalah suatu anugerah yang datang hanya dari Allah. Dalam kehidupan, keberkahan dapat ditemukan pada sebagian orang, tempat, perbuatan, dan waktu tertentu. Salah satu cara untuk meraih keberkahan ini adalah dengan mengembangkan kemampuan untuk mengetahui caranya dan kemudian berusaha keras untuk mencapainya. Upaya ini dikenal sebagai "tabarruk," yang pada dasarnya berarti berusaha meraih keberkahan.

Tabarruk memiliki arti mencari dan meraih keberkahan. Analoginya dapat dilihat dalam istilah "ta'allumu," yang mengacu pada usaha meraih ilmu. Dalam konteks syariat, tabarruk berarti berusaha meraih keberkahan dengan mengikuti cara-cara yang sesuai dengan ajaran agama.

Pentingnya keyakinan yang benar dalam meraih keberkahan tidak bisa diabaikan. Umat manusia yang menginginkan keberkahan harus percaya bahwa keberkahan itu berasal hanya dari Allah. Allah adalah sumber segala keberkahan, dan hal ini ditegaskan melalui dalil-dalil agama.

Jika keyakinan ini sudah kuat, umat manusia perlu memahami bahwa sejak zaman dahulu mereka selalu berusaha untuk meraih keberkahan. Namun, dalam usaha ini, mereka dapat dibagi menjadi dua kelompok.Ada yang menjalankan upaya meraih keberkahan sejalan dengan ajaran syariat.

Sebaliknya, ada juga yang melanggar ketentuan syariat dalam upaya mereka meraih keberkahan. Fakta ini membawa pada pembagian tabarruk menjadi dua kategori.

Pertama, ada "Tabarruk yang masyru'," yaitu tabarruk yang sesuai dengan ajaran agama dan memenuhi syarat-syarat tabarruk yang benar. Ketika ada dalil yang menunjukkan bahwa sesuatu telah diberkahi oleh Allah, maka seseorang tidak boleh mencari keberkahan dari sesuatu yang tidak diberkahi oleh Allah. Begitu juga, ada dalil yang menunjukkan bahwa sesuatu dapat digunakan sebagai sarana untuk berusaha meraih keberkahan.

Kedua, ada "Tabarruk mamnu'," yaitu tabarruk yang bertentangan dengan ajaran agama dan tidak memenuhi syarat-syarat tabarruk yang benar. Ini berarti mencari keberkahan dari sesuatu yang sebenarnya tidak diberkahi oleh Allah atau menggunakan cara-cara yang tidak disetujui oleh ajaran agama.

Dalam pandangan ini, upaya mencapai keberkahan memiliki panduan yang jelas. Berdasarkan ajaran agama, manusia diajarkan untuk mengambil langkah-langkah yang sesuai dengan nilai-nilai dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah. Ketika keberkahan dicari dengan tindakan yang benar dan diarahkan pada hal-hal yang benar pula, maka usaha tersebut dapat menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meraih berkah-Nya.

Jadi, keberkahan datang dari Allah dan hanya dengan mengikuti ajaran-Nya serta berusaha sesuai dengan nilai-nilai agama, manusia dapat meraih keberkahan. Tabarruk, sebagai usaha untuk meraih keberkahan, memiliki dua sisi: yang sesuai dengan ajaran agama dan yang melanggarnya. Dengan memahami perbedaan ini, umat manusia dapat mengambil langkah-langkah yang benar dalam upaya mereka meraih keberkahan yang Allah anugerahkan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image