Eksistensi Radio: Maha Radio KPI IAIN Pekalongan
Eduaksi | 2021-12-30 10:26:20Eksistensi Radio : Maha Radio KPI IAIN Pekalongan
Oleh: Yustika Sari
3419082
Mahasiswa IAIN Pekalongan
Dewasa ini semakin banyak perkembangan teknologi yang bermunculan, dengan adanya hal itu media- media terdahulu semakin terasingkan. Akan tetapi, media tersebut tidak hilang sepenuhnya , seperti radio. Radio sendiri merupakan suatu media komunikasi berupa audio tanpa ada visualnya. Radio pada masa sekarang memang telah teralihkan oleh media seperti televisi, gadget, internet dan yang lainnya. tapi eksistensi radio pada saat ini masih ada, walaupun peminatnya tidak sebanyak seperti media televisi maupun internet. P
ada awalnya radio cenderung diremehkan dan perhatian kepada penemuan baru itu hanya terpusat sebagai teknologi transmisi. Radio lebih banyak digunakan oleh militer dan pemerintah untuk kebutuhan penyampaian informasi dan berita.[1] Radio adalah sebuah perkembangan teknologi di mana suara distransmisikan secara bersamaan melalui gelombang radio yang ada di udara. Guglimo Marcono sebuah peneliti menciptakan wirless yang dapat digunakan gelombang radio untuk membawa pesan dalam bentuk sandi morse, kemudian ia mendirikan sebuah pemancar dan penerima, terutama daerah yang tidak terjangkau kabel telegraf untuk mengirim pesan keberangkatan kapal perusahaannya.[2]
Pada zaman perkembangan sekarang ini penikmat radio rata-rata orang zaman di mana radio sedang menjadi tren dimasanya, karena pada saat itu hanya radiolah yang menjadi alat komunikasi satu-satunya untuk menyebarkan pesan maupun informasi kepada khalayak umum. Radio sendiri sudah ada pada saat kemerdekaan Indonesia, pada saat itu radio digunakan untuk menyebarkan berita mengenai perkembangan kemerdekaan pada saat itu. Adanya hal tersebut radio semakin berkembang, akan tetapi dengan kemunculan media lain radio pun mulai kehilangan eksistensinya, walaupun tidak sepenuhnya hilang.
Radio saat ini juga semakin berkembang, seperti siaran melalui cara streaming , spotify dan yang lainya, dengan adanya cara tersebut radio dapat diakses memalui internet, di mana dapat diakses oleh siapa pun, kapan pun dan di mana pun. Seperti di salah satu jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Pekalongan, terdapat radio streaming, di mana mahasiswa jurusan komunikasi dan penyiaran islam menyampaikan sebuah pesan dan informasi melalui media radio secara streaming menggunakan akses internet, hal tersebut dipilih karena anak milenial sekarang lebih gemar menggunakan gadget mereka dari pada menggunakan radio.
Maha radio namanya, sebuah radio di jurusan dengan penyiar mahasiswa dan mahasiswi untuk menambah pengalaman dan mengasah kemampuannya dalam bidang komunikasi dan kepenyiaran. Biasanya penyiar atau komunikator menyampaikan mengenai . tips-tips melakukan sesuatu atau kegiatan yang bermanfaat, serta menyampaikan berita lokal, daerah, nasional hingga internasional.
Adanya radio mahasiswa tersebut dapat membuat mahasiswa yang tadinya sama sekali belum pernah mendengarkan siaran radio, sekarang dapat mendengarkan melalui streaming di radio tersebut. Walaupun jangkauan pendengarnya masih sebatas mahasiawa jurusan komunikasi dan penyiaran islam saja. Sebenarnya maha radio tidak hanya mengudara di jurusan saja, akan tetapi mengudara ke seluruh kampus bahkan sampai ke masyarakat luas.
Mila salah satu audien dari mahasiswi komunikasi dan penyiaran islam mengatakan bahwa, sebenarnya mendengarkan radio itu asik, bergantung dari selera dan gaya dari sang audien dan penyiarnya. Ketika audient mendengarkan siaran yang bukan dari gayanya ataupun selera, maka audient akan merasa bosan dan sungkan mendengarkan pesan ataupun informasi yang disampaikan oleh penyiar. Akan tetapi mungkin dari penyiarnya sendiri yang masih grogi saat membawakan pesan ataupun informasi yang disampaikan, hal itu membuat audien kurang enak saat didengar. Ujar mila.
Tidak hanya anak dari jurusan komunikasi dan penyiaran islam saja yang mendengarkan streaming radio, akan tetapi terdapat beberapa mahasiswa dari jurusan lain yang mendengarkan streaming maha radio, salah satunya yaitu Afina, seorang mahasiswi dari fakultas ekonomi dan bisnis IAIN Pekalongan. Ia sesekali mendengarkan maha radio saat istirahat. Sebenarnya mendengarkan maha radio seru, tapi topik-topik ataupun pesan yang disampaikan kurang menarik, bahkan ada yang diulang topiknya. Untuk itu lebih memperluas tema atau informasi yang disampaikan, agar audien tidak merasa bosan saat mendengarkan radio.
Sebenarnya radio pada saat ini masih banyak peminatnya, salah satu direktur di Radio Kota Batik Bapak Dirhamsyah mengatakan bahwa pendengar radio saat ini masih banyak di wilayah pekalongan, karena di radio tersebut masih banyak orang yang berinteraksi melalui via telepon untuk menyampaikan pertanyaan maupun ingin menyampaikan informasi seperti pemadaman listrik, keadaan arus lalu lintas dan layanan masyarakat lainnya di sekitar pekalongan.
Untuk itu dalam melakukan siaran hendaknya membawakan tema- tema yang sedang terpopuler dan terbaru, supaya para audien dapat mendengarkan siaran dengan berita yang dibutuhkannya serta dapat mengemas topik atau informasi semenarik mungkin, agar dapat dikenal dan mengudara di masyarakat luas.
Dengan itu radio akan tetap memiliki pendengar setiannya dan tetap eksis di masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Sangat disayangkan apabila radio hilang begitu saja, karena dengan adanya radio pada zaman dahulu sangat penting dalam menyebarkan kabar gembira bagi bangsa Indonesia yaitu hari kemerdekaan, di mana radio berperan menyalurkan berita tersebut ke berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Untuk itu radio memiliki sejarah yang sangat penting bagi bangsa Indonesia dalam bidang media komunikasi pada saat itu, sehingga sangat disayangkan apabila hilang begitu saja dan hanya meninggalkan sejarah. Untuk itu generasi milenial harus tetap mempertahankan eksistensi radio tersebut, agar generasi selanjutnya dapat mendengarkan radio yang merupakan slah satu media tertua di Indonesia selain media cetak.
Daftar Pustaka
Ahmad Nur,”Radio sebagai sarana media massa elektronik”, AT-TABSYIR: Jurnal komunikasi penyiaran islam, Vol 3, No. 2 Desember 2011
Santi Indra Astuti, Jurnalisme Radio: Teori dan Praktik, (Bandung: Simbiosa Rekatama
Media, 2008)
Nur Ahmad,”Raio sebagai sarana media massa elektronik”, AT-TABSYIR: Jurnal komunikasi penyiaran islam, Vol 3, No. 2 Desember 201h, hlm. 240
Santi Indra Astuti, Jurnalisme Radio: Teori dan Praktik, (Bandung: Simbiosa Rekatama
Media, 2008) , hlm.5
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.