'Jebakan' Belanja Online dari AI
Teknologi | 2023-08-16 20:34:24Pernahkah Anda browsing aplikasi e-commerce? Saat iseng mencari suatu barang tertentu, tiba-tiba beranda atau home Anda jadi penuh dengan rekomendasi barang-barang berkaitan. Bahkan sering kali, barang-barang tersebut sangat cocok dengan selera Anda. Sehingga yang tadinya hanya iseng browsing, jadi serius melihat-lihat pilihan produknya, dan belanja!
Proses jual-beli di era digital, kini tidak hanya melibatkan penjual dan pembeli. Tanpa kita sadari, ada satu pihak tak terlihat yang sebenarnya juga ikut terlibat. Ya, "dia" adalah artificial intelligence atau AI, yang salah satu perannya adalah memberikan rekomendasi barang seperti skenario tadi. Bagaimana AI dalam e-commerce bisa memberikan rekomendasi ini?
Integrasi AI dalam aplikasi e-commerce
AI bekerja dengan mempelajari gambar, deskripsi, dan keterangan produk. Dia menggunakan kombinasi dari banyak teknik. Seperti machine dan deep learning, collaborative dan content-based filtering, serta algoritma rumit yang mempertimbangkan banyak faktor. Semua ini digunakan untuk menganalisis perilaku pengguna, riwayat transaksi, dan pola browsing pengguna aplikasi. Data-data tersebut kemudian diproses AI untuk memahami selera dan kebutuhan tiap konsumen. Cukup rumit?
Sebagai ilustrasi, saat Anda sedang browsing di aplikasi e-commerce, AI “secara diam-diam” membuat sebuah profil digital sesuai preferensi Anda. Profil tersebut berisi analisis mengenai kategori produk yang Anda lihat, produk yang Anda klik, dan semua interaksi Anda terhadap produk-produk di aplikasi tersebut. Dari informasi-informasi ini, AI bisa menciptakan rekomendasi yang unik, khusus untuk Anda saja.
Manfaat AI bagi penjual dan konsumen
Integrasi AI dalam aplikasi e-commerce bisa memberikan berbagai manfaat untuk penjual dan konsumen. Dari sisi penjual, rekomendasi dari AI membantu memperkenalkan produk pada lebih banyak orang, serta meningkatkan penjualan. Para penjual bisa memanfaatkan AI yang mampu mempelajari gambar dan tulisan, dengan memaksimalkan listing produk mereka. Seperti dengan memasang gambar dengan kualitas yang baik, mengisi detail produk sesuai kategorinya, dan membuat deskripsi produk dengan keyword-keyword yang berkaitan.
Bagi konsumen, rekomendasi dari AI bisa meningkatkan efisiensi berbelanja. Dengan rekomendasi yang sesuai selera dan kebutuhan, tiap konsumen bisa menghemat tenaga dan waktu dalam mencari produk yang sesuai. Terlebih, jika dibandingkan dengan experience saat berbelanja langsung atau offline. Namun, meski AI dan rekomendasinya bisa membantu konsumen berbelanja, dia juga merupakan ancaman bagi manusia. Seperti apa ancaman tersebut?
AI sebagai ancaman bagi manusia
Dengan banyaknya rekomendasi produk yang sesuai selera dan keinginan, AI dan rekomendasinya bisa “menjerat” manusia dalam perangkap belanja impulsif. Terlebih dengan tambahan strategi lain seperti flash sale, hitung mundur waktu promo, tulisan sisa stok, dan penggunaan influencer dalam foto produk. Lalu, apa bahayanya?
Rekomendasi dari AI bisa membuat manusia terus merasakan fear of missing out. Ini merupakan respon emosial di mana manusia merasa takut tertinggal. Selain itu, AI dan rekomendasinya di e-commerce juga bisa membuat manusia merasa lelah karena banyaknya pilihan, stres karena terus merasa kekurangan, kecanduan dengan rasa senang yang instan, serta terjerat masalah finansial dan masalah keluarga. Apalagi dengan banyaknya layanan pinjaman online yang juga sudah terintegrasi pada aplikasi e-commerce.
Apa yang bisa dilakukan?
Beberapa hal yang bisa Anda lakukan sebagai konsumen, untuk mencegah pengaruh negatif dari AI dan rekomendasinya di e-commerce:
• Kenali dan sadari adanya pola-pola strategi marketing di e-commerce, seperti rekomendasi, flash sale, hitung mundur waktu promo, tulisan sisa stok, dan penggunaan influencer dalam foto produk.
• Browsing dan belanja dengan sadar. Setiap kali ingin belanja, tanyakan pada diri Anda, apakah memang butuh, ingin, atau hanya impulsif karena tertarik melihat rekomendasi dari AI.
• Ingat dan prioritaskan kebutuhan. Saat ingin belanja online, ingat-ingat kebutuhan yang belum terbeli. Prioritaskan untuk membelinya terlebih dahulu.
• Tentukan dan batasi budget untuk belanja. Misal maksimal 10% dari pemasukan Anda setiap bulan, lalu tepati budget tersebut. Tabung uang dan tunda belanjanya, saat barang yang ingin dibeli belum sesuai dengan budget yang sudah ditentukan.
• Riset dan beri waktu. Baca review dan bandingkan produk yang Anda mau, dengan produk lain, untuk memastikan produk tersebut memang sesuai dengan yang Anda mau. Selain itu, jangan langsung dibeli. Beri waktu untuk Anda berpikir, misal 1 minggu atau 1 bulan.
• Jauhi trigger. Jika belanja berlebih sudah menjadi masalah yang cukup serius untuk Anda, pastikan untuk menjauhi trigger-trigger yang membuat Anda ingin berbelanja. Misal unfollow akun media sosial yang sering merekomendasikan produk "racun", atau uninstall sementara aplikasi e-commerce di HP Anda.
Kesimpulan
Integrasi AI dalam e-commerce memang sangat bisa menjadi ancaman bagi kita. Namun sebagai manusia, kita tetap punya kontrol untuk menentukan, apakah AI akan memberikan pengaruh negatifnya pada kita, atau tidak. Setuju?
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
