Mengapa Antibiotik Harus Dihabiskan?
Gaya Hidup | 2023-08-16 14:08:36AISKA, Surakarta – Semua manusia pernah mengalami sakit yang mengharuskan mereka untuk minum obat. Salah satu obat yang mungkin diresepkan oleh dokter adalah antibiotik dan mereka selalu berpesan untuk menghabiskan obat tersebut meskipun gejala penyakit atau keluhan yang dirasakan sudah mereda. Mengapa demikian?
Obat antibiotik diresepkan oleh dokter untuk mengatasi infeksi bakteri. Jadi, antibiotik tetap harus dihabiskan karena bakteri penyebab penyakit di tubuh belum tentu hilang sepenuhnya. Jika tidak dikonsumsi secara tepat atau tidak dihabiskan, antibiotik justru bisa berdampak buruk bagi kesehatan, yaitu resistensi antibiotik, atau kuman penyebab penyakit menjadi kebal terhadap antibiotik yang diberikan, serta infeksi yang diderita tidak benar-benar sembuh dan dapat muncul kembali. Alasan utama mengapa antibiotik harus dihabiskan adalah untuk membasmi bakteri penyebab penyakit hingga tuntas dan mencegah terjadinya resistensi antibiotik yang berbahaya. Oleh karena itu, ikutilah aturan dan cara mengonsumsinya dengan baik serta sesuai dengan petunjuk dan resep dokter.
Selain harus dihabiskan, mengonsumsi antibiotik juga harus dilakukan dengan tepat. Berikut langkah-langkah mengonsumsi antibiotik dengan tepat:
· Minum antibiotik sesuai jadwal. Saat diresepkan antibiotik, minumlah sesuai dengan jadwal. Apabila antibiotik itu harus diminum 3 kali sehari, maka minumlah setiap 8 jam. Apabila terlewat jadwalnya, segera minum dosis yang terlewat dan lanjutkan dengan dosis berikutnya.
· Hindari minum antibiotik bersamaan dengan vitamin atau suplemen. Mengonsumsi antibiotik bersamaan dengan vitamin atau suplemen tidak dianjurkan karena kandungan mineral dalam suplemen tersebut dapat mengganggu penyerapan antibiotik di dalam saluran cerna sehingga kinerja antibiotik menjadi tidak efektif.
· Hindari minum antibiotik dengan susu atau produk olahan susu lainnya. Kandungan kalsium dalam susu yang tinggi dikhawatirkan dapat mengurangi proses penyerapan zat aktif antibiotik sehingga obat tidak dapat bekerja dengan baik.
· Jangan berbagi antibiotik dengan orang lain. Selain dosis yang diberikan oleh dokter dikhususkan untuk pasien yang diresepkan, berbagi antibiotik juga dapat berbahaya karena kondisi tubuh setiap orang berbeda dan pemberian resep antibiotik dilakukan dengan pemeriksaan dokter terlebih dahulu.
(/az)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.