Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ali Efendi

Terasi Khas Paciran, Buah Tangan Pantura Lamongan

Kuliner | Tuesday, 15 Aug 2023, 06:12 WIB
Nelayan Sukunan Paciran, Lamongan, Jawa Timur Menjemur Rebon Untuk Bahan Dasar Membuat Terasi. Inset: Terasi Sudah Masak dan Masih Mentah (Dok. Pribadi)

Masuk bulan Agustus musim rajungan sepi dengan hasil tangkapan sangat minim sehingga tidak seimbang antara bekal yang dikelurakan dengan hasil tangkapan yang diperoleh. Maka nelayan kecil Paciran Lamongan mencari alternatif tangkapan laut lainnya dengan Miyang Nyontok, melaut untuk mencari rebon (udang kecil-kecil).

Musim rebon telah tiba di pekan kedua bulan Agustus, maka bau khas rebon yang dijemur menyengat hidung menjadi suguhan sehari-hari bagi warga yang tinggal di perkampungan nelayan Dusun/Desa Paciran blok Babakan Gerong, Watu Bayang, Sukunan, dan Watu Bolong.

Hari-hari ini di sepanjang pesisir pantai Dusun Paciran terlihat pemandangan rebon yang dijemur di bawah terik panas matahari agar rebon menjadi kering. Rebon merupakan udang kecil sebagai bahan dasar terasi (ebi) hasil tangkapan nelayan kecil sebagai pilihan melaut selama musim rajungan sepi.

Hasil tangkapan rebon nelayan kecil dibeli tengkulak untuk dikeringkan menjadi terasi, terkadang ada yang dijual kembali dalam bentuk rebon kering. Beberapa perusahaan ada juga yang langsung membeli rebon kering ke tengkulak Paciran sebagai bahan dasar untuk memproduksi terasi.

Terasi atau belacan adalah bumbu masak yang dibuat dari ikan atau udang rebon yang difermentasikan, berbentuk seperti adonan atau pasta dan berwarna hitam-cokelat, kadang ditambah dengan bahan pewarna sehingga menjadi kemerahan (https://id.wikipedia.org/wiki/Terasi).

Pengertian lain dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, terasi adalah bumbu penyedap masakan yang dibuat dari ikan kecil-kecil atau udang yang dilumatkan halus-halus atau belacan (https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/terasi). Namun ada juga yang menyebut dengan istilah ebi (udang yang dikeringkan untuk bumbu.

Proses pembutan terasi terbilang sangat sederhana dan mudah, rebon yang sudah kering ditumbuk sampai lembut dengan lesung (lumpang) atau digiling dengan Teknologi Tepat Guna (TTG). Selanjutnya, rebon yang sudah lumat ditimbang untuk dibentuk kotak (kubus) sesuai dengan ukuran yang diinginkan.

Jadilah terasi siap untuk dijemur karena teksturnya masih lembek dan agak basah, kemudian terasi siap dimasukkan ke dalam plastik kecil dan diberi merk dagang. Untuk buah tangan yang ideal biasanya terasi ukuran 5x10 cm, satu bungkus berisi 10 bungkus terasi dengan kecil-kecil. Ada juga yang dikemas sudah masak dimasukan botol plastik dengan ukuran yang ideal dan mudah dibawa.

Ciri khas terasi Paciran adalah bahan asli dari rebon tangkapan langsung dari nelayan, dikeringkan dengan proses alamiah di bawah sinar matahari, diolah tampa bahan pengawet, tanpa campuran ikan atau sejenis rajungan kecil-kecil (baby crab). Selain itu, diproduksi berskala rumah tangga (home insdustry) dengan proses pembuatannya dijamin higienis.

Citra rasa terasi khas Paciran dapat dinikmati dalam berbagai jenis masakan, seperti; untuk sambel terasi, sambal pecel lele khas Lamongan, bumbu rujak khas Paciran, masakan lainnya yang membutuhkan campuran terasi, dan bahkan terkadang terasi diiris tipis untuk digoreng langsung dijadikan lauk pauk.

Terasi khas Paciran cocok sebagai buah tangan (oleh-oleh) bagi saudara, sanak kerabat, dan teman. Apabila anda dalam perjalanan melewati jalur pantura Lamongan bisa berhenti dan mampir di Desa/Kecamatan Paciran. Di warung-warung sederhana dan rumah makan biasanya menyediakan atau lewat toko online dengan harga merakyat dan terjangkau.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image