Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image

Ayo Cegah Stunting Sejak dalam Kandungan Ibu!

Gaya Hidup | Monday, 14 Aug 2023, 13:02 WIB

Klaten (15/07/2023), berlangsung kegiatan program keilmuan dalam upaya penanganan kejadian stunting di Desa Beji, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten oleh Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro atas nama Zahra Fasha Hermetika. Stunting adalah suatu masalah gizi yang kronis ditandai dari tinggi badan anak dibandingkan ideal seusiannya. Masalah gizi ini tidak hanya mengakibatkan gangguan dalam pertumbuhan fisik anak, melainkan juga dapat memengaruhi tingkat kecerdasan atau kognitif anak. Angka kejadian stunting di Indonesia masih tergolong tinggi, walaupun pemerintah telah mengeluarkan banyak dana untuk penanggulangan stunting ini, kejadian stunting setiap tahunnya belum mengalami penurunan yang signifikan. Stunting dapat disebabkan oleh beberapa hal sehingga stunting merupakan masalah kesehatan yang kompleks, salah satu penyebabnya adalah kurangnya informasi mayarakat mengenai pentingnya memperhatikan gizi dan kebersihan anak agar terhindar dari berbagai infeksi yang dapat menyebabkan kejadian stunting, terutama pada ibu hamil yang sedang mengandung janin dan anak di bawah usia 2 tahun dimana kekebalan tubuhnya belum terbentuk sempurna. Pencegahan stunting paling awal dapat dilakukan dengan memberikan informasi kesehatan pada ibu hamil mengenai pentingnya 1000 hari pertama kehidupan untuk mencegah kejadian stunting. Stunting dapat memengaruhi tingkat kecerdasan seorang anak, terutama jika anak mengalami stunting di usia kurang dari 2 tahun dimana pada usia tersebut sebagian besar otak berkembang sangat pesat sehingga jika anak mengalami kekurangan gizi dan nutrisi maka akan mengganggu perkembangan otaknya dan akan memengaruhi kecerdasannya kemudian hari.

Di Desa Beji sendiri, untuk tahun 2021 sendiri telah memiliki anggaran khusus untuk menangani masalah stunting, pemerintah desa memberikan bantuan makanan bergizi seperti telur. Namun, setelah rutin diadakannya posyandu balita dan diberikannya bantuan berupa makanan, kejadian stunting di Desa Beji pada tahun 2022 tidak menurun melainkan meningkat. Oleh karena itu, muncul suatu gagasan bahwa kejadian stunting tidak hanya dicegah setelah bayi itu lahir saja, melainkan sejak dalam kandungan ibunya juga harus sudah diperhatikan gizinya. Sehingga terlaksana kegiatan pendampingan mengenai "Pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan" beserta tambahan kegiatan fisik bagi ibu hamil berupa pelatihan senam kegel (senam untuk memperkuat otot panggul) yang dilakukan di dalam kelas ibu hamil di Desa Beji.

Kegiatan program monodisiplin ini dilaksanakan di Balai Desa Beji dan dihadiri sejumlah 11 orang ibu hamil dari seluruh RW yang ada. Kegiatan di awali dengan pemberian materi kelas ibu hamil pertemuan kedua mengenai tanda awal persalinan, tanda persalinan, proses persalinan, inisiasi menyusu dini (IMD), KB pasca persalinan, pelayanan nifas, tanda bahaya kehamilan, tanda persalinan, mitos-mitos kehamilan, dan dilanjutkan dengan aktivitas fisik berupa senam ibu hamil (senam kegel). Pendampingan yang digunakan menggunakan media leaflet dan booklet, dan diberikan kepada setiap ibu hamil yang datang. Senam dilakukan secara bersama-sama selama kurang lebih 10 menit dan diikuti oleh semua ibu hamil yang datang, pemberian pelatihan senam ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada ibu hamil terutama pasca persalinan untuk menguatkan otot panggul. Program keilmuan yang dilakukan ini diharapkan dapat berlanjut dan memberikan manfaat bagi masalah kesehatan yang ada di Desa Beji.

Penulis :

Zahra Fasha Hermetika (Kedokteran, FK Undip)

Dosen KKN:

1. Pror. Dr. rer. nat. Ir. Thomas Triadi Putranto., S.T., M.Eng., IPU

2. Dinalestari Purbawati, S.E., M.Si.,Akt

3. Fajrin Pramana Putra, S.P., M.Si

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image