Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dimas Muhammad Erlangga

Bagaimana Memaknai Kemerdekaan yang Sejati?

Politik | Sunday, 13 Aug 2023, 06:24 WIB

Sejarah kolonialisme di Indonesia, sejak masuknya VOC—persekutuan kongsi dagang Belanda—hingga sekarang, tak terlepas dari motif kepentingan ekonomi, yakni mengeruk keuntungan. rakyat Indonesia menyebutnya kompeni. Itu berasal dari kata ‘compagnie, nama belakang organisasi dagang itu. demi mencapai tujuan mengeruk keuntungan itu, kolonialisme sampai menggunakan segala macam cara. Bukan hanya politik upah murah, mereka bahkan sampai hati membenarkan kerja rodi atau kerja tak dibayar.

Dengan demikian, agenda utama kemerdekaan yang sejati adalah memperbaiki nasib seluruh rakyat. Artinya, kemerdekaan akan kehilangan maknanya jikalau tidak ada peningkatan kesejahteraan rakyat. Kemerdekaan tak ada artinya jika masih banyak rakyat yang miskin, menganggur, dan direndahkan martabatnya. Bahkan, jika berpatokan pada cita-cita para pendiri bangsa—sebagaimana termaktub dalam pasal 33 UUD 1945, maka kemerdekaan Indonesia itu bukan saja soal perbaikan kesejahteraan rakyat, melainkan yang paling pokok adalah meletakkan kedaulatan ekonomi di tangan rakyat.

Dalam konteks itu, demokrasi di Indonesia tidak bisa dimaknai sekedar pilkada dan pemilu bebas. Indonesia belum menjadi negara demokrasi jika kedaulatan ekonomi belum di tangan rakyat. makna kemerdekaan bagi bangsa Indonesia di lapangan ekonomi adalah kedaulatan ekonomi di tangan rakyat.

Pendiri bangsa menyadari benar bahwa masalah Indonesia tidak akan berhenti setelah proklamasi kemerdekaan. Imperialisme akan kembali dan telah kembali dengan segala macam cara untuk menguasasi negeri ini. Itulah mengapa berkali-kali dalam sebagian besar pidatonya Bung Karno mengatakan wasapada nekolim .sekali lagi waspada nekolim. Itulah mengapa api perlawanan harus dinyalakan dan perjuangan harus terus dikobarkan.

Sekarang, setelah proklamasi kemerdekaan, ayo kita galang kekuatan untuk melakukan perubahan, meneruskan cita-cita kemerdekaan yang sempat tertunda : Tatanan Sosialisme Indonesia Berdasar Pancasila, Masyarakat yang Adil dan Makmur.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image