Amelia Earhart, Pelopor Pilot Perempuan
Eduaksi | 2023-08-11 11:20:28AISKA, Surakarta – Nama Amelia Earhart dikenal banyak orang sebagai pilot wanita pertama di dunia yang pernah melakukan penerbangan solo. Amelia merupakan pilot pertama yang terbang solo mengelilingi Amerika Serikat, pilot kedua yang terbang solo mengelilingi Samudra Atlantik, dan masih banyak rekor lain yang dimilikinya. Yuk, kita kenalan dengan Amelia Earhart!
Lahir di Kansas, Amerika Serikat di tahun 1897, Amelia Earhart dikenal sejak muda sebagai seorang wanita yang pemberani. Pada tahun 1917, Amelia menjadi seorang perawat sukarela tentara Kanada yang cedera setelah pulang berperang di Eropa saat Perang Dunia I terjadi. Saat Amelia berusia 21 tahun, dia menghadiri pertunjukan udara di lapangan latihan terbang pilot perang yang kebetulan dekat dengan tempatnya mengabdi sebagai perawat. Amelia berdiri dengan gagah dan tidak menghindar ketika salah satu pesawat terjun langsung ke arahnya, sebagai bagian dari pertunjukan. Sejak saat itulah Amelia memiliki hasrat untuk menjadi seorang pilot.
Selesai dengan pengabdiannya, Amelia melakukan berbagai macam pekerjaan serabutan untuk membiayai kursus terbangnya. Tidak lama setelahnya, Amelia berhasil mendapatkan lisensi terbangnya dan menjadi salah satu dari 16 wanita di dunia yang memiliki lisensi terbang. Di era 1920-an, penerbangan dunia masih terbilang baru karena Wright Brothers baru terbang untuk pertama kalinya di tahun 1903, dan bukan rahasia jika dunia penerbangan dipenuhi oleh pria. Amelia Earhart ingin mengubah hal itu. Dia menjadi presiden Ninety-Nines, sebuah perkumpulan pilot wanita, dan merencanakan penerbangan solo pertamanya. Keunikan lain yang dimiliki Amelia adalah dia menjahit semua baju dan perangkat penerbangannya sendiri karena dia ingin memakai pakaian yang dikhususkan untuk pilot wanita, bukan pilot pria.
Amelia melakukan penerbangan pertamanya di tahun 1932 dari Newfoundland, Kanada dan mendarat di peternakan sapi di Irlandia Utara. Peristiwa inilah yang menjadi rekor perdananya sebagai seorang pilot wanita pertama yang terbang solo melintasi Samudra Atlantik. Amelia tidak berhenti di sana dan pada tahun 1935 dia menjadi pilot wanita pertama yang terbang solo melintasi Samudra Atlantik dan Pasifik setelah dia terbang dari Honolulu, Hawaii ke Oakland, California. Faktanya, antara tahun 1930 hingga 1935, Amelia menorehkan sedikitnya 5 (lima) rekor jarak dan kecepatan terbang yang dilakukan pilot wanita.
Akan tetapi, petualangan Amelia Earhart tidak berjalan mulus selamanya. Peristiwa naas ini terjadi ketika Amelia ingin melakukan perjalanan yang lebih spektakuler. Dia mengajak Fred Noonan untuk terbang bersamanya mengelilingi dunia melalui garis kahtulistiwa dari Miami, Florida. Dalam kurun waktu kurang dari satu bulan, Amelia berhasil mencapai Papua New Guinea. Namun, sesuatu terjadi ketika mereka melintasi Samudra Pasifik menuju tujuan akhir mereka, yaitu pulau kecil bernama Pulau Howard. Pesan terakhir yang dikirimkannya adalah “(Bahan bakar) Kami hampir habis.” Sejak saat itulah mereka tidak pernah terlihat lagi.
Presiden Franklin D. Roosevelt mengirimkan 66 pesawat dan 9 kapal untuk mencari keberadaan Amelia dan rekannya, tapi sayangnya, hasil pencarian mereka nihil. Hingga saat ini, masih sering dilakukan pencarian yang tujuannya mencari puing-puing dan bekas keberadaan Amelia Earhart di tempat yang diyakini sebagai lokasi jatuhnya pesawat Electra milik Amelia. Tidak dipungkiri bahwa kisah Amelia menginspirasi banyak wanita yang ingin menjadi seorang pilot, meskipun profesi pilot masih dipandang sebagai profesi pria secara umum. Pada tahun 2023, tercatat bahwa setidaknya terdapat 74 ribu pilot wanita di seluruh dunia dan separuhnya merupakan pilot penerbangan profesional.
(/az)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.