Papua Menderita Kelaparan
Politik | Monday, 07 Aug 2023, 11:58 WIB
Puncak Willem Wandik di Mimika, Papua Tengah, Kamis (27/7/2023), mengatakan, kekeringan terjadi di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi. Akibatnya, enam warga meninggal. (Kompas.id 27/7/2023).
Kondisi kekeringan tersebut menyebabkan gagal panen, akhirnya mereka terpaksa mengonsumsi umbi - umbian busuk yang mengakibatkan mereka terkena diare hingga meninggal.
Sungguh ironis negara yang kaya raya dengan sumber daya alam (SDA) yang melimpah ruah namun miris rakyat mati akibat kelaparan. Ibarat ayam mati di lumbung padi itulah kondisi yang menggambarkan untuk rakyat Papua.
Bahkan kita tau bahwa di Papua ada gunung emas, jika itu dimanfaatkan untuk rakyat Papua maka itu sangat mampu untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka, namun sayang yang mereka dapatkan hanya limbah dan kerusakan lingkungan. Dan mereka tetep miskin.
Hal ini akibat sistem kapitalisme yang diterapkan, SDA dijual kepada asing untuk mendapatkan keuntungan, sedangkan rakyat dibiarkan miskin dan terpingir.
Kejadian ini harusnya mampu membuka mata kita, sadar bahwa ini terjadi akibat sistem kapitalisme, maka sudah seharusnya kita tinggalkan sistem ini dan mengambil sistem Islam, sistem yang berasal dari sang pencipta, sistem yang akan benar-benar meriayah rakyatnya. Karena dalam Islam SDA akan dikelola negara untuk kesejahteraan rakyat. Sehingga dengan itu tidak akan ada rakyat yang mati kelaparan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
