Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image SUARA PAPUA

Ekonomi di Gunung Putri Belum Membaik Menurut Ewil M Woloin

Eduaksi | Saturday, 05 Aug 2023, 06:04 WIB
foto ewil m. woloin sedang di kampus universitas cendekia mitra indonesia yogyakarta. foto: (dok) ewil manoa woloin

Kecamatan Gunung Putri merupakan daerah industrial terbesar yang terdapat di kabupaten Bogor. Mayoritas masyarakatnya bekerja di sektor industri, karena hal ini secara tidak langsung perekonomian masyarakat Gunung Putri sangat bergantung pada perusahaan-perusahaan industri setempat.

Pada saat dilanda pandemi, hal tersebut sangat berdampak buruk terhadap masyarakat Gunung Putri. Pasalnya, banyak terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan oleh perusahaan demi mempertahankan perusahaanya tetap berjalan dan menghemat pengeluaran biaya perusahaan.

Akibat hal tersebut banyak masyarakat yang tidak mendapatkan penghasilan sehingga mempengaruhi sektor perekonomian daerah Gunung Putri. Daya beli masyarakat yang menurun akibat tidak adanya penghasilan yang masuk, membuat masyarakat lebih memilih untuk berhemat.

Hal ini juga berdampak buruk pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di daerah Gunung Putri. Banyak dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mengalami penurunan penghasilan, tapi di lain sisi terdapat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang harus sampai menutup usahanya akibat tidak ada pendapatan yang masuk.

Hal tersebut sebenarnya bukan akibat dari daya beli masyarakat yang rendah saja, melainkan banyak juga masyarakat yang mencoba untuk membuka usaha sendiri karena sudah tidak memiliki pekerjaan, dengan harapan setelah mereka membuka usaha sendiri dapat memiliki penghasilan kembali. Namun nyatanya justru sebaliknya, akibat dari usaha- usaha mikro kecil yang semakin banyak hal ini menimbulkan persaingan dagang dan mengakibatkan pembeli semakin sepi.

Salah satu pengakuan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dari warung Jagonya Ayam Bakar Bu Ella mengatakan. “Selama pandemi, kita sebagai UMKM tidak pernah mendapatkan bantuan sama sekali dari pemerintah, Jangankan bantuan UMKM, bantuan sembako untuk diri saya pribadi saja tidak dapat,” kata pemilik Warung Jagonya Ayam Bakar Bu Ella.

Di awal tahun 2023, memang benar kondisi perekonomian semakin membaik, omzet saya juga meningkat sekitar 60 persen setelah pandemi, namun bukan berarti usaha saya udah kembali normal. Saya sendiri udah menjalankan usaha ini selama 7 tahun, Pendapatan sebelum pandemi saya masih lebih besar dari pada sekarang, kalo misalnya ada yang bilang keadaan ekonomi sudah normal sepertinya saya kurang setuju.

"Dan UMKM teman-teman saya juga sama merasakan dengan saya karena kita kadang sering ngobrol bareng, contohnya sekarang saja bahan makanan untuk dagang saja naik seperti tomat dan cabai," ujar pemilik warung Jagonya Ayam Bakar Bu Ella.

Beberapa Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Gunung Putri memang mengaku selama pandemi Covid-19 memang mengalami penurunan omzet yang cukup signifikan. Namun ada juga yang tak sependapat karena sebenarnya dalam menjalankan usaha, keuntungan pendapatan tergantung dari pemilik usaha dalam mencari celah peluang keuntungan bisa dengan cara berinovasi yang menjadikan usahanya berbeda dari yang lain atau dengan startegi kreativitas penjualan sang pemilik.

Seperti yang diucapkan Abyam, salah satu pedagang pasar yang berada di kawasan Gunung Putri, "Dalam menjalankan usaha yang pasti bakal banyak rintangan ya, mulai dari dagangan sepi seperti pandemi kemarin terus ada aja pelanggan yang komplain. Sebenernya mah balik lagi ya bisa dibilang pinter-pinter para pedagangnya aja lah cara ngejualnya, ya mau gimana lagi itu udh jadi resiko pedagang ga bisa nyalahin keadaan juga."

Kecamatan Gunung Putri pada awal tahun 2023 sendiri sudah mencoba membantu meningkatkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), melalui gebyar UMKM dan pertunjukan seni hiburan masyarakat yang diselenggrakan di lapangan Koramil Gunung Putri di Desa Cicadas Kecamatan Gunung Putri kabupaten Bogor, Sabtu 28 Januari 2023.

Hal ini dimaksudkan untuk membantu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar dikenal oleh masyarakat sebagai ajang promosi dan pendekatan terhadap pelaku usaha dan memberi dorongan kepada pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk merancang strategi yang tepat dalam berusaha di media online di era digital seperti sekarang ini.

Selain itu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu prioritas yang dilakukan oleh pemerintah untuk memberikan kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi sosial. Namun sepertinya sosialisasi mengenai program gebyar Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ini masih kurang merata sebab masi banyak UMKM yang belum mengetahui mengenai program ini.

Beberapa UMKM pun ada yang merasa kurang di perhatikan oleh pemerintah karena tidak ada bantuan yang sampai kepada beberapa pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Gunung Putri. Beberapa Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada saat pandemi ada yang tidak sanngup untuk survive dan mengharuskannya untuk gulung tikar karena mereka terpaksa untuk tidak menaikan harga jual produknya untuk mempertahankan konsumen mereka di lain sisi harga bahan untuk mereka berjualan kian menaik dan terjadinya penurunan konsumen.

Mereka pun merasa efek dari pandemi masi dapat di rasakan sampai sekarang ini terutama pada jumlah konsumen sebab jumlah konsumen yang datang belum kembali normal seperti sebelum pandemi Covid-19 melanda ke Indonesia. Ditambah lagi kehawatiran para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada tahun 2024 yang memasuki tahun politik. Mereka takut akan adanya kenaikan bahan pokok akibat dari politik tersebut dan mereka berharap tidak ada bahan pokok yang naik secara signifikan, sebab hal tersebut dapat mempengaruhi finansial usaha mereka.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image