Langkah Mudah Menghilangkan Bekas Luka pada Kulit Bayi
Parenting | 2023-08-04 11:13:48Bersama dengan dr Sally Palit Sp.A dari RS Lira Medika Karawang dan Doodle Exclusive Baby Care
Kulit bayi masih sangat sensitif, goresan kecil pun dapat menyebabkan luka dan meninggalkan bekas pada kulitnya. Beberapa jenis luka mungkin cepat hilang. Tapi tak jarang, beberapa jenis lainnya meninggalkan bekas yang tak sedap dipandang.
Setiap jenis luka membutuhkan langkah penanganan yang berbeda. Oleh karena itu, dr Sally Palit Sp.A dari RS Lira Medika Karawang melalui Live Instagram Doodle Exclusive Baby Care menyarankan agar Ayah-Bunda mengetahui jenis luka pada kulit bayi. Misalnya saja luka cakar. Sally mengatakan, bayi kerap mencakar kulit tubuhnya sendiri tanpa sengaja. Jika hal ini terjadi, Ayah dan Bunda tak perlu panik. Luka ini dapat sembuh dengan sendirinya.
Lain halnya apabila luka pada kulit bayi timbul akibat tertusuk benda tajam atau gigitan hewan berbahaya. Ayah-Bunda perlu membersihkan luka Si Kecil terlebih dahulu dengan air mengalir dan sabun. Setelah itu, segera bawa bayi ke pusat kesehatan terdekat.
“Tapi kalau misalnya luka-luka yang lain kayak misal luka tusuk, itu tata laksana awal di rumah harus dibersihkan dengan air mengalir dan menggunakan sabun dan segera ke pusat kesehatan terdekat,” kata Sally melalui Live Instagram Doodle Exclusive Baby Care beberapa waktu lalu.
Sally menuturkan, waktu penyembuhan luka berbeda, tergantung dari jenisnya. Luka pada kulit bayi bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari goresan benda tajam, bekas gigitan binatang, alergi, penyakit kulit, dan sebagainya.
Bukan hanya itu, penyembuhan luka juga dipengaruhi oleh seberapa dalam lapisan kulit yang rusak. Semakin dalam lapisan kulit yang terkena, maka penyembuhan lukanya menjadi lebih lama. Selain itu, semakin dalam lapisan kulit yang rusak, maka risiko timbulnya bekas luka pun semakin besar.
“Contohnya kalau luka robek atau tusuk dalam. Itu kalau dia kena semakin dalam, itu pasti akan lebih susah untuk sembuh, lebih lama. Dan memang untuk bekasnya, pasti lebih berbekas dibandingkan misalnya luka gigitan binatang atau nyamuk,” ucap Sally.
Menghilangkan Bekas Luka pada Kulit Bayi
Luka-luka tersebut terkadang meninggalkan bekas terutama jika lapisan kulit yang terkena luka lebih dalam. Bekas luka juga bisa semakin parah saat anak menggaruk area sekitar luka. Karena itu, Sally menyarankan agar orang tua mengoeskan lotion atau pelembap pada kulitnya. Lotion untuk kulit bayi yang digunakan sebaiknya mengandung antioksidan serta vitamin E yang dapat membantu meregenerasi sel-sel kulit dengan cepat, sehingga mampu menyamarkan bekas luka pada kulit bayi.
“Kalau kayak luka garuk atau misalnya digigit nyamuk sebenarnya tidak perlu kita kasih ini itu untuk di awal-awal karena memang kuka itu dalam tahapannya, dia akan segera memperbaiki sel-sel kulitnya sendiri. Cuma bekasnya saja yang perlu kita bantu. Misalnya kita bisa menggunakan lotion yang aman yang mengandung antioksidan yang tinggi, mengandung vitamin E. Jadi biar bisa membantu meregenerasi kulit dengan cepat atau juga menyamarkan noda atau bekas luka dengan cepat,” tutur Sally.
Ia menambahkan, lotion kulit untuk bayi juga perlu mengandung Shea Butter yang bermanfaat sebagai antiinflamasi pada kulit. Ada pula kandungan Almond Oil yang kaya akan Vitamin E, sehingga mampu menutrisi dan meregenerasi kulit bayi.
“Kalau kayak Shea Butter merupakan antioksidan tinggi dan dia berguna sebagai antiinflamasi pada kulit bayi. Jadi ini juga membantu perlindungab kulit bayi dari bakteri. Kemudian ada juga kandungan Almond Oil. Dia kaya akan Vitamin E. Nah ini juga akan menutrisi dan meregenerasi kulit bayi. Karena memang membantu regenerasi kulit, jadi sangat baik dalam proses penyembuhan luka. Jadi bisa kita bilang kalau kulit lebih moist (lembap), lebih kenyal, lebih better. Kalau kulitny akurang moist itu memang gampang kering, lebih sensitif,” kata Sally.
Selain menyamarkan bekas luka, lotion juga mampu melembapkan kulit bayi dan mencegah kulit menjadi kering yang dapat menimbulkan iritasi. Sally pun menganjurkan pada orang tua yang memiliki bayi dengan kulit yang rawan terkena dermatitis atopik agar rajin mengoleskan lotion pada kulit buah hatinya. Ini dilakukan untuk mencegah kulit terkena tungau atau debu yang dapat membuat kulit bayi menjadi iritasi.
“kalau untuk bayi-bayi yang memang dia dermatitis atopik berat, memang saya anjurkan untuk pakai (lotion). takutnya tungau debu akan menginvasi pada kulit yang tidak tertutup jadi membuatnya gatal,” tutur Sally.
Empat Tahap Penyembuhan Luka
Sally mengatakan, ada empat tahapan penyembuhan luka. Tahap pertama adalah hemostasis atau pembekuan darah. Pada fase ini, darah yang keluar dari luka akan menggumpal dan menutupi luka. Bekuan darah inilah yang mencegah tubuh kehilangan banyak darah. Nantinya, gumpalan darah tersebut akan berubah menjadi keropeng.
Tahap kedua adalah inflamasi atau peradangan. Ketika perdarahan sudah berhenti, pembuluh darah akan mengalir ke daerah luka yang bertujuan membantu proses penyembuhan. Pada tahap ini, sel darah putih akan bekerja menghancurkan kuman serta mencegah agar tidak timbul infeksi.
“Sel darah putih ini akan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, kemudian baru mulai akan menutup lukanya,” kata Sally.
Setelah sel darah putih bekerja menutup luka, jaringan baru atau jaringan parut akan tumbuh pada bekas luka. Fase ini disebut proliferatif atau pembentukan jaringan baru. Sally menuturkan, selama proses ini berlangsung, produksi kolagen pada area luka meningkat pesat.
Kolagen merupakan serat protein yang memberikan kekuatan dan tekstur elastis pada kulit. Serat inilah yang mendorong tepi luka untuk menyusut dan kemudian menutup. Setelah itu, pembuluh darah yang ada di sekitar luka akan memberi asupan aliran darah ke kulit.
Tahap terakhir adalah pematangan atau penguatan jaringan. Kendati luka sudah tertutup pada fase sebelumnya, namun proses penyembuhan masih berlanjut. Fase ini merupakan tahap penguatan jaringan yang biasanya memakan waktu hingga berbulan-bulan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.