Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image lbi

Efek Narkoba di Berbagai Tingkatan Usia

Info Terkini | Wednesday, 29 Dec 2021, 12:05 WIB

Efek buruk narkoba bagi tubuh memang tak perlu disangsikan lagi. Bagaimana sebenarnya pengaruh narkoba pada (perkembangan) otak pada berbagai usia: dari janin, anak-anak sekolah dasar dan remaja, hingga orang dewasa hingga orang tua.

Cek selengkapnya disini

Bahaya ganja bagi wanita hamil cek disini

Dampak Bagi Anak Apabila Orangtua Kecanduan Ganja disini

Efek Narkoba pada Janin

Bahkan sebelum lahir, obat-obatan terlarang pun mempengaruhi perkembangan janis dan khususnya otak. Kokain dapat menyebabkan kerusakan otak dan pendarahan otak; heroin membuat pertumbuhan terhambat, perkembangan motorik tertunda, dan gangguan belajar dan perilaku. Tampaknya juga ada hubungan antara penggunaan ekstasi dan masalah belajar dan memori pada bayi.

Obat-obatan terlarang yang lebih umum juga berdampak pada janin dalam. Penggunaan ganja selama kehamilan dapat menyebabkan masalah dengan konsentrasi dan impulsif. Alkohol, stimulan yang paling umum digunakan, juga sangat berbahaya bagi janin. Risiko masalah belajar dan konsentrasi akan meningkat jika ibu hamil minum kurang dari satu gelas alkohol per hari. Semakin banyak ibu hamil minum, semakin besar risiko bahaya, tetapi tidak ada batas bawah yang aman! Bentuk kerusakan alkohol yang paling serius adalah Sindrom Alkohol Janin, yang dapat menyebabkan masalah neurologis yang parah.

Efek Narkoba pada Anak Usia SD

Bagi sebagian kecil anak-anak, pengaruh alkohol dan penggunaan narkoba jauh lebih besar dan lebih langsung, yaitu jika orang tuanya kecanduan. Anak-anak dari orang tua dengan masalah psikologis atau kecanduan dapat dirugikan dalam perkembangannya. Misalnya, banyak stres mempengaruhi perkembangan otak anak-anak, terutama pertumbuhan hippocampus, area yang penting untuk memori. Anak-anak KOPP/KOV sendiri satu setengah kali lebih mungkin mengalami gangguan mental. Ada juga peningkatan risiko kecanduan.

Efek Narkoba pada Usia Remaja

Perubahan besar terjadi di otak selama masa remaja. Dua area penting masih dalam pengembangan: korteks prefrontal, yang bertanggung jawab untuk kontrol dan perencanaan impuls, antara lain, dan hipocampus, penting untuk pembelajaran dan memori. Oleh karena itu, remaja lebih impulsif dan kurang cenderung berpikir jauh ke depan, tetapi pada saat yang sama area otak yang berkembang sangat sensitif terhadap pengaruh obat-obatan dan alkohol. Masalah belajar, perilaku dan memori dapat terjadi.

Obat-obatan seperti ekstasi dan ganja juga meningkatkan risiko masalah psikologis lainnya, seperti kecemasan dan psikosis. Penggunaan alkohol atau narkoba di usia muda juga secara signifikan meningkatkan risiko kecanduan, di mana semakin muda anak mulai, semakin besar risiko kecanduan. Dari orang-orang muda yang mulai mengkonsumsi narkoba atau alkohol sebelum usia tiga belas tahun, 40% adalah pecandu.

Efek Narkoba pada Usia Dewasa

Otak sepenuhnya berkembang dan kurang sensitif dibandingkan pada anak-anak dan remaja, tetapi juga kurang fleksibel. Penggunaan obat-obatan dalam jangka panjang mengubah cara kerja otak. Penggunaan narkoba menyebabkan lonjakan besar pada neurotransmitter dopamine. Otak beradaptasi dengan situasi ini dengan melepaskan lebih sedikit dopamin itu sendiri dan mengurangi jumlah reseptor untuk dopamin. Akibatnya, pecandu hampir tidak bisa lagi mengalami kesenangan, dan hanya obat-obatan yang dapat dengan cepat (sementara) mengembalikan jumlah dopamin ke tingkat normal. Apalagi untuk merasakan euforia tinggi lagi, pecandu harus menggunakan narkoba lebih banyak lagi.

Alkohol tidak kalah berbahaya dan terlebih lagi, menghancurkan sel-sel otak. Pada peminum berat, volume otak dapat berkurang 10 hingga 15% setelah bertahun-tahun. Area otak yang menyediakan kontrol diri (korteks frontal), memori (hippocampus) dan keterampilan motorik (otak kecil) dapat rusak karena minum terlalu banyak atau sering.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image