Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Humas Universitas Aisyiyah Surakarta

Sepercik Falsafah Ibnu Khaldun, Sang Bapak Ilmu Sosial

Eduaksi | Tuesday, 01 Aug 2023, 11:16 WIB
Ilustration by Necmettin Asma. Source: dailysabah.com

AISKA, Surakarta – AISKA Muda mungkin mengenal nama August Comte dan Adam Smith. Tapi, apakah AISKA Muda tahu kalau jauh sebelum kedua filsuf tersebut mencetuskan paradigma mereka, ada seorang cendekiawan Muslim yang sebelumnya sudah mendalami keilmuan tersebut terlebih dahulu. Beliau adalah Ibnu Khaldun. Lahir di kota Tunis, Tunisia pada tahun 1332 dengan nama lengkap Abu Zaid Abdurrahman bin Muhammad bin Khaldun al-Hadrami, Ibnu Khaldun disebut sebagai bapak pendiri ilmu historiografi, sosiologi, dan ekonomi.

Beliau dikenal sebagai penemu ilmu sosial, khususnya ilmu ekonomi Islam dan sosiologi karena pemikiran-pemikirannya tentang teori ekonomi dan sosiologi yang logis serta realistis telah dikemukakannya jauh sebelum masa Adam Smith dan August Comte. Karya Ibnu Khaldun yang terkenal adalah Muqaddimah (Pendahuluan). Beberapa pemikir modern memandang kitab ini sebagai karya pertama yang memuat pembahasan terkait beberapa cabang disiplin ilmu sosial seperti sosiologi, demografi, dan sejarah budaya. Kitab ini juga membahas mengenai akidah Islam, historiografi, darwinisme sosial, filsafat sejarah, ekonomi, filsafat politik, ekologi, serta ilmu alam dalam biologi dan kimia.

Menurut Ibnu Khaldun, pendidikan bukan hanya merupakan proses belajar mengajar yang dibatasi oleh empat dinding, tetapi pendidikan adalah suatu proses di mana manusia secara sadar menangkap, menyerap, dan menghayati peristiwa-peristiwa alam sepanjang zaman. Selain itu, Ibnu Khaldun menganut prinsip keseimbangan, yaitu mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Istilah pendidikan menurut Ibnu Khaldun dapat diterangkan sebagai suatu proses yang berkelanjutan untuk membentuk manusia dari keadaan yang tidak sempurna menuju keadaan yang lebih sempurna karena kehidupan adalah pertumbuhan dan pendidikan itulah yang membantu pertumbuhan batin tanpa dibatasi usia.

Pemikiran-pemikiran dari Ibnu Khaldun sendiri sering dijadikan ide dasar pengembangan teori dan falsafah lainnya oleh para filsuf di zaman setelah Ibnu Khaldun. Gagasan dan karya Ibnu Khaldun yang termasyhur dan mendorong konsep lain untuk lahir adalah:

· Sejarawan Inggris Arnold J. Toynbee menyebut Muqaddimah sebagai "sebuah filosofi sejarah yang tidak diragukan lagi merupakan karya terbesar dari jenisnya yang pernah diciptakan oleh pikiran manapun kapanpun atau dimanapun."

· Ahli antropologi filsuf Inggris Ernest Gellner mempertimbangkan definisi pemerintahan oleh Ibnu Khaldun sebagai "sebuah institusi yang mencegah ketidakadilan", sebagai yang terbaik dalam sejarah teori politik.

· Egon Orowan, yang menciptakan konsep socionomy, dipengaruhi oleh gagasan Ibnu Khaldun tentang evolusi masyarakat.

· Arthur Laffer, yang menamai kurva Laffer, mencatat bahwa, antara lain, beberapa gagasan dan konsep Ibnu Khaldun menginspirasinya.

(/az)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image