Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image nisrina rasya

Kembalinya Fenomena Konser Pasca Pandemic, Masyarakat Haus akan Hiburan?

Lainnnya | Monday, 31 Jul 2023, 11:25 WIB

Adanya virus korona yang mulai muncul pada tahun 2020 dan melanda bukan hanya satu negara, melainken satu dunia membuat seluruh orang harus berda dirumah. pada masa pandemic itu, semua aktivitas termasuk industri hiburan terpaksa harus ditiadakan. tak lama setelah kasus pertama covid ditemukan, pemerintah memberlakukan PSBB dimana seluruh masyarakat Indonesia harus patuh pada aturan tersebut. Banyak sekali konser dan juga festival yang terpaksa harus ditunda sampai akhirnya dibatalkan. Sebagai salah satu contoh acara lalala festival di lembang yang seharusnya diadakan pada tanggal 18-19 april 2020 ini harus dibatalkan karena adanya virus covid-19. Pembatalan festival ini maupun konser-konser lainnya mempunyai dampak yang sangat besar khususnya pada para pekerja yang kehilangan pendapatan. Para promotor juga diharuskan untuk mengembalikan uang tiket yang sudah dibayarkan oleh para calon penonton. Seni pertunjukan ini merupakan salah satu industri yang mempunyai kerugian paling besar diantara yang lain pada masa pandemic ini. setelah adanya masa vacum selama dua tahun akibat pandemic, konser music kembali digelar secara langsung dan disambut dengan suka cita oleh seluruh masyarakat khususnya orang-orang yang gemar sekali menonton festival dan juga konser.

Suasana konser pasca Pandemic

Sandiaga Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menegaskan bahwa konser music dapat diperbolehkan dengan syarat-syarat tertentu. Setiap orang yang ingin menonton harus menjalani vaksinasi lengkap dan juga booster dan harus terus menerapkan protocol kesehatan. Antusias masyarakat untuk menonton festival dan juga konser setelah pandemic ini sangat tinggi, hal ini dapat dilihat dari penjualan tiket konser yang habis dalam hitungan menit. Konser Justin Bieber merupakan salah satu contoh antusias masyarakat dimana tiket tersebut habis dalam hitungan menit bahkan beberapa calon penonton mengeluh karena tidak mendapatkan tiket tersebut. "padahal aku udah sampai dibantuin temen-temen dan buka 5 laptop untuk dapetin tiket. Tapi tetep aja ngga kebagian dan website nya sampai crash" begitu ujar sarah (25) yang merupakan seorang Banker di Jakarta dan mempunyai hobi menonton konser dan festival. Sebagai narasumber, Sarah mengatakan bahwa tidak jarang para penonton juga rela mengeluarkan uang lebih untuk membeli tiket yang dijual oleh para calo dengan harga yang fantastis agar dapat merasakan fenomena menonton konser setelah melewati pandemic Covid-19 "setelah beberapa hari aku coba cek harga tiket di calo, ada yang jual dengan harga tiga kali lipat dari harga asli dan tetep ada pembelinya"

Festival berdendang bergoyang yang diadakan di Istora Senayan pada bulan Oktober tanggal 28, 29, & 30 tahun 2022 kemarin juga sangat menghebohkan masyarakat karena merupakan salah satu festival dalam negeri pertama yang diadakan setelah masa pandemic berakhir. "emang waktu acara itu sempet ricuh karena banyak banget penonton yang datang dan venue yang ngga mencukupi. Kapasitas yang seharusnya cuma bisa nampung 10.000, tapi yang datang sampai tembus 21.000 orang dan akhirnya harus diberhentikan ditengah acara dan langsung dijadiin kasus karena melanggar peraturan pemerintah" ujar Sarah yang bercerita bagaimana situasi disana pada saat acara berlangsung. Hal ini dapat dijadikan bukti bahwa fenomena konser post-pandemic ini sangat heboh dan ramai. Dapat dilihat bahwa masyarakat berbondong-bondong mencari hiburan dan salah satunya adalah menonton konser sebagai pelipur lara setelah menghadai masa-masa kelam Covid-19.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image