Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fitri Lestari

METODE MUHADASAH DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

Eduaksi | Wednesday, 29 Dec 2021, 02:07 WIB

Bahasa merupakan alat komunikasi atau alat interaksi seseorang agar apa yang ia katakan dapat dimengerti atau dipahami oleh pendengar. Sehingga banyak orang yang mempelajari berbagai macam bahasa. Begitu pula dengan bahasa Arab, semakin hari bahasa Arab semakin berkembang, sebab pembelajaran bahasa Arab pun sudah tertera dalam kurikulum pendidikan. Salah satu penyajian dalam pembelajaran bahsa Arab melalui percakapan (muhadasah).

Muhadasah adalah percakapan antar dua orang yakni pembicara (mutakallim) dan pendengar (mukhottob) atau lebih, kadang kala percakapan dilakukan secara bersama-sama. Adapula yang mengatakan bahwa muhadasah adalah keterampilan berbahasa yang digunakan untuk penyampaikan pikiran atau gagasan nya kepada orang lain.metode muhadasah inibiasanya digunakan pada aawal pembelajaran atau tahap kedua setelah menghafal kosa kata.

Bagi pelajar mubtadi’, biasanya diawali dengan mengikuti apa yang guru ucapkan, atau menjawab pertanyaan yang guru tanyakan, lalu menebak kata serta menyusun kalimat. Sedangkan untuk mutawasith, biasanya guru memberikan dialog, lalu murid mempraktekan dialog tersebut kepada temannya, serta belajar untuk mengubah dhomir dan mengubah kata-kata nya sesuai dengan yang ia ingin ucapkan.

Penggunaan metode muhadasah diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar murid dalam menghafal kosa kata serta lancar dalam berbicara bahasa Arab, sebab dengan ia berbicara bahasa Arab, maka ia akan terus mengulang-ulang kosa kata yang telah ia ketahui sehingga kosa kata tersebut akan melekat pada dirinya

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image