Makna Hijrah Bagi Gen Z, Inilah 4 Pesan Perjuangan ala Nabi yang Menginspirasi (Bag Terakhir)
Edukasi | 2023-07-21 08:38:18Bagian pertama tentang 2 makna hijrah bagi Gen Z bisa disimak di sini.
3. Di Lingkungan yang Tepat Nilaimu Bisa Melesat
Ketika kamu diremehkan oleh teman-temanmu, lingkungan kerjamu, lingkungan sosialmu, bahkan circle pertemananmu, bisa jadi bukan karena kualitasmu yang rendah. Karena kadang kamu hanya butuh lingkungan yang tepat untuk bisa melesatkan nilaimu. Lingkungan yang bisa menghargai kelebihan yang kamu punya.
Kamu tidak mungkin menjual barang antik pada pedagang rongsokan, karena barangmu akan dihargai murah. Tetapi carilah kolektor barang antik, dia akan menghargai barang antikmu yang bersejarah itu dengan nilai mahal.
Rasulullah Saw ditolak oleh masyarakatnya, kaum Quraisy di Mekah, bukan karena dia bodoh dan bermasalah, melainkan karena kaumnya tidak bisa melihat keunggulan pribadi dan risalah dakwahnya. Dan fakta ini diperlihatkan saat orang-orang Yatsrib yang berperadaban lebih maju dari Mekah justru memintanya untuk menjadi pemimpin mereka. Mereka bahkan berbai'at untuk Rasulullah, menyatakan loyalitas dan kesetiannya untuk dipimpin oleh Nabi Saw.
Mutiara pada sosok Muhammad Saw ini tidak dilihat oleh kaum Quraisy, tetapi justru diakui orang-orang Yatsrib, sehingga mereka mendaulat Nabi menjadi pemimpin kota yang kelak berganti nama menjadi Madinatul Munawarah atau kota yang penuh cahaya, Madinatun Nabi atau kotanya Nabi.
So, kalau kalian merasa berada pada lingkungan yang tidak menghargai kemampuanmu, mungkin kamu perlu hijrah ke lingkungan lain yang lebih supportif, ekosistem dan sistem baru yang bisa melesatkan potensimu. Inilah makna hijrah bagi Gen Z ketiga yang relate dengan kondisi kekinian juga.
4. Strategi Boleh Berubah, Tetapi Tidak dengan Tujuannya
Kalau kalian memiliki impian dan tujuan besar dalam hidup yang ingin digapai tetapi masih saja gagal mewujudkannya, jangan buru-buru menyerah ya. Apalagi sampai mengganti atau menurunkan kualitas impianmu menjadi lebih rendah. Karena bisa jadi yang perlu kamu rubah dan rancang ulang adalah strateginya. Ya, inilah makna hijrah bagi Gen Z yang terakhir.
Kita bisa belajar dari peristiwa hijrahnya Nabi dan para sahabat dari Mekah ke Yatsrib atau Madinah. Dari sejarah kita tahu, bahwa saat memutuskan berhijrah ke Yatsrib, semua sahabat bersepakat, inilah goal utama. Lalu bagaimana agar rencana hijrah sejauh hampir 500 kilometer itu bisa terlaksana dengan baik? Itulah strategi.
Strategi ini dibutuhkan karena aksi hijrah ini juga penuh ancaman dan tantangan. Mereka tidak hanya diusir dari Mekah, tetapi juga diburu dan dikejar untuk dihabisi. Maka Nabi dan para sahabat pun mengatur strategi dan siasat agar perjalanan hijrah bisa selamat.
Rasulullah yang melakukan perjalanan hijrah berdua dengan Abu Bakar, pun menyiapkan sejumlah strategi cerdas. Dari mulai meminta sepupunya, Ali bin Abi Thalib, untuk menggantikan posisi tidurnya di kamar Nabi guna mengelabui pasukan bayaran kaum Quraisy yang sudah mengepung rumah Nabi, sampai menyewa navigator untuk memadu perjalanan panjang melalui gurun pasir yang amat panjang, membeli ratusan domba untuk mengecoh jejak, hingga bersembunyi di bukit dan Gua Tsur untuk menghindari kejaran musuh.
Nabi dan Abu Bakar menggunakan strategi pelarian silence operation, memecah konsenstrasi musuh, dan lainnya. Tetapi dari sejarah juga kita tahu, ada sahabat yang menggunakan strategi terbuka. Siapa lagi kalau bukan Umar bin Khatab. Alih-alih pergi diam-diam, dia justru menantang siapapun orang Quraisy yang hendak menghalanginya berhijrah untuk berduel sampai mati. Ya itulah Umar yang dijuluki sebagai Singa Padang Pasir.
Tujuan harus sama, yakni hijrah ke Yatsrib untuk membangun tatanan baru. Tetapi strategi bisa saja berbeda, seperti halnya strategi silence Nabi dan ABu Bakar dengan strategi terang-terangan ala Umar bin Khatab.
Inilah makna hijrah bagi Gen Z yang juga amat penting, terutama terkait dengan bagaimana mewujudkan goal dalam hidup. Strategi boleh berubah, tetapi tidak dengan tujuan besarnya.
Bagaimana, keren kan peristiwa hijrahnya Nabi dan para sahabat? Berat sekali tekanannya, tetapi mereka tetap kreatif merancang strategi demi memuluskan tujuan. Hasilnya bukan hanya sukses, tetapi bahkan monumental, mengabadi spiritnya sampai kini dan mungkin nanti. (*)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.