Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image sari tika

Baby Led Weaning, Pola Parenting Ala Artis Ibu Kota

Parenting | Monday, 17 Jul 2023, 15:51 WIB
Sumber: Freepik

Pola Pengasuhan Baby Led Weaning Ala Nikita Willy

Siapa sih yang tidak mengenal Nikita Willy? Artis sinetron yang telah memiliki baby ini mendapat perhatian khusus dari masyarakat Indonesia karena pola pengasuhan yang diterapkan ke Baby Izza. Lalu apa sih yang dilakukan Nikita, apa menariknya pola pengasuhan dari Nikita ini? Yuk Moms kita berkenalan dengan pola pengasuhan Nikita ke Baby Izza!

Nikita Willy sempat viral di media sosial karena pola pengasuhannya ke baby Iza. Pola pengasuhan ini dikenal dengan Baby Led Weaning (BLW). Yups, salah satu metode pendampingan makan untuk bayi usia 6 bulan ke atas.

Apa Itu Baby Led Weaning?
Metode Baby Led Weaning sebenarnya secara tidak sadar telah diterapkan oleh para ibu kepada anaknya. Namun, agar lebih memahami metode ini kita akan mengenal apa itu BLW.

Dilansir dari Alo Dokter, Baby-led weaning merupakan salah satu metode yang kerap digunakan untuk memperkenalkan makanan pendamping ASI kepada bayi. Anak ditempatkan di kursi makannya dan diajarkan untuk mengeksplor sendiri makanannya dengan beberapa treatment khusus.

Para ibu khususnya ibu yang telah memiliki 2 anak secara tidak sadar menerapkan BLW ke anak. Bayi sangat peka terhadap lingkungan dan sering mengadaptasi perilaku sekitarnya. Misalnya setelah melihat kakaknya makan, ia dapat menyuapkan makanan ke dalam mulutnya sendiri.

Kelebihan dan Kekurangan Baby Led Weaning untuk Bayi
Membahas mengenai metode BLW pasti menimbulkan pro dan kontra bagi masyarakat. Belum ada penelitian ilmiah yang membahas lebih lanjut mengenai metode BLW. Namun, Anda perlu mengetahui kelebihan dan kekurangan dari BLW di bawah ini.

Kelebihan Baby Led Weaning

1. Melatih kemampuan motorik bayi

Bayi diajari untuk mengambil makanan dengan tangannya sendiri. Hal ini akan secara alami mengembangkan keterampilan motorik halus dan kasar mereka. Bayi akan belajar menggenggam, mengunyah, menggerakkan makanan dalam mulut, dan mengontrol porsi makan mereka sendiri.

2. Melatih kemandirian anak

Jika Moms menerapkan BLW, bayi memiliki kendali atas proses makan mereka sendiri. Ini memungkinkan mereka untuk mengembangkan kemandirian dalam memilih dan mengatur makanan mereka. Mereka belajar mengenali rasa kenyang dan mengatur porsi makan mereka sendiri.

3. Mengeksplorasi beragam makanan untuk bayi

Bayi memiliki kebebasan untuk mengeksplor berbagai jenis makanan dan memilih apa yang ingin mereka makan. Ini dapat membantu mereka mengembangkan keberagaman selera makanan dan menjadi lebih terbuka terhadap makanan baru.

4. Mencegah obesitas pada bayi

Dilansir dari AKM FKG UI, persentase bayi dengan berat badan (BB) normal pada metode BLW adalah 86,5%, sedangkan pada kelompok SW terdapat 78,3% bayi dengan BB normal. Terdapat perbedaan yang tampak di mana bayi dalam kelompok SW memiliki dua kali lebih banyak kelebihan berat badan dibandingkan dengan bayi dalam kelompok BLW.

Walaupun banyak hal positif dari BLW namun terdapat beberapa kekurangan dari metode ini yang perlu dipertimbangan oleh Moms and Dad yakni

· BLW melibatkan memberikan makanan padat langsung kepada bayi, yang dapat meningkatkan risiko tersedak.

· BLW dapat memunculkan reaksi alergi atau intoleransi makanan pada bayi

· Bayi mungkin kekurangan asupan nutrisi yang cukup dalam fase awal BLW

· Persiapan makanan yang lebih rumit

Setiap orang tua harus mempertimbangkan manfaat dan kekurangan dari metode BLW ini, serta berkonsultasi dengan profesional medis atau ahli gizi sebelum memulai BLW dengan bayi mereka. Namun, jika Moms ingin mengadaptasi BLW dalam pola parenting berikut beberapa tips yang bisa Moms gunakan.

Tips Menerapkan Baby Led Weaning
Berikut adalah beberapa tips untuk menerapkan Baby-Led Weaning (BLW) dengan aman dan sukses:

1. Perhatikan gizi dalam makanan

Saat akan mengadaptasi BLW, Moms harus memperhatikan kandungan gizi pada makanan si kecil. Jangan sampai Moms mengesampingkan kandungan gizi untuk si kecil dan lebih mementingkan cara menerapkan BLW.

2. Awali dengan makanan tunggal

Moms dapat memulai BLW dengan memberikan satu jenis makanan tunggal. Misalnya, potongan pisang, potongan alpukat, atau potongan sayuran rebus. Hal ini akan membantu Moms dalam mengidentifikasi reaksi alergi dari si kecil.

3. Pastikan bayi dalam kondisi siap

Usia minimum untuk BLP adalah 6 bulan atau pada tahap si kecil telah siap menerima MPASI. Pastikan bayi Anda sudah mencapai tanda-tanda kesiapan untuk makan makanan padat, seperti kemampuan duduk dengan dukungan, koordinasi mata dan tangan yang baik, dan kemampuan mengunyah dan menelan makanan.

4. Awasi si kecil saat sedang makan

Walaupun Moms membebaskan baby untuk mengeksplorasi makanan. Namun, Moms tetap harus memantau bayi saat mereka makan. Ini penting untuk memastikan keselamatan bayi dan mencegah resiko tersedak. Jangan pernah meninggalkan baby saat mereka sedang makan.

5. Jangan memaksa makanan

Jangan memaksa bayi untuk makan atau menghabiskan makanan tertentu. Biarkan bayi mengatur jumlah dan kecepatan makan mereka sendiri. BLW adalah tentang membiarkan bayi memimpin proses makan mereka.

Wajar jika tubuh bayi kotor setelah makan. Moms dapat membersihkan atau memandikan bayi setelahnya. Tubuh baby akan kembali bersih dan wangi setelah mandi menggunakan Telon Habbie. Penting juga bagi Moms untuk tetap sabar saat memantau baby dalam memproses makanannya.

Beberapa tips di atas dapat Moms terapkan dalam metode Baby Led Weaning. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua bayi mampu menerima metode ini. Jadi penting untuk Moms memperhatikan betul kebutuhan dan kesiapan si kecil. Jika dibutuhkan Moms juga dapat berkonsultasi dengan dokter untuk advice lebih detail.

Selalu ingat bahwa setiap bayi berbeda, jadi penting untuk mengikuti petunjuk bayi Anda dan mendengarkan kebutuhan mereka saat mempraktikkan BLW. Jika Anda memiliki kekhawatiran khusus, berkonsultasilah dengan profesional medis atau ahli gizi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image