Ilmu, Iman, dan Akhlaq
Pendidikan dan Literasi | 2023-07-16 21:47:41Pada dasarnya Pendidikan itu tercipta agar anak-anak bangsa mampu membaca dan menulis serta terbebas dari kebodohan. Dengan berjalannya waktu kita patut bangga bahwa banyak sekali prestasi putra-putri bangsa Indonesia ini dalam berbagai bidang, tentunya itu semua prestasi tersebut pasti berasal dari dunia Pendidikan, dari hasil proses belajar mengajar.
Kita pun tak bisa menutup mata sebab saat ini juga banyak kasus-kasus yang terjadi pada anak sekolah. Mulai dari pembullyan, kekerasan pada sesame, senioritas bahkan sampai kasus seksual itu terjadi di dunia Pendidikan. Oleh karenanya ilmu saja tidak cukup untuk menjadi seoraang yang bisa menerapkan ilmu di masyarkat. Keimanan pun perlu sangat ditanamkan pada tiap-tiap pelajar. Sebab dengan iman seseorang mampu menahan sifat buruk yang ada pada dirinya.
Sebab fungsi agama itu ada adalah untuk mengatur kehidupan manusia, tak terbayang jika Indonesia adalah negara yang tidak percaya adanya tuhan dan agama maka pasti masyarakat Indonesia akan seperti hewan yang menganut hukum rimba. Sebagaimana islam lahir dimuka bumi ini yakni untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju terang benderang nya hidayah Allah.
Bahkan nabi Muhammad shallahu alaihi wa salam pernah bersabda bahwa beliau diutus kemuka bumi ini untuk memperbaiki akhlaq ummat. Sebab keadaan masyarakat arab saat itu sangat mengerikan, maka nabi shallahu alaihi wa salam mengajak kepada hal-hal yang positif secara perlahan-lahan yakni dengan masuk agama islam. Dan dengan waktu 23 tahun nabi Muhammad shallahu alaihi wa salam berhasil menguasai seprtiga negara di dunia.
Semua yang diajarkan nabi Muhammad shallahu alaihi wa salam tidak jauh dari keimanan kepada Allah, sifat takut kepada Allah Ta’ala. Jika kita mau perhatikan semua keburukan akan tertahan dengan rasa khawatir dan takut, kita akan melanggar peraturan sekolah jika tidak ada penjaga sekolah atau guru, seperti di kantin kampus dilarang merokok namun karena tidak ada penjaga yang menegur atau tidak ada dosen yang memperhatikan maka kita bebas-bebas saja merokok.
Akan tetapi akan berbeda hal nya Ketika itu ada dosen di dalam kantin tersebut maka semua mahasiwa serempak tidak merokok, sebab apa? Sebab takut kena marah guru/ dosen. Maka seprti itu juga kita sebagai hamba kalau kita tau dan menyadari saja bahwa Allah itu melihat serta menyaksikan pergerakan kita, maka kita tak akan berani berbuat kejelekan seperti mana kasus anak-anak sekolah yang dipaparkan di atas.
Setelah kita tau ilmu dan iman maka kurang lengkap rasanya kalua tidak meyinggung terkait akhlaq atau budi pekerti. Akhalq atau budi pekerti atau juga dalam dunia akademik disebut sebagai etika adalah sikap yang pantas dan tidak pantas, sikap yang mengedepandakan nilai estetika. Terkadang sikap baik belum tentu etis atau pantas, tapi sikap yang pantas pasti baik
Seperti anak muda bertemu dengan orang yang lebih tua hanya menyapa saja tapi tidak salaman, itu sudah baik tapi alangkah lebih etisnya kalua kita yang muda salim kepada orang yang lebih tua. Ada anak memberi tau ibu nya dengan nada tinggi karena ibu nya kurang begitu mendengar, tapi alangakh bagus nya itu dengan berbicara pelan-pelan atau dengan membisikan dekat telinganya.
Jadi akhlaq bukan soal boleh dan tidak boleh tapi ini tentang etis dan tidak etis. Jika kita menjungjung nilai-nilai etika maka orang akan senang dengan kita, dan otomatis jika orang senang dengan sikap kita besar kemungkinan kita tidak akan terlalu susah dalam menjalani kehidupan.
Seorang bayi akan menjadikan emas yang ada dihadapan nya karena dia tudak tau bagaimana nilai emas itu, maka sesorang pun jika belum menggunakan ilmu daan iman serta akhlaq dalam hidupnya berate dia belum tau bagaimana kehebatan iman, ilmu dan akhalq dama hidup itu. Ilmu, Iman dan Etika sudah dipaparkan dengan sangat singkat maka mudah-mudahan dapat kita aplikasikan dalam kehidupan kita.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.