Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ummu Zidan

Tolak Keras Komunitas Sodom!

Agama | Sunday, 16 Jul 2023, 04:45 WIB

Kaum sodom semakin berulah dan berani unjuk gigi di negeri muslim terbesar ini. Jaringan yang kuat membuat mereka memiliki nyali menggelar forum pertemuan se-Asean di Jakarta.

Setelah mendapat kecaman luas dari publik, termasuk Majelis Ulama Indonesia, ASEAN Queer Advocacy Week yang rencananya diselenggarakan pada Juli 2023 di Jakarta akhirnya batal digelar.

Bagaimana bisa perbuatan keji itu semakin berkembang di antara umatnya Rasulullah Saw?

Padahal itu adalah perilaku menyimpang yang tidak semestinya dilakukan manusia yang dikaruniai akal oleh Sang Pencipta, yang membedakan manusia dengan hewan. Binatang saja tidak ada yang mau berbuat nista seperti itu.

Kaum terlaknat ini semakin lama malah mendapat panggung karena muncul berbagai pembelaan. Sehingga mereka memaksa masuk ke tengah kehidupan masyarakat untuk mendapatkan pengakuan demi meningkatkan eksistensinya.

Semua ini terjadi akibat umat ini berada dalam tatanan kehidupan kapitalisme sekularisme dengan ide kebebasan berperilaku yang ditawarkan oleh musuh-musuh Islam.

Bagi mereka, pilihan menjadi seorang L9BT merupakan bagian dari kebebasan dan Hak Asasi Manusia. Atas nama toleransi dan kebebasan, orang-orang sekuler menganggap bahwa aturan agama tidak bisa melarang orientasi seksual seseorang.

Maka pantas jika mereka tidak peduli dengan aturan Islam telah menetapkan bahwa perilaku menyimpang L9BT merupakan sebuah keharaman. Narasi bahwa mereka juga memiliki hak menentukan orientasi seksual yang wajib dihormati dan diterima oleh dunia, semakin gencar diaruskan.

Termasuk di dunia Islam yang secara pemikiran dan perasaan sejatinya telah menolak keberadaan makhluk sesat ini. Begitulah, Barat selalu memaksakan ide-idenya ke tengah-tengah kehidupan kaum muslimin. Muslim yang menolak keberadaannya dikatakan kelompok anti keberagaman yang homofobik.

Mereka berdalih bahwa tujuan diadakan advokasi ini hanya ingin berdiskusi, menemukan ruang aman dan belajar tentang institusi serta hak yang sebenarnya mereka miliki sebagai manusia.

Berbagai upaya dukungan

digulirkan sehingga komunitas L9BT terus berkembang, baik di skala nasional maupun global. Dikutip dari laman Statista, Rabu (24/05/2023), sebuah survei global yang dilakukan pada 2021 di 27 negara mengungkap bahwa hanya 70 persen responden yang tertarik secara seksual kepada lawan jenis. (Republika.co.id, 24/05/2023).

Sebuah studi yang diterbitkan di Jurnal Kewarganegaraan Volume 18, Nomor 2 (2021) memaparkan data peningkatan kelompok LGBT di Indonesia. Khususnya, kalangan gay di daerah perkotaan seperti Bali, Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta.

Tim survei menuliskan bahwa kelompok LGBT memiliki organisasi bernama Gaya Nusantara. Bahkan, itu diklaim sebagai organisasi gay terbesar yang ada di Asia Tenggara dengan sebaran di 11 kota di Indonesia.

Masih dalam studi yang sama, ada paparan data lain dari United Nation Development Program (UNDP) 2014. Disebutkan bahwa pada 2013, ada dua jaringan nasional organisasi LGBT, dan 119 organisasi di 28 dari 34 provinsi Indonesia. Hal tersebut menunjukkan bahwa eksistensi LGBT tidak bisa dipandang sebelah mata.

Fenomena ini tentu sangat membahayakan bangsa sehingga tidak bisa dibiarkan jika tak ingin kehilangan generasi. Selain bisa membinasakan umat, perilaku sesat mereka akan mendatangkan murka Allah.

Sebagai seorang muslim tidak ada pilihan lain selain taat dan tunduk pada syariat sebagai konsekuensi dari keimanan. Sebab di dalam syariat Islam pasti ada kemashlahatan untuk manusia.

Perilaku sodom pertama kali dilakukan oleh kaum Nabi Luth as. Allah Swt. berfirman:

وَلُوْطًا اِذْ قَا لَ لِقَوْمِهٖۤ اَتَأْتُوْنَ الْفَا حِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ اَحَدٍ مِّنَ الْعٰلَمِيْنَ

"Dan (Kami juga telah mengutus) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya, "Mengapa kamu melakukan perbuatan keji, yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu (di dunia ini)." (QS. Al-A'raf 80).

Dalam ayat ini perbuatan L9BT dinyatakan sebagai perbuatan fahisyah (keji).

Islam dengan sempurna telah menyiapkan seperangkat sistem sanksi. Pelaku gay dijatuhi hukuman mati. Dalam sebuah hadits Rasulullah Saw bersabda,

“Allah telah mengutuk siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Nabi Luth. Allah telah mengutuk siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Nabi Luth. Allah telah mengutuk siapa saja berbuat seperti perbuatan kaum Nabi Luth.” (HR Ahmad).

Maka dengan alasan apapun perbuatan terlaknat ini wajib ditolak.

Pentingnya Peran Negara

Melihat jaringan kaum sodom yang begitu kuat, maka untuk melawannya tidak bisa diserahkan pada individu semata. Mereka terus saja memberikan penetrasi pada umat dengan berbagai jurus propaganda murahan. Hingga membawa capaian pada tingkat regional dan global. Gerakannya cukup masif dan terstruktur.

Untuk itu dibutuhkan peran dan upaya yang lebih besar dari sebuah negara yang memiliki misi dan visi kuat. Bukan negara pengekor yang mudah dikendalikan bangsa lain sehingga abai terhadap masa depan peradabannya.

Seluruh eleman masyarakat harus difokuskan pada upaya pencerdaskan umat agar mau dan berani bersikap melawan propaganda mereka. Terlebih mengingatkan pada penguasa agar bertindak tegas dan memberikan sanksi kepada mereka tanpa takut ancaman dari gembongnya negara Kapitalis. Wallahu a'lam bish-shawwab.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image