Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Zahro Al-Fajri

Konsumsi Hewan Sakit Berulang, Kok Bisa?

Info Terkini | Thursday, 13 Jul 2023, 21:22 WIB

Kasus antraks akibat makan hewan sakit berulang bahkan sampai merenggut nyawa. Setidaknya tiga orang dinyatakan meninggal akibat memakan daging sakit di Gunungkidul, Yogyakarta. Kasus ini mengulang kasus yang sama yang terjadi pada Desember 2019, Januari 2020, Januari 2022, dan Juni 2023. Sayangnya terlihat kurang penanggulangan. Perdebatan berkaitan penetapan KLB terus berlangsung yang mengakibatkan kasus berulang serupa.

Daerah Gunungkidul memang tergolong daerah dengan tingkat kemiskinan cukup tinggi. Ditambah pendidikan yang rendah mengakibatkan tradisi brandu tetap dilestarikan. Brandu merupakan tradisi memakan dan membagikan ternak yang telah mati atau sakit. Alasannya untuk membantu sesama tapi minim pemahaman bahwa hal itu sangat berbahaya.

Dalam Islam, jelas memakan bangkai adalah sebuah keharaman. Sehingga tradisi semacam ini akan dilarang keras. Pemerintah dalam Islam harus melarang keras hal tersebut. Selain itu, pemerintah juga harus meningkatkan perekonomian warga agar tradisi semacam ini tidak ada di tengah masyarakat. Pendidikan harus diberikan dan dijamin bagi seluruh warga negara agar tingkat pemikiran masyarakat meningkat sehingga tidak melakukan hal yang berbahaya bagi kesehatan apalagi hal tersebut melanggar syariat Islam.

Di era saat ini, dimana kehidupan dijauhkan dari agama membuat masyarakat melakukan hal apapun yang mereka anggap baik tanpa tuntunan syariat. Negara pun tidak bergerak kecuali terjadi kasus besar. Ditambah kondisi ekonomi yang menguntungkan para kaum kapitalis, membuat kemiskinan semakin meradang. Kesenjangan sosial semakin nampak antara si kaya dan si miskin. Sumber daya alam yang seharusnya dalam Islam merupakan kepemilikan rakyat malah dimiliki kaum kapital sehingga rakyat semakin sengsara. Pendidikan pun menjadi ladang bisnis, sehingga tidak semua rakyat mampu mendapatkan pendidikan tinggi. Oleh karena itu dalam era sekuler kapitalis seperti saat ini kasus semacam ini akan terulang dan tidak kunjung teratasi.

WaAllahu'alam.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image