Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Yusra

Koneksi Antar Materi Modul 1.4 Pendidikan Calon Guru Penggerak

Guru Menulis | Wednesday, 12 Jul 2023, 08:12 WIB
Yusra, S. Ag Guru SMP Negeri 2 Banda Aceh, Calon Guru Penggerak Angkatan 8 Tahun 2023 (dokumen pribadi)

Pendidikan calon guru penggerak (CPG) memasuki Modul 1.4. Meskipun pelan namun pasti. Saya sebagai peserta CPG angkatan 8 merasa bersyukur mendapatkan kesempatan baik ini. Berikut saya mau membagikan kepada pembaca pengalaman dan pembelajaran yang telah saya dapatkan di modul 1.4

Ini adalah kesimpulan mengenai peran saya dalam mewujudkan budaya positif di sekolah

Sebagai seorang guru harus bisa mewujudkan budaya positif di sekolah. Budaya positif tersebut dapat di terapkan dengan beberapa langkah seperti disiplin positif, memahami motivasi perilaku manusia yang berhubungan dengan hukuman dan penghargaan, posisi control seorang guru, pembuatan keyakinan kelas dan penerapan segitiga restitusi dalam menyelesaikan masalah.

1. Disiplin positif

Cara penerapan disiplin adalah mengajarkan anak bertanggung jawab dan menumbuhkan kesadaran diri berdasarkan nilai-nilai kebajikan.

Disiplin positif juga Menunjukkan kearah disiplin dri yang dapat mengontrol diri disaat melakukan tindakan

Disiplin positif juga dapat membuat murid memahami dan menyadari berdasarkan motivasi internal bukan akibat paksaan, pujian atau sebuah hukuman

2. Tiga motivasi perilaku manusia yaitu :

1. Untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman

2. Untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain.

3. Untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya.

Disaat guru memahami ketiga motivasi perilaku manusia maka guru dapat melihat motivasi perilaku apa yang ada pada murid jika murid memiliki untuk menghindari

ketidaknyamanan atau hukuman atau pun untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain maka motivasi yang masih ada pada anak adalah motivasi eksternal. Sehingga guru berupaya menumbuhkan motivasi internal agar anak menjadi orang bisa menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya. Sebaiknya menghindari pemberian hukuman dan penghargaan agar dapat tercipta motivasi eksternal dalam diri murid.

3. Terdapat lima posisi control seorang guru yaitu sebagai

1) Penghukum

2) Pembuat merasa bersalah

3) Teman

4) Pemantau

5) Manajer

Di antara kelima posisi control tersebut sebaiknya seorang guru menggunakan posisi control manajer yaitu guru melakukan sesuatu bersama murid,mempersilakan murid mempertanggungjawabkan perilakunya dan mendukung murid menemukan solusi atas permasalahannya sendiri.

Posisi manajer tertuju pada restitusi yang dapat menjadikan murid sebagai manajer agar memahami dirinya sendiri sehingga tercipta identitas positif pada murid.

4. Keyakinan kelas

Membuat keyakinan kelas guru berperan dalam menciptakan terbentuknya keyakinan sekolah atau kelas dengan adanya kesepakatan antara guru dan murid

Keyakinan sekolah atau kelas berupa pernyataan yang umum yang mudah dipahami dan diingat dan harus diterapkan dilingkungan sekolah.

5. Segitiga restitusi

Segitiga restitusi dalam menyelesaikan masalah. Dalam hal ini guru berperan sebagai manajer menggunakan segitiga restitusi dalam menyelesaikan masalah

melalui tiga tahapan yaitu : menstabilkan identitas, validasi tindakan yang salah serta menanyakan keyakinan dengan tujuan dapat menghasilkan murid yang mandiri dan bertanggung jawab.

1. Berikutnya keterkaitan budaya positif dengan tiga materi sebelumnya adalah di modul 1.1 tentang filosofi Ki Hajar Dewantara,dengan menjalankan budaya positif di sekolah akan mempermudah tercapainya tujuan pendidikan nasional sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara, yaitu pendidikan yang berpihak kepada murid dan bersifat menuntun tumbuh kekuatan kodrat yang ada pada murid. selanjutnya modul 1.2 yaitu tentang nilai-nilai guru penggerak, budaya positif bisa terwujud bila guru memiliki lima nilai tersebut yaitu : berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif serta inovatif. Selanjutnya modul 1.3 yaitu tentang visi-visi guru penggerak. Budaya positif dapat terwujud dengan mendorong budaya kolaborasi antar sesama murid dan guru serta warga sekolah sehingga keyakinan sekolah yang sudah disepakati dapat dijalankan bersama-sama.

2. Perubahan apa yang terjadi dalam menciptakan budaya positif di sekolah atau di kelas setelah mempelajari modul ini?

Salah satu perubahan yang terjadi adalah suara perubahan yang sesuai dengan visi guru penggerak adalah terbentuknya budaya positif agar sekolah menjadi nyaman, aman dan berpihak pada murid untuk mewujudkan visi guru dan profil pelajar pancasila.

REFLEKSI

1. Sejauh mana pemahaman anda tentang konsep-konsep inti yang telah anda pelajari di modul ini? apakah ada hal-hal menarik diluar dugaan anda?

Sejauh ini saya sudah memahami konsep-konsep inti dalam modul budaya positif yang berhubungan dengan disiplin positif, teori control, teori motivasi, hukuman serta penghargaan, posisi control guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas dan segitiga restitusi. Semua konsep inti tersebut harus tanamkan dalam diri, diwujudkan dalam tindakan serta dibagikan kepada rekan guru dan teman sejawat di sekolah.

Hal yang menarik bagi saya adalah dan terjadi diluar dugaan adalah?

a. Hukuman dan penghargaan

Dulu saya berpikir hukuman adalah sesuatu yang sangat saya hindari, karena dengan menghukum murid bisa mematikan motivasi murid, dan meyakini memberikan penghargaan adalah suatu Tindakan yang dapat memotivasi murid sebagai bentuk apresiasi dalam hal perilaku baik mereka.

Ternyata setelah saya belajar modul ini hukuman dan penghargaan sama-sama bisa mematikan motivasi intrinsik murid, dan dengan penghargaan bisa membuat murid menjadi ketergantungan dan pada ujungnya tidak baik bagi pribadinya dan masa depannya.

b. Keyakinan dan peraturan kelas

Saya dulu berpikir peraturan kelas itu adalah suatu cara yang sangat efektif untuk mengatur murid. Setelah saya belajar modul ini, peraturan bukanlah salah satu yang efektif dalam menciptakan budaya positif, ini hanya hanyalah motivasi eksternal saja, sedangkan keyakinan kelas merupakan motivasi tentang hal-hal baik untuk membantu murid dan guru dalam menjalankan aktivitas belajar dengan cara yang baik dan bermakna..

c. Segitiga restitusi

Hal yang paling menarik bagi saya ketika restitusi adalah proses menciptakan kondisi mencari solusi untuk memperbaiki keadaan murid, sehingga bisa kembali menjadi baik dengan karakter yang lebih kuat. Segitiga restitusi dapat membantu murid menjadi diri sendiri setelah berbuat suatu tindakan salah.

2. Perubahan apa yang terjadi pada cara berpikir anda dalam menciptakan budaya positif di kelas atau pun di sekolah setelah mempelajari modul ini?

Saya menyadari setelah mempelajari modul 1.4 ini posisi kontrol yang biasa saya lakukan di kelas sebagai penghukum dan pemantau murid ternyata keliru, seharusnya sebagai manajer dengan cara menangani masalah dengan menggunakan segitiga restitusi memberikan kebebasan kepada murid untuk mencari solusi terhadap tindakan yang dilakukan dan bisa bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri.

3. Pengalaman saat apakah anda pernah alami terkait penerapan konsep-konsep inti dalam modul 1.4 (budaya positif) baik di lingkup sekolah maupun di kelas anda?

Saat saya mempelajari terkait penerapan konsep-konsep inti budaya positif baik di lingkup kelas maupun sekolah adalah saya menggunakan segitiga restitusi dengan posisi kontrol sebagai manajer. Dan tantangan saya masih terjadi di lingkungan sekolah yaitu ada ada guru yang masih menggunakan control penghukum sebagai tindakan yang efektif untuk mendisiplinkan murid, sehingga yang harus saya melakukan pendekatan dengan berkomunikasi misalnya mengajak teman-teman guru untuk duduk bersama, berdiskusi dan memberikan pemahaman tentang disiplin positif dan budaya positif di sekolah.

Bagaimana perasaan anda ketika mengalami hal tersebut?

4. Perasaan saya akan terus menjadi diri yang lebih baik lagi dalam mendidik dan mengajar dan terus berupaya memperbaiki diri dengan nilai-nilai budaya positif di lingkungan kelas dan sekolah.

Adapun hal yang perlu saya perbaiki yaitu mengubah pemikiran diri saya sendiri dari posisi kontrol sebagai penghukum dan pemberi penghargaan menjadi seorang guru yang bisa mengambil peran sebagai manajer.

5. Menurut Anda, terkait pengalaman dalam penerapan konsep-konsep tersebut, hal apa sajakah yang sudah baik? Adakah yang perlu diperbaiki?

Hal yang sudah baik menurut saya adalah sudah mulai munculnya motivasi internal pada murid untuk melaksanakan budaya positif sesuai dengan nilai-nilai kebajikan yang diyakini dan dilaksanakan dengan baik sesuai dengan keyakinan yang sudah disepakati.

Yang harus saya perbaiki adalah posisi guru harus sebagai manajer.

6. Sebelum mempelajari modul ini, ketika berinteraksi dengan murid, berdasarkan 5 posisi kontrol, posisi manakah yang paling sering Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda saat itu? Setelah mempelajari modul ini, posisi apa yang Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda sekarang? Apa perbedaannya?

Sebelum mempelajari modul ini posisi kontrol yang saya gunakan adalah sebagai penghukum dan pemantau, perasaan saya kala itu sangat merasa bersalah dan ada rasa takut dan cemas atas tindakan yang saya lakukan karena berlawanan dengan hati nurani saya sebagai pendidik dengan

memberikan hukuman atau konsekuensi kalau anak berbuat salah.setelah saya mempelajari modul ini saya merubah posisi kontrol sebagai manajer dalam menyelesaikan masalah atau tindakan yang dilakukan anak.perasaan saya menjadi tenang dan tidak cemas lagi, saya menyadari ternyata komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam proses pembentukan karakter anak sehingga anak bisa menjadi dirinya sendiri dan lebih bisa betanggungjawab.

7. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi permasalahan murid Anda? Jika iya, tahap mana yang Anda praktikkan dan bagaimana Anda mempraktikkannya?

Sebelum mempelajari modul ini saya pernah melakukan segitiga restitusi mungkin pada saat itu saya belum tahu tindakan apa yang saya lakukan sehingga pelaksanaannya tidak sesuai dengan tahapan-tahapan yang sudah saya pelajari dalam modul ini dan. Seperti menstabilkan identitas dengan memberikan pernyataan ‘’setiap orang pernah berbuat salah dan tidak ada manusia yang sempurna‘’

8. Selain konsep-konsep yang disampaikan dalam modul ini, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah?

Tentunya ada, yaitu berkolaborasi dengan semua pihak agar bisa mendukung dan menciptakan budaya positif. Kolaborasi bisa berbentuk dengan komunikasi seperti komunikasi dengan kepala sekolah, teman sejawat, wali murid dan sebagainya. Komunikasi tersebut juga berbentuk persamaan persepsi antara semua warga sekolah sehingga bisa jadi satu visi dan misi dalam menciptakan budaya positif.***

Salam Guru Hebat

Yusra, S. Ag

Calon Guru Penggerak Angkatan 8

Unit Kerja SMPN 2 Banda Aceh

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image