Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ary Gunawan

Asesmen Diagnostik untuk Pemetaan Kebutuhan Belajar Murid

Guru Menulis | Tuesday, 11 Jul 2023, 21:47 WIB
Tampilan layar Asesmen Diagnostik SMP Mugadeta (Dok. Pribadi)

Setiap awal tahun pelajaran, sekolah selalu menerima murid baru dan proses kenaikan kelas yang memungkinkan murid bertemu dengan guru dan teman baru, meskipun untuk beberapa mata pelajaran mungkin bertemu guru yang sama ketika sempat bertemu di kelas sebelumnya atau guru tersebut mengampu di semua tingkatan.

Terkhusus untuk murid baru, diperlukan upaya placement test (tes penempatan). Tes disini tidak dimaknai sebagai ujian tentang lulus atau tidak, tetapi asesmen untuk mengetahui kondisi murid, baik dari aspek kognitif maupun nonkognitif. Dengan adanya data tersebut, guru "tidak buta" terhadap kondisi murid sehingga mampu menyikapi penyesuaian metode, strategi bahkan media pembelajaran yang dilakukan, yang kini dikenal dengan istilah pembelajaran berdiferensiasi.

Menurut hasil penelusuran informasi yang penulis peroleh, asesmen diagnostik memiliki peran yang sangat penting dalam konteks pembelajaran. Secara terinci, Berikut adalah beberapa alasan mengapa asesmen diagnostik penting, diantaranya sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi kebutuhan belajar individu

Melalui asesmen diagnostik, kita dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan murid dalam berbagai aspek pembelajaran. Dengan demikian, kita dapat memahami kebutuhan belajar individu dan merancang strategi pengajaran yang sesuai untuk membantu murid mencapai potensi maksimal mereka.

2. Menyediakan informasi dasar

Asesmen diagnostik memberikan informasi dasar tentang pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman murid pada tahap awal pembelajaran. Informasi ini menjadi landasan penting bagi guru untuk merencanakan pengajaran yang sesuai dengan tingkat pemahaman murid dan memastikan bahwa murid membangun pengetahuan baru di atas fondasi yang kuat.

3. Mengidentifikasi kesenjangan pembelajaran

Asesmen diagnostik membantu mengidentifikasi kesenjangan antara pemahaman aktual murid dan apa yang diharapkan dalam kurikulum. Hal ini memungkinkan guru untuk menentukan area yang memerlukan perhatian lebih dalam pengajaran, serta merancang strategi remedial yang tepat untuk mengatasi kesenjangan tersebut.

4. Menyediakan umpan balik yang konstruktif

Asesmen diagnostik memberikan umpan balik kepada murid tentang kemajuan mereka dalam pembelajaran. Umpan balik ini dapat membantu murid memahami kekuatan dan kelemahan mereka, mendorong refleksi diri, dan memberikan motivasi untuk meningkatkan prestasi belajar.

5. Memandu pengambilan keputusan instruksional

Asesmen diagnostik memberikan informasi yang relevan bagi guru untuk mengambil keputusan instruksional yang tepat. Misalnya, guru dapat menyesuaikan metode pengajaran, mengubah strategi, atau menyediakan sumber daya tambahan berdasarkan hasil asesmen diagnostik. Hal ini memungkinkan pengajaran yang lebih efektif dan efisien.

6. Memfasilitasi perencanaan kurikulum

Asesmen diagnostik membantu dalam perencanaan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan murid. Dengan memahami tingkat pemahaman dan kemampuan murid, guru dapat merancang pengalaman belajar yang sesuai dan menentukan tujuan pembelajaran yang realistis.

Secara keseluruhan, asesmen diagnostik memainkan peran kunci dalam memahami kebutuhan belajar individu, membantu pengajaran yang disesuaikan, dan memastikan bahwa murid mencapai potensi maksimal mereka.

Dalam konteks pembelajaran kurikulum merdeka, asesmen diagnostik ini penting dilakukan agar guru sebagai pendidik profesional mampu mengenali gejala-gejala yang dimiliki murid. Melalui diagnosis yang tepat, guru diharapkan mampu memberikan treatment yang tepat sehingga tidak terjadi kesalahan penanganan, atau malpraktik.

Murid sebagai individu yang memiliki potensi dan kecerdasan majemuk selayaknya diberikan perhatian dan pendampingan yang selaras. Suara/ pendapat (voice), pilihan (choice) dan rasa memiliki (ownership) yang ada dari dalam diri murid seyogyanya mampu terfasilitasi sehingga kebahagiaan dan kesejahteran murid lahir batin (wellbeing) dapat terwujud.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image