Kisah Nyata : Tidak Ikut BPJS, Sepeda Motor Tabrakan Mondok di ICU Habis 80 Juta
Eduaksi | 2023-07-11 14:59:29Kali ini saya akan sedikit bercerita tentang kenapa kita harus ikut BPJS, mungkin kita tidak tahu apa yang akan terjadi ke depan, mungkin ekonomi kita juga tidak tahu ke depan apakah terus baik atau buruk. Saya sedikit ada cerita kisah nyata, ada seorang teman atau tetangga yang tidak perlu saya sebutkan namanya suatu ketika jatuh kecelakaan dari sepeda motor dan kakinya terluka lebar.
Kemudian beliau diperiksakan ke dokter, kemudian ke dokter mendapat resep obat lengkap. Kemudian setelah pulang, ternyata dirumah beliau juga minum obat yang lain juga yang tanpa resep dan juga minum minuman mengandung bersoda. Akhirnya beliau tidak sadarkan diri dan koma. Kemudian beliau dibawa ke rumah sakit. Dirumah sakit beliau menjalani rawat inap mondok serta harus masuk di ICU karena koma tidak sadarkan diri. Padahal biaya di ICU sangat mahal dan belum obat - obatan dan pemeriksaan penunjang seperti Rontgen, ct scan dll.
Setelah claim biaya ternyata biayanya membengkak sekitar 40 - 80 jutaan dan beliau tidak mempunyai BPJS. Akhirnya keluarga beliau kalang kabut mencari BPJS, ternyata BPJS tidak bisa diurus secara mendadak dan tidak bisa jadi dalam sehari. Maka dari itu akhirnya mereka mencari hutang dan sumbangan tetapi belum mencukupi. Dikarenakan biaya yang terus membengkak dan tak kunjung ada perubahan membaik dan terus koma, akhirnya biaya terus membengkak. Dengan ekonomi yang pas Pasan akhirnya mereka harus pontang panting mencari dana.
BPJS sendiri merupakan badan penyelenggara jaminan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia. Pendirian BPJS sendiri bertujuan untuk bisa membantu warga yang baru sakit yang kesusahan untuk berobat sehingga bisa meringankan warga Indonesia yang kesusahan. Konsep BPJS sendiri merupakan prinsip gotong royong antar warga masyarakat Indonesia.
Dosen Spesialis Medikal Bedah Prima Trisna Aji menyampaikan bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati, seperti halnya ketika kita sehat juga harus bisa mengantisipasi cadangan apabila kita sakit apakah sudah punya jaminan kesehatan atau tidak. Hal ini diperlukan untuk mengantisipasi biaya yang membengkak ketika menjalani rawat inap di Rumah Sakit. Selain itu penerapan seperti promosi, preventif, kuratif dan rehabilitatif harus diedukasikan kepada pasien supaya bisa mencapai taraf kesehatan yang diinginkan. *Red
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.