Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dimas Muhammad Erlangga

Kita Butuh Ganti Haluan Ekonomi Nasional!

Politik | 2023-07-07 03:44:03

Reshuffle Kabinet yang terjadi pada Juni 2022 lalu, ternyata tidak mengubah apa apa pada Haluan Ekonomi Nasional. Dan lagi lagi (sekali lagi) masih bermodalkan Politik Dagang Sapi.

Entah mengapa, ada opini yang kuat, terutama dari orang-orang yang menghendaki reshuffle kabinet, bahwa langkah ini akan sedikit memperbaiki kinerja pemerintahan. Seolah-olah kelemahan pemerintahan nasional saat ini terletak pada orang-orang atau menteri-menteri yang tidak becus bekerja.

Satu hal yang perlu digaris-bawahi, bahwa kegagalan pemerintahan sekarang tidak hanya pada satu atau beberapa bidang atau kementerian. Tetapi kegagalan pemerintahan sekarang bersifat menyeluruh di segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga, sangat salah jika mengidentifikasi persoalan hanya pada kesalahan orang-perorang saja.

Karena itu, sejak awal munculnya isu reshuffle, saya sudah menduga bahwa penyelesaian itu tidak akan mengubah apapun. Pejabat menteri bisa berganti orang, tetapi nuansa kebijakannya akan tetap sama dengan menteri sebelumnya. Mengganti separuh, atau bahkan keseluruhan menteri, jikalau tidak diserta pergantian haluan kebijakan, maka jangan berharap ada perbaikan yang sifatnya mendasar.

Oleh karena itu, menurut hemat kami, yang perlu disuarakan keras-keras sekarang ini adalah kebutuhan mengubah haluan, khususnya ekonomi dan politik. Bahkan, jika kepemimpinan nasional menolak mengubah haluan, maka kepemimpinan nasional pun mendesak untuk segera diganti.
Perjalanan bangsa di bawah kepemimpinan Jokowi-Amin (Atau Jokowi Periode Kedua), yang semakin mengarah kepada neokolonialisme, adalah pengingkaran terhadap cita-cita proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Sistim politik kita terus dirongrong oleh FREE FIGHT LIBERALISM dan otonomi yang didikte oleh pihak luar. Sistem ekonomi kita sudah sangat liberal (baca : Neoliberal), dan itu sangat terang bertolak belakang dengan semangat pasal 33 UUD 1945.

Saat ini, kita adalah sebuah bangsa yang berjalan melawan tujuan. Alih-alih mendekati masyarakat adil dan makmur, justru perjalanan bangsa kian mengarah pada keterpurukan seperti era kolonial: kemiskinan mayoritas rakyat, kehancuran ekonomi, keterbekalangan, kerusakan mental, dan lain sebagainya.
Pendek kata, jikalau tidak ada perubahan haluan, yaitu kembali kepada cita-cita proklamasi kemerdekaan 17 agustus, maka bangsa ini akan berjalan terus dalam kegelapan dan mendekati kehancuran.
Di dunia ini, ada banyak bangsa yang sedang berjuang sama dengan kita. Mereka juga melakukan koreksi atas kesalahan-kesalahan mereka, dan mulai berjuang keras untuk keluar dari jebakan neoliberalisme. Karena neoliberalisme—mengutip perkataan Mendiang Hugo Chavez, Mantan Presiden Venezuela—"hanya menciptakan jalan ke neraka".
Politik reshuffle (dan apapun itu bentuknya), kalaupun itu tetap dipaksa diberlakukan, hanya rekonfigurasi sementara dari kekuasaan neoliberal di Indonesia. Tetapi, rezim neoliberal itu sendiri tidak bisa menutup krisis di dalam dirinya. Juga tidak berdaya menyuap keresahan dan ketidakpuasan massa rakyat yang sudah meluas.

Karena itulah, seiring dengan tumbuh-kembangnya ketidakpuasan itu, mari kita serukan "gerakan ganti haluan negara”; kembali kepada cita-cita proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, UUD 1945 (sebelum amandemen 2002), dan Pancasila, Dasar Negara Kita.

YUDYA PRATIDINA MARHAENIS!

MERDEKA!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image