PWI Sumsel Cawe-Cawe Transformasi Bisnis Digital (Bagian 1)

Bisnis  
Ketua PWI Sumsel Firdaus Komar. (FOTO : FB Firdaus Komar)

KAKI BUKIT – Masih ingat dengan kata “cawe-cawe” yang disampaikan Presiden Joko Widodo? Beberapa waktu Presiden menyampaikan ke publik akan cawe-cawe dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Pernyataan tersebut mendapat beragam tanggapan di tengah masyarakat. Salah satunya dari pakar hukum tata negara Denny Indrayana.

Denny Indrayana yang kini tengah berada di Australia melakukan aksi damai di aksi damai soal cawe-cawe Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Federation Square, Melbourne, Australia pada 3 – 6 Juli 2023. Aksi damai dengan membentangkan spanduk bertuliskan “Jokowi Don’t Cawe-Cawe Stop Dynasty.” Menurut mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM itu, aksi damai itu dilakukannya karena mengingat Presiden Jokowi tengah berada di Australia.

Presiden Jokowi sendiri telah memberikan penjelasan, cawe-cawe tersebut sebagai bagian dari kewajiban moral sebagai presiden. Presiden menilai ia harus ikut campur untuk mengamankan transisi kepemimpinan. Ia ingin proses ini berjalan baik.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

“Cawe-cawe udah saya sampaikan bahwa saya cawe-cawe itu menjadi kewajiban moral, menjadi tanggung jawab moral saya sebagai presiden dalam masa transisi kepemimpinan nasional,” kata Jokowi pada Sekolah Partai PDIP di Jakarta 6 Juni lalu.

Di Palembang, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumatera Selatan (Sumsel) tengah cawe-cawe mengurusi bisnis dengan mengusung diskusi bertajuk “Transformasi Bisnis di Era Digital“ di sebuah hotel berbintang pada 6 Juli 2023. Dari agenda kegiatan ini akan muncul pertanyaan, “Apa urusannya PWI merambah ke urusan bisnis, PWI itu kan organisasi wartawan?”

Jika muncul pertanyaan seperti itu, tidak usah direspon berlebihan karena buang-buang energi saja. Cawe-cawe ala PWI Sumsel tersebut adalah praktek positif yang patut didukung. Diskusi adalah format dukungan bagi organisasi wartawan ini terhadap para pelaku usaha atau bisnis di Sumsel pada era digital saat ini. Kontribusi pemikiran dari diskusi tersebut bisa menjadi nilai tambah dalam melakukan transformasi bisnis pada era digital atau era milenial.

Justru pertanyaan yang patut dilontarkan adalah “Apa itu transformasi bisnis di era digital?” Pertanyaan tersebut bisa diperluas, “Apa itu transformasi ekonomi digital?”

Transformasi Digital

Diskusi yang diusung PWI Sumsel dengan tajuk “Transformasi Bisnis di Era Digital“ adalah mendiskusikan jenis transformasi bisnis dengan memperkenalkan atau mengadaptasi layanan bernilai tambah dan menggunakan teknologi baru untuk menghasilkan dampak langsung pada usaha atau bisnis yang dijalankan. Teknologi itu adalah teknologi digital.

Menurut pakar bisnis dan manajemen Jhon P. Kotter, transformasi bisnis ada yang bersifat radikal yang cenderung mengubah referensi, arah, dan kebijakan organisasi. Ada juga transformasi bisnis yang dilakukan secara kontinyu untuk memelihara keseimbangan organisasi. Atau transofrmasi bisnis adalah perubahan dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan terhadap pola pikir, pola pandang dan pola tindak perusahaan, strategi bisnis, budaya perusahaan maupun perilaku dan kemampuan organisasi.

Jhon Kotter menjelaskan, bahwa dalam transformasi bisnis minimal mencakup lima elemen utama. Elemen pertama adalah menentukan visi (visioning), penetapan strategis (strategic positioning) dan pengembangan strategi perusahaan (corporate strategy development).

Elemen kedua adalah peningkatan kemampuan organisasi (organization competency). Tahap ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam menghadapi tantangan persaingan usaha. Elemen ketiga adalah pengembangan sumber daya manusia untuk melakukan perubahan mendasar pada pengelolaan dan kesisteman sumber daya manusia.

Kemudian elemen keempat adalah pemantapan budaya perusahaan agar seluruh kekuatan perusahaan dapat diikat menjadi satu dan diarahkan kepada sasaran yang diinginkan. Elemen kelima adalah pencapaian sasaran bisnis dan penciptaan nilai.

Sementara itu transformasi bisnis digital menurut Fadali Rahman dalam “Model Bisnis Di Era Transformasi Digital” (2002), adalah penerapan teknologi untuk membangun model, proses, perangkat lunak, dan sistem bisnis baru yang menghasilkan pendapatan yang lebih menguntungkan, keunggulan kompetitif yang lebih besar, dan efisiensi yang lebih besar.

Dalam penerapannya, transformasi bisnis pada era digital adalah upaya mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital. Dalam pengertian yang sederhana, transformasi bisnis adalah perpindahan atau pergeseran atau bahasa kerennya transformasi dari bisnis era konvensional ke era digital. Transformasi terjadi karena dianggap dapat dapat meningkatkan kinerja bisnis dan diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi skala besar. (maspril aries)

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Penggiat Literasi-Tutor-Penulis & Penerbit Buku -- PALEMBANG - INDONESIA

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image