Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Kakang Kariman

Bukan Hanya Manusia, Ahli Tulang Asal Solokan Jeruk Ini Mampu Sembuhkan Kuda

Info Terkini | Saturday, 01 Jul 2023, 11:22 WIB
Pak Didi tengah memijat seekor kuda yang mengalami masalah otot dan tulang di Pujasera, Desa Panyadap, Kecamatan Solokan Jeruk, Bandung, Kamis (29/6/2023). Foto: M. Kakang Kariman/ Dokumen Pribadi.

Suasana sebuah rumah yang tampak seperti balai pengobatan di Pujasera, Desa Panyadap, Solokan Jeruk, Kabupaten Bandung, Jawa Barat terlihat ramai. Rumah itu dipenuhi oleh belasan orang bahkan lebih. Keramaian ini bukan terjadi lantaran ada hajatan atau kemalangan. Orang-orang ini berkumpul untuk mendapat pengobatan di tempat praktik pijat tulang Pak Didi.

Namanya sudah dikenal oleh seluruh masyarakat di sekitar sana, bahkan ada yang datang dari luar kota juga dengan kelas sosial yang beragam. Orang-orang pada umumnya mengenal beliau sebagai ahli tulang manusia saja, tetapi orang-orang yang bekerja sebagai kusir kuda atau orang yang memiliki kuda mengenal beliau sebagai ahli tulang pada hewan khususnya kuda.

“Saya memiliki seekor kuda yang sering dipekerjakan setiap hari dari pagi sampai sore, kalau kudanya bermasalah, saya selalu membawanya ke tempat Pak Didi,” kata Iyan salah satu dari banyaknya pasien kuda yang datang.

Pengobatan Pak Didi tidak mematok tarif. Para pasien memberikan biaya pengobatan secara sukarela. Tempat pengobatan Pak Didi ini buka setiap saat, dikarenakan para pasien tidak pernah putus mendatangi tempat pengobatan itu.

"Per harinya pasien bisa mencapai puluhan orang, dan saat akhir pekan mungkin bisa mencapai 100 orang," kata Tuti istri dari Pak Didi sendiri.

Selain karena tidak adanya tarif harga, praktik pijat terhadap hewan khususnya kuda ini menjadi salah satu faktor penyebab dari kepopuleran tempat memijat Pak Didi.

Bagaimana tidak, kita sendiri pasti menyadari bahwa pengobatan alternatif terhadap kuda ini sangat jarang diketahui dan juga ditemukan, bahkan bisa dibilang tempat pengobatan Pak Didi ini menjadi satu-satunya tempat yang sering didatangi oleh orang-orang yang membawa pasien kuda, dimulai dari kuda pekerja, kuda balap, kuda peliharaan dan lain-lain. Sebagian besar orang yang datang berasal dari tempat-tempat yang cukup jauh.

Pak Didi sendiri mulai bercerita saat dirinya mulai mempraktikan ilmu memijatnya sejak tahun 1970-an. Banten menjadi saksi dimulainya praktik pemijatan tersebut sebelum akhirnya Pak Didi memutuskan untuk pindah rumah pada tahun 1985-an dari Banten ke Solokan Jeruk, Kabupaten Bandung.

“Saya bisa mendapatkan ilmu ini dikarenakan adanya faktor turunan, jadi bisa dibilang saya mewarisi keterampilan yang dimiliki oleh leluhur saya, khususnya kakek saya,” ujar Pak Didi ketika sedang bercerita.

“Dulu saya sering dibawa kemana-mana oleh kakek saya, saya belajar praktik memijat ini dari dirinya, tapi untuk praktik memijat kuda, saya belajar sendiri karena bagi saya tulang kuda dan manusia itu sama, yang membedakan adalah ukuran dan kesulitannya saja,” tambah Pak Didi.

Sampai sekarang, Pak Didi masih menjadi satu-satunya orang yang bisa melakukan praktik memijat pada kuda. Belum ada orang lagi yang dapat mewarisi atau mampu memiliki ilmu memijat ini, bahkan anak-anaknya pun tidak ada yang bisa memijat karena memang tidak ingin belajar memijat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image