Gaya Kepemimpinan Koersif (Coersive Style), Inilah Potensi Negatif yang Ditimbulkan
Bisnis | 2023-06-28 21:59:59Koersif adalah sebuah gaya kepemimpinan yang sering kali dianggap kontroversial dan berpotensi menghasilkan dampak negatif dalam lingkungan kerja. Gaya kepemimpinan ini didasarkan pada pemaksaan kehendak dan penggunaan kekuatan untuk mencapai tujuan, tanpa mempertimbangkan opini atau partisipasi dari anggota tim. Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang esensi dari kepemimpinan secara koersif sebagaimana yang disadur dari situs BelajarEkonomi.
Kepemimpinan koersif sering kali ditandai dengan adanya tekanan, intimidasi, atau ancaman terhadap bawahan. Pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan ini berusaha untuk mengendalikan dan memanipulasi anggota timnya agar mereka tunduk pada kehendaknya. Tujuan yang ingin dicapai biasanya diletakkan di atas segalanya, bahkan jika itu berarti mengorbankan kesejahteraan atau keseimbangan kerja.
Salah satu karakteristik utama dari kepemimpinan koersif adalah kurangnya ruang untuk partisipasi dan kolaborasi. Anggota tim cenderung merasa tidak dihargai dan diabaikan dalam proses pengambilan keputusan, sehingga semangat kerja dan kreativitas mereka bisa tergerus. Kondisi ini bisa menyebabkan tim menjadi tidak harmonis dan produktivitas menurun.
Dalam konteks kepemimpinan koersif, hubungan antara pemimpin dan bawahan cenderung didasarkan pada ketakutan dan kepatuhan, bukan kerjasama dan kepercayaan. Bawahan merasa terpaksa untuk melakukan apa yang diinginkan oleh pemimpin, karena mereka takut akan konsekuensi yang akan mereka hadapi jika tidak mematuhi perintah. Akibatnya, suasana kerja menjadi tegang dan kualitas hubungan antar anggota tim terganggu.
Selain itu, kepemimpinan koersif juga bisa berdampak negatif pada kesejahteraan individu. Stres, kecemasan, dan perasaan tidak aman menjadi hal yang umum dialami oleh anggota tim yang dipimpin secara koersif. Mereka mungkin merasa tertekan untuk mencapai standar yang ditetapkan, dan ini bisa berdampak pada kesehatan mental dan fisik mereka. Jika situasi ini dibiarkan berlarut-larut, dampaknya dapat merusak produktivitas dan mengarah pada tingkat keberhentian yang tinggi di antara anggota tim.
Dalam kesimpulannya, kepemimpinan koersif memiliki potensi negatif yang signifikan terhadap tim dan individu di dalamnya. Ketika pemaksaan dan kekuasaan digunakan sebagai sarana utama untuk mencapai tujuan, kerjasama, partisipasi, dan kesejahteraan tim menjadi terabaikan. Oleh karena itu, penting bagi pemimpin untuk mengembangkan gaya kepemimpinan yang lebih kolaboratif dan mengedepankan komunikasi yang baik, untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif bagi semua anggota tim.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.