Perbedaan Idul Adha di Arab dan di Indonesia
Agama | 2023-06-28 11:03:07Puasa Arafah dan Wukuf di Arafah: Dua Ibadah yang Berbeda
Tidak ada kaitan mutlak antara sunahnya puasa Arafah dengan pelaksanaan wukuf di padang Arafah. Puasa Arafah dan Wukuf di padang Arafah adalah dua entitas ibadah yang berbeda.
Dalam sejarah tercatat bahwa pernah terjadi situasi perang di Arab yang mengakibatkan pelaksanaan haji ditiadakan, dengan demikian, tidak ada ritual wukuf di Arafah. Namun, hal ini tidak berarti puasa Arafah tidak dilaksanakan. Ibadah puasa yang sangat dianjurkan ini tetap bisa dilakukan oleh umat Islam di belahan negeri yang lain.
Puasa Arafah dilaksanakan pada setiap tanggal 9 Dzulhijjah menurut ketetapan penanggalan di tempat masing-masing. Jadi ini tidak sama sekali berkaitan dengan pelaksanaan wukuf di Padang Arafah yang dilakukan oleh umat Islam yang sedang melaksanakan ibadah haji.
Ketetapan Hari Raya Idul Adha Yang Berbeda
Ketetapan hari raya Idul Adha itu sudah jelas. Masalah penetapan hari raya Idul Adha itu tidak berbeda dengan masalah hari raya Idul Fitri.
Memang terjadi perbedaan pendapat ulama tentang penetapan tanggal, seperti penetapan tanggal 1 Syawwal dan tanggal 1 Dzulhijjah, dan perbedaan itu sudah disepakati bersama.
Jika penetapan tanggal 1 Dzulhijjah di Arab Saudi berbeda dengan yang ada di Indonesia, maka menurut mazhab Imam Syafi'i, karena tanggal 1 Dzulhijjah-nya berbeda maka tanggal 9 dan 10 Dzulhijjah-nya juga berbeda.
Karena kita tinggal di Indonesia, maka dalam mazhab Imam Syafi'i maka berpuasa Arafah tepat tanggal 9 Dzulhijjah atau Rabu (28/6/2023) sesuai dengan yang kita ketahui dari hasil itsbat. Berbeda-beda tempat maka berbeda-beda waktu sesuai dengan pakar yang mengetahui rukyatul hilal atau hisab.
Mengikuti Ketentuan di Indonesia atau Arab?
Sebagaimana di Indonesia yang berpuasa Arafah pada hari Rabu (28/6/2023) sedangkan di Mekkah, Arab Saudi sudah menyembelih kurban, itu tidak mengapa dan tidak perlu dipersoalkan, karena Mekkah memiliki hisab dan rukyat tersendiri.
Namun jika kita memilih ikut Arab Saudi dalam perayaan Idul Adha adalah sah, menurut jumhur ulama.
Jadi perbedaan waktu Idul Adha antara Indonesia dengan Arab Saudi adalah sah karena masing-masing memiliki hisab dan rukyatul hisab tersendiri. Perbedaan semacam ini sudah biasa terjadi.
Dalil Mengkhususkan Ketentuan Ru'yat
Tidak ada dalil yang mengkhususkan atau yang membedakan antara ketentuan ru’yat untuk Idul fitri dengan ru’yat Idul Adha. Rasul bersabda, “Siapa di antara kamu yang sudah melihat Hilal Dzulhijah dan hendak berqurban, maka janganlah ia mencukur rambut dan jangan menggunting kukunya” (Hadis Sahih Muslim).
Demikian pula sabda Rasulullah, “Lebaran adalah pada saat kalian berlebaran dan berkurban adalah pada saat kalian berqurban". (Hadis Sahih Riwayat Tirmidzi).
Mendamaikan Perbedaan Pendapat
Perbedaan waktu perayaan Idul Adha ini seharusnya menjadikan umat Islam semakin paham, bukan malah dipersempit dan memicu keributan.
Pembahasan perbedaan waktu Idul Adha ini adalah bagian ahli Fikih, maka serahkan pada ahlinya, begitulah para ulama menjelaskan suatu perkara.
Harusnya para ustadz atau siapapun yang berbicara terkait perbedaan ini menjadi juru damai. Jika ada yang Idul Adha ikut Arab Saudi sesuai petunjuk ulama yang diikutinya adalah sah. Adapun orang yang meyakini Idul Adha ikut pemerintah Indobesia juga sah, tidak perlu ragu.
(Ditulis di Indonesia, dari berbagai sumber, pada 9 Dzulhijjah 1444 H).
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.