Ekonomi Syariah dalam Konsep Sustainable Development Goals (SDGs)
Ekonomi Syariah | 2023-06-27 13:52:01Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG's), pendekatan ekonomi pembangunan syariah muncul sebagai alternatif yang menarik. Ekonomi pembangunan syariah menggabungkan prinsip-prinsip ekonomi Islam dengan konsep pembangunan berkelanjutan, menciptakan kerangka kerja yang holistik dan etis.
Ekonomi pembangunan syariah bertujuan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, sambil memastikan keadilan sosial, keberlanjutan lingkungan, dan keberlanjutan ekonomi. Prinsip-prinsip ekonomi Islam, seperti keadilan, keberlanjutan, dan keadilan distributif, menjadi landasan bagi konsep ini.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi konsep pembangunan SDG's dalam ekonomi pembangunan syariah. Kita akan melihat bagaimana prinsip-prinsip ekonomi Islam dapat diterapkan dalam konteks pembangunan berkelanjutan, dengan fokus pada aspek-aspek penting seperti pengentasan kemiskinan, inklusi keuangan, pemberdayaan masyarakat, dan lingkungan.
Pengentasan kemiskinan adalah salah satu prioritas utama SDG's, dan ekonomi pembangunan syariah menekankan keadilan sosial dan distribusi yang adil dari sumber daya ekonomi. Melalui instrumen-instrumen seperti zakat (sumbangan wajib) dan infaq (sumbangan sukarela), ekonomi pembangunan syariah berupaya mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi antara individu dan kelompok yang lebih mampu dan yang kurang mampu.
Selain itu, inklusi keuangan menjadi faktor penting dalam pembangunan berkelanjutan. Ekonomi pembangunan syariah menyediakan alternatif keuangan yang berlandaskan prinsip-prinsip Islam, seperti mudharabah (kerjasama berbagi keuntungan) dan murabahah (pembiayaan jual beli dengan markup). Melalui model-model ini, ekonomi pembangunan syariah memastikan akses keuangan yang inklusif, terutama bagi mereka yang tidak terlayani oleh sektor keuangan konvensional.
Selanjutnya, pemberdayaan masyarakat juga menjadi fokus dalam ekonomi pembangunan syariah. Prinsip-prinsip ekonomi Islam, seperti keadilan, kemitraan, dan partisipasi aktif masyarakat, memungkinkan pemberdayaan ekonomi yang lebih luas. Ini dapat dicapai melalui pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang berlandaskan prinsip-prinsip ekonomi Islam, serta melalui program-program pendidikan dan pelatihan yang mendukung peningkatan keterampilan dan kapasitas individu.
Pada era yang semakin kompleks ini, tantangan pembangunan berkelanjutan telah menjadi agenda utama bagi komunitas global. Sustainable Development Goals (SDG’s) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menjadi panduan yang komprehensif dalam menghadapi masalah-masalah kompleks seperti kemiskinan, kelaparan, ketimpangan sosial, perubahan iklim, dan degradasi lingkungan.
Dalam upaya mencapai tujuan-tujuan SDG’s, ada kebutuhan untuk mencari pendekatan yang holistik dan beragam. Salah satu pendekatan yang menarik adalah ekonomi Islam, yang menawarkan kerangka kerja yang unik dan berpotensi memberikan kontribusi nyata dalam mewujudkan SDG’s.
Keadilan Sosial dan Pengentasan Kemiskinan
Salah satu pilar utama dalam prinsip-prinsip ekonomi Islam adalah keadilan sosial. Konsep ini sejalan dengan tujuan SDG’s untuk mengentaskan kemiskinan, mengurangi kesenjangan sosial, dan memastikan akses yang adil terhadap sumber daya ekonomi. Dalam ekonomi Islam, ada instrumen-instrumen seperti zakat (sumbangan wajib) dan infaq (sumbangan sukarela) yang digunakan untuk mengumpulkan dana yang kemudian disalurkan kepada mereka yang membutuhkan. Pendekatan ini memberikan kontribusi signifikan dalam mengurangi ketimpangan sosial dan kemiskinan.
Inklusi Keuangan yang Berkelanjutan
Inklusi keuangan menjadi faktor penting dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Ekonomi Islam menyediakan alternatif keuangan yang berlandaskan prinsip-prinsip Islam, seperti akad-akad syariah (perjanjian berdasarkan prinsip-prinsip Islam) dan lembaga keuangan syariah. Melalui model-model ini, ekonomi Islam memberikan akses keuangan yang inklusif, terutama bagi mereka yang tidak terlayani oleh sektor keuangan konvensional. Dalam konteks SDG’s, inklusi keuangan yang berkelanjutan berkontribusi pada pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), peningkatan kewirausahaan, dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Pemberdayaan Ekonomi dan Peran Perempuan
Pemberdayaan ekonomi, terutama peran perempuan dalam pembangunan, adalah aspek yang penting dalam SDG’s. Prinsip-prinsip ekonomi Islam, seperti keadilan dan kemitraan, mempromosikan pemberdayaan ekonomi yang melibatkan seluruh masyarakat. Dalam ekonomi Islam, perempuan memiliki hak dan peran yang sama dalam berkontribusi dan memanfaatkan sumber daya ekonomi. Ekonomi Islam mendorong partisipasi aktif perempuan dalam sektor ekonomi.
Kondisi Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Salah satu upaya untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat melalui SDGs adalah mengimplementasikan Tujuan 8 Pekerjaan layak dan Pertumbuhan Ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan nasional. Sadeq (1987) mengemukakan bahwa dalam Islam, pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai perkembangan yang terus-menerus dari faktor produksi secara benar yang mampu memberikan kontribusi bagi kesejahteraan manusia. Menurut Michael Todaro (2000), pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas tersebut dimungkinkan oleh adanya kamajuan atau penyesuaianteknologi, intitusional dan ideologi terhadap berbagai keadaan yang ada (Todaro, 2000). Pada tahun 2021, pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat menjadi 5.02% setelah pada tahun 2020 pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan yang cukup signifikan karena adanya pandemi COVID-19.
Digitalisasi Keuangan Syariah
Tranformasi digitalisasi layanan perbankan syariah adalah sebuah keniscayaan. Di era digital seperti saat ini bentuk media sudah beralih ke format online karena mudah diakses oleh siapa saja yang membutuhkan informasi termasuk pengetahuan tentang ekonomi dan perbankan Syariah. Salah satu bentuk inovasi digitalisasi lembaga keuangan syariah adalah mobile banking (perbankan seluler), seperti BSI Mobile. Aplikasi ini dapat mempermudah masyarakat untuk membuat rekening bank syariah tanpa perlu datang ke kantor cabang, kemudian selain produk perbankan syariah, aplikasi ini menawarkan produk keuangan syariah lain seperti asurasi syariah, e-Mas, e-Commerce, haji dan umrah, dan banyak lagi lainnya. Selain itu, untuk keperluan sosial masyarakat dapat membayar Zakat, Infaq, Shadaqah dan Wakaf di aplikasi ini. Mobile banking merupakan sebuah inovasi teknologi keuangan syariah yang dikhususkan untuk memudahkan nasabah dalam mengakses layanan dan produk keuangan Syariah serta meningkatkan pangsa pasar keuangan syariah. Hal ini didukung dengan adanya peningkatan akses terhadap internet. Menurut data Badan Pusat Statistik pada tahun 2021 dari hasil pendataan Survei Susenas 2021, sebanyak 62,10 % populasi Indonesia telah mengakses internet di tahun 2021. Oleh karena itu, urgensi pemanfaatan internet untuk kelanjutan bisnis industri keuangan syariah sudah sangat diperlukan.
Konservasi Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan menjadi pilar penting dalam SDG’s, dan ekonomi Islam menganjurkan perlindungan lingkungan alam. Prinsip-prinsip Islam mengajarkan tanggung jawab manusia sebagai khalifah (pengurus) bumi untuk menjaga dan memelihara alam semesta. Ekonomi Islam mendorong praktik bisnis yang berkelanjutan secara lingkungan, seperti penggunaan energi terbarukan, pengelolaan air yang bijaksana, dan perlindungan terhadap keanekaragaman hayati.
Kontribusi ekonomi Islam dalam mewujudkan Sustainable Development Goals (SDG’s) melibatkan harmoni antara prinsip-prinsip Islami dan agenda pembangunan global. Melalui konsep keadilan sosial, inklusi keuangan, pemberdayaan ekonomi, pendidikan yang berkualitas, dan konservasi lingkungan, ekonomi Islam dapat memberikan sumbangsih yang signifikan dalam mencapai tujuan SDG’s. Pentingnya menggabungkan prinsip-prinsip Islam dengan agenda pembangunan global akan membawa manfaat yang lebih besar bagi masyarakat dan lingkungan, menciptakan dunia yang lebih adil, berkelanjutan, dan inklusif bagi semua.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.