Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Inklusif dalam Mengatasi Kemiskinan
Ekonomi Syariah | 2023-06-26 17:30:04Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai suatu proses pertumbuhan output perkapita dalam jangka panjang. Hal ini berarti dalam jangka panjang, kesejahteraan tercermin pada peningkatan output perkapita yang sekaligus memberikan banyak alternatif dalam mengkonsumsi barang dan jasa, serta diikuti oleh daya beli masyarakat yang semakin meningkat. Pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan perkembangan yang berfluktuatif. Perkembangan pertumbuhan ekonomi tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor baik dari faktor ekonomi maupun non ekonomi. Faktor ekonomi dapat berupa kebijakan pemerintah seperti kebijakan fiskal dan kebijakan moneter, kondisi ekonomi negara lain, dan faktor non ekonomi seperti bencana alam, sosial budaya, dan lain-lain. Terdapat beberapa permasalahan ekonomi yang terjadi di negara ini. Salah satu nya yang utama yaitu tingkat kemiskinan. Tingkat kemiskinan di Indonesia masih menunjukkan angka yang cukup tinggi. Kemenkeu menyebutkan tingkat kemiskinan di Indonesia per-September 2022 sebesar 9,57% atau sebanyak 26,36 juta orang yang kehidupannya masih terbilang kurang mampu.
Kemiskinan merupakan masalah yang kompleks dan memprihatinkan yang dihadapi oleh banyak negara di seluruh dunia. Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan pendekatan yang berfokus pada pertumbuhan ekonomi inklusif. Pertumbuhan ekonomi inklusif berarti tidak hanya memperhatikan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, tetapi juga memastikan bahwa manfaatnya dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, terutama mereka yang berada dalam kondisi kemiskinan.
Salah satu langkah penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif adalah menciptakan kesempatan kerja yang layak dan produktif bagi masyarakat yang berada dalam kemiskinan. Kebijakan yang mempromosikan penciptaan lapangan kerja berkualitas, dengan upah yang adil dan jaminan perlindungan sosial, akan membantu mengurangi kemiskinan dan memberikan akses kehidupan yang lebih baik bagi mereka yang kurang beruntung. Program pelatihan keterampilan dan pemberdayaan ekonomi juga harus didorong agar individu yang miskin dapat mengembangkan keterampilan yang relevan dengan pasar kerja yang berkembang pesat.
Selain itu, investasi dalam sektor infrastruktur juga merupakan langkah penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan mengurangi kemiskinan. Infrastruktur yang memadai, seperti akses ke listrik, air bersih, transportasi, dan telekomunikasi yang terjangkau, dapat menciptakan peluang ekonomi baru di daerah yang terpencil dan membantu mengurangi kesenjangan antara wilayah perkotaan dan pedesaan. Pemerintah perlu memprioritaskan pembangunan infrastruktur di daerah-daerah yang miskin untuk meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas masyarakat.
Serta, perlu diberikan perhatian khusus pada sektor pertanian dan sektor informal, yang sering kali menjadi sumber penghidupan utama bagi mereka yang berada dalam kemiskinan. Dukungan untuk pertanian berkelanjutan, akses ke pasar yang adil, dan pelatihan keterampilan bagi pekerja sektor informal akan membantu meningkatkan produktivitas dan pendapatan mereka. Dan yang terakhir, perlu adanya perlindungan sosial yang kuat bagi masyarakat yang berada dalam kemiskinan seperti ada nya program jaminan sosial seperti jaminan kesehatan maupun jaminan pendidikan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.