Nabi Muhammad SAW: Kenapa Banyak Orang Bersimpati Kepadanya?
Agama | 2021-12-27 08:58:51Salah satu kunci sukses dakwah Nabi Muhammad SAW yaitu diperolehnya simpati dari masyarakat di seluruh jazirah Arab waktu itu.
Lalu, mengapa beliau bisa mendapatkan simpati yang sedemikian hebat?
Pada umumnya, penduduk Arab dikenal begitu mengagumi dan memuja kekuatan dan keperkasaan. Kekuatan dan keperkasaan selalu dijadikan modal untuk menarik simpati dari masyarakat. Nabi SAW begitu paham dengan kondisi bangsa Arab yang seperti itu. Oleh karenanya, beliau terus berupaya agar kaum muslimin memiliki kekuatan besar guna mendapatkan simpati bangsa Arab. Diplomasi dan kerjasama menjadi upaya dominan yang dilakukan Nabi SAW dalam mendapatkan simpati dari bangsa Arab tersebut.
Sikap lemah lembut, tidak berlaku keras, dan tidak pernah memberikan syarat-syarat yang memberatkan terhadap musuh-musuhnya menjadi ciri khas beliau dalam berdakwah. Beliau pun selalu bersikap manusiawi dan tidak pernah berlaku sewenang-wenang kepada musuh-musuh yang telah ditaklukannya. Berbeda dengan kabilah-kabilah lain yang apabila berhasil menaklukan musuh biasanya akan diperlakukan secara sewenang-wenang.
Walaupun Nabi SAW dan kaum muslimin memiliki kekuatan sangat dahsyat namun tidak pernah berlaku sewenang-wenang terhadap musuh-musuhnya. Hal tersebut membuat Nabi SAW dan kaum muslimin mendapatkan simpati dari bangsa Arab. Sehingga mereka memiliki minat yang tinggi untuk mengikuti ajaran Nabi SAW.
Yukk , Kita Belajar dari Baginda Nabi SAW tentang Bagaimana Cara Memperoleh Simpati
Pelajaran 1:
Pada peristiwa Fath Mekkah, tatkala pasukan yang dipimpin Nabi SAW telah memasuki jantung kota Mekkah (Ka’bah), beliau dan pasukan hadir di sana dengan tidak sama sekali memperlihatkan wajah-wajah yang penuh permusuhan, kemudian Nabi SAW menyerukan agar pasukannya menghancurkan berhala dan gambar yang berada di sekitar Ka’bah. Kala itu Nabi membacakan firman Allah SWT (QS:17:18), yang artinya: ”Katakanlah, telah datang kebenaran dan telah lenyap kebatilan. Sesungguhnya yang batil itu pasti lenyap.” Nabi kemudian memimpin prosesi thawaf dengan mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh putaran seraya mengumandangkan kalimat talbiyah: ”labbaik Allahumma labbaik” disertai pengesaan terhadap Allah: ”la ilaha illaLah” dan seruan takbir: ”Allahu Akbar”.
Mendengar seruan-seruan talbiyah, penduduk Mekkah datang berbondong-bondong ingin meyaksikan prosesi thawaf tersebut. Mereka tertarik dengan prosesi thawaf, dan diam-diam juga menaruh simpati kepada kaum muslimin yang tidak memperlakukan mereka sebagai musuh. Karena setelah berhasil menaklukkan Mekkah, Nabi dan kaum Muslimin ternyata tidak memperlakukan warga Mekkah sebagai tawanan dan merampas harta benda mereka, melainkan langsung melaksanakan thawaf bersama.
Seusai thawaf, ditengah penduduk Mekkah Nabi memberikan khutbah. Beliau menyampaikan bahwa Allah SWT akan memberikan ampunan bagi anggota suku Kuraisy yang bersedia masuk Islam dan menghentikan kedzaliman mereka. Penduduk Mekkah tidak akan diperlakukan sebagai tawanan oleh kaum Muslimin, sebagaimana tradisi masa lalu dimana pihak yang kalah perang akan ditawan dan harta bendanya akan dirampas. Beliau pun memberikan kebebasan bagi mereka sebagai orang merdeka, dan bila warga Mekkah bersedia masuk agama Islam, maka dosa-dosa mereka di masa lalu akan diampuni oleh Allah SWT.
Mendengar khutbah yang ramah dan manusiawi itu, warga Mekkah pun bersimpati. Mereka merasa haru dan kagum pada sikap Nabi SAW yang memperlakukan mereka sebagai sahabat, bukan sebagai musuh. Padahal sebelumnya mereka sangat memusuhi Nabi SAW, bahkan nyaris membunuhnya. Kaum muslimin yang dulunya diperlakukan layaknya binatang, dicaci, dicela, dilempari kotoran, diusir, bahkan hendak dibunuh, kini justru datang dengan raut muka penuh persahabatan. Karena itulah, beberapa saat setelah Nabi SAW selesai khutbah, penduduk Mekkah lalu berbondong-bondong menyatakan diri masuk Islam.
Pelajaran 2:
Imam Al-Bukhori dan Muslim meriwayatkan dari Asma binti Abi Bakar bahwa ibunya yang musyrik pernah datang kepadanya. Lalu dia meminta fatwa kepada Rasulullah.
Asma bertanya, "Ibuku datang kepadaku dan dia ingin agar aku berbuat baik kepadanya. Apakah aku harus berbuat baik kepadanya?"
Rasulullah menjawab, "Ya, berbuat baiklah kepadanya."
Pelajaran 3:
Dalam sirahnya, Ibnu Ishaq meriwayatkan, "Ketika rombongan kaum Nasrani Bani Najran datang kepada Rasulallah SAW di Madinah, mereka menemui beliau di dalam masjid selepas salat Asar. Mereka masuk masjid dan salat di sana. Orang-orang pun hendak melarang mereka, namun Nabi berkata, biarkan mereka. Lalu mereka pun salat dengan menghadap ke arah Timur."
Atas kejadian tersebut, Ibnul Qayyim memberikan sebuah komentar yang mengandung muatan fikih. Dia menulis, "Ahli Kitab boleh memasuki masjid dan melaksanakan salat di masjid di hadapan umat Islam, dengan syarat hal tersebut dilakukan jika ada sesuatu sebab dan tidak menjadi kebiasaan.”
Nabi SAW pun sering mengunjungi para Ahli Kitab, baik dari kalangan Yahudi ataupun Nasrani. Beliau juga menghormati dan memuliakan mereka. Jika ada di antara mereka yang sakit, beliau menjenguknya. Beliau pun menerima hadiah dari mereka dan memberi hadiah kepada mereka.
Pelajaran 4:
Di dalam Al-Amwal Abu Ubaid menyebutkan sebuah riwayat dari Said bin Al-Musayyib, bahwa Rasulullah SAW pernah mengeluarkan shadaqah kepada keluarga orang Yahudi. Al-Bukhori meriwayatkan dari Anas, bahwa Nabi pernah menjenguk orang Yahudi. Lalu beliau mengajaknya untuk masuk Islam hingga dia masuk Islam. Setelah itu, beliau keluar dan bersabda, "Segala puji bagi Allah yang dengan perantaraku telah menyelamatkan dia dari api neraka."
Pelajaran 5:
Al-Bukhori meriwayatkan, ketika Rasulullah SAW wafat, baju perangnya masih digadaikan kepada orang Yahudi untuk memberi nafkah keluarganya. Padahal, beliau bisa saja meminjam kepada para sahabat, tapi bukannya berarti para sahabat beliau kikir. Beliau hanya ingin memberikan pelajaran kepada umatnya, bahwa beliau menerima hadiah dari non-muslim, selama mereka tidak berbuat jahat dan makar, dalam keadaan damai maupun perang.
Pelajaran 6:
Suatu hari jenazah seorang Yahudi lewat di depan Nabi SAW. Lalu beliau berdiri. Para sahabat berkata, "Itu adalah jenazah Yahudi!," beliau menjawab, "Bukankah dia juga manusia?"
Selian ke enam hal di atas, tentunya masih banyak lagi pelajaran yang dapat kita ambil dari banyak persitiwa dan kejadian yang menunjukkan bahwa Nabi SAW begitu luar biasa dalam menarik simpati bangsa Arab kala itu.
Nah, sikap Nabi SAW seperti di uraikan di atas, saat ini lazim di sebut dengan istilah sikap moderat. Tatkala mengambil sikap moderat tersebut Nabi SAW sering kali diuji oleh berbagai perlawanan, beragam fitnah, caci maki dan cemoohan dari pihak-pihak yang tidak bersetuju. Namun demikian, terhadap semua tindakan negatif tersebut, Nabi SAW tetap bersikap lemah lembut. Sikap demikian menimbulkan simpati dan keinginan golongan nonmuslim kala itu untuk memasuki Islam. Selain itu, sifat Nabi SAW ini membuat golongan nonmuslim yang ada di Madinah mendengarkan seruan-seruan kebaikan dan perdamaian yang disampaikan beliau.
Memang, sikap moderat seperti dicontohkan Nabi SAW sulit kita terapkan, karena sikap tersebut hanya di miliki oleh mereka yang mempunyai kedalaman ilmu agama. Namun demikian, tidak ada salahnya bagi kita untuk terus belajar menjadi moderat sebagaimana Nabi SAW contohkan. Beliau, mampu menjadi teladan bukan hanya untuk kaum muslim saja tapi pun juga bagi kalangan nonmuslim. Beliau adalah rahmatan lil alamin, kehadirannya di tengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan rasa kedamaian dan ketentraman bagi alam semesta terutama semua manusia tanpa membedakan agama, suku, dan ras. beliau menjadi rahmat bagi semesta, termasuk di dalamnya tumbuhan, hewan dan lingkungan. Betapa di kehidupan kita saat ini, kita merindukan sosok orang-orang yang mampu bersikap perilaku seperti beliau. Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad.
Sumber:
Dikutip dengan beberapa perubahan dari artikel berjudul “Nabi Muhammad, Teladan dan Motivator Moderasi Beragama” oleh: Dr. Biltiser Bachtiar, Lc, MA. https://kemenag.go.id/read/nabi-muhammad-teladan-dan-motivator-moderasi-beragama-orlpk
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.